Mohon tunggu...
Bryan Michael Lukas
Bryan Michael Lukas Mohon Tunggu... Freelancer - seseorang perlu banyak belajar

Mahasiswa Teknik Mesin di Universitas Negeri Manado

Selanjutnya

Tutup

Nature

Belum Maksimalnya Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia

2 Maret 2020   20:48 Diperbarui: 2 Maret 2020   20:49 1717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber energi yang bermacam, khususnya Energi Baru Terbarukan (EBT). Sebagai contoh Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia seperti matahari, panas bumi, sinar matahari, angin dan lain-lain dengan potensi bisa mencapai 442 GW. Namun banyaknya energi yang ada di Indonesia belum dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Belum maksimalnya Indonesia memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dikarenakan sumber energi yang ideal harus memiliki 4 aspek yaitu :

  • Murah yaitu tidak mengganggu ekonomi suatu negara.
  • Bersih yaitu tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan.
  • Fleksible yaitu sumber energi dapat dibangun atau dibuat di perdesaan maupun perkotaan tempat dimana energi paling banyak dibutuhkan.
  • Reliable yaitu dapat menghasilkan energi besar setiap hari.

Dengan teknologi yang ada sekarang, belum ada sumber energi yang dapat memenuhi keempat aspek tersebut.

Biaya membangun dan merawat Energi Baru Terbarukan (EBT) relatif lebih mahal dibandingkan energi lainnya sebagai contoh energi fosil seperti minyak, batu bara dan gas alam.

Energi Baru Terbarukan (EBT) hanya bisa dibangun di tempat-tempat tertentu. Sebagai contoh Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) hanya bisa dibangun di tempat yang memiliki kecepatan angin yang besar. Pembangikit Listrik Tenaga Surya (PLTS) memerlukan tempat yang luas dan sinar matahari yang terang. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) harus dibangun dekat bendungan air. Pembangkit listik Tenaga Panas Bumi dibangun di pusat panas bumi.

Energi Baru Terbarukan (EBT) tidak dapat efektif menghasilkan energi 24 jam terus menerus. Sebagai contoh Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hanya bisa menghasilkan energi pada siang hari, sedangkan kebutuhan listik paling tinggi digunakan saat malam hari. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) harus memiliki debit arus air yang tinggi sedangkan debit arus berkurang saat musim kemarau.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun