Mohon tunggu...
Bryan Jati Pratama
Bryan Jati Pratama Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Author of Rakunulis.com

Qu'on s'apprête et qu'on part, sans savoir où on va

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Sayup

3 Agustus 2021   12:37 Diperbarui: 3 Agustus 2021   22:34 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: travel.kompas.com

Dada bergejolak saat ingatan
Kembali muncul dihadapan
Rapuhnya isi kepala
Yang menolak untuk lupa

Pada jejak yang kau tinggalkan
Walau samar tak terhapuskan
Oleh ganasnya badai gurun
Yang mengamuk saat ku tertegun

Bagaimana yang hanya aku ini dapat berjumpa
Jika kabut ini begitu pekatnya
Selain mengikuti cahaya
Yang memancar begitu sempurna

Bagaimana yang hanya aku ini dapat ikuti
Jika telah rela kau pikul sendiri
Berat dunia yang membuatmu pilu
Hingga tuhan melapangkan dadamu

Bagaimana yang hanya aku ini dapat menggapai
Agung sifat yang tak tercapai
Walau seribu gunung kudaki
Tinggi namamu tak kujumpai

Lalu kukuliti gelap gulita
Dalam rintihan doa-doa
Semoga kerinduan ini
Menjadi saksi esok nanti

Sayup-sayup terdengar gema
Dari suara yang pernah ada
Mengisi relung lubuk hati
Semula keruh jernih kembali

syradh ch.
03.08.2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun