Sejak kecil aku pengejar mimpi. Untuk terbang. Cita cita bukan pilot. Tapi seorang astronot.
Mungkin dulu belum tau. Seberapa tinggi atmosfer bumi. Padahal diatas pohon saja. Kaki rontok bergetar ngeri.
Aku ingin melihat belahan dunia. Beserta bulat matanya. Deruku melaju membumbung. Menembus mega lubangi mendung.
Neil. Maafkan. Tak sampai aku mendarat. Ditempat dulu kakimu berpijak. Dikala nafasmu tersendat.
Neil. Lihat. Roketku tak mau tinggal di bulan. Memilih sisa jadi ledakan. Puing tercecer di pelataran.
Neil. Yang terduduk diatas bongkah batu. Termangu. Tak sempat sambut seorang. Yang baru ingin bertemu.
Neil. Menangis tersedu-sedu. Menunjuk ke ruang hampa. Dimana kepinganku melayang di angkasa.
Dikedip kerlip jutaan bintang. Serpih aku benar terbang. Mengorbit abadi kepada bumi.Â
Selamanya menjadi.
Jakarta, 10.00
21 Maret 2019