Mohon tunggu...
Brisky S Sitompul
Brisky S Sitompul Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum

Hukum Harus tajam ke atas maupun kebawah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembelajaran Jarak Jauh Bagi Siswa di Masa Pandemi Covid-19

19 Januari 2021   23:45 Diperbarui: 19 Januari 2021   23:52 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BRISKY SEPTIAN SITOMPUL

2010611070

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM, FAKULTAS HUKUM, UPN VETERAN JAKARTA

Brisky434@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran jarak jauh terhadap siswa di masa pandemic covid-19. Pembelajaran jarak jauh adalah Pendidikan formal yang berbasis Lembaga yang peserta didik dan instrukturnya berada di lokasi terpisa sehingga memerlukan system telekomunikasi interaktif untuk menghubungkan keduanya dan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya. Dengan pembelajaran jarak jauh tersebut menjadi cara untuk menghubungkan antara siswa dan pengajar di masa pandemic covid-19.

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan analitis yang dalam pelaksanaannya menggunakan survey dengan media google form. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pembelajaran jarak jauh tidak berjalan dengan baik dan tidak semua pigak dapa menjangkaunya. Para pelajar juga tidak merasa nyaman dengan pembelajaran jarak jauh ini bahkan, lebih banyak menginginkan agar pembelajaran tatap muka segera diberlakukan

Kata Kunci : Internet, Mahasiswa

PENDAHULUAN

Covid-19 banyak membawa dampak baik maupun buruk bagi semua makhluk hidup dan alam semesta. Segala daya dan upaya telah pemerintah lakukan guna memperkecil kasus penularan Covid-19. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan adalah kebijakan pembelajaran jarak jauh untuk seluruh siswa hingga mahasiswa karena adanya pembatasan sosial.

Kasus Covid-19 di Indonesia terdeteksi awal pada tanggal 2 Maret 2020, Ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Hingga saat ini, bulan November 2020, kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah. Covid-19 banyak membawa dampak baik maupun buruk bagi semua makhluk hidup dan alam semesta. Segala daya dan upaya telah pemerintah lakukan guna memperkecil kasus penularan Covid-19. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan adalah kebijakan pembelajaran jarak jauh untuk seluruh siswa hingga mahasiswa karena adanya pembatasan sosial.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) poin ke 2 yaitu proses belajar dari rumah

Pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan saat ini sangat berbeda dengan pembelajaran seperti biasa karena pembelajaran jarak jauh lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian dari peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi yang disajikan secara online (Hilna, 2020). Selama pembelajaran jarak jauh berlangsung, banyak orang tua yang mengeluhkan beberapa masalah yang dihadapi oleh peserta didik, diantaranya terlalu banyak tugas yang diberikan dan guru belum mengoptimalkan teknologi.

Di samping banyaknya keluhan orang tua mengenai pembelajaran jarak jauh, namun ternyata pembelajaran ini juga memiliki beberapa kelebihan. Adapun beberapa kelebihan dari pembelajaran jarak jauh yaitu adanya keluwesan waktu dan tempat belajar, misalnya belajar dapat dilakukan di kamar, ruang tamu, dan sebagainya. Serta waktu yang di sesuaikan misalnya pagi, siang, sore atau malam. Pembelajaran jarak jauh juga dapat mengatasi permasalahan jarak, misalnya peserta didik tidak perlu pergi ke sekolah dahulu untuk belajar. Selain itu, ada beberapa kekurangan yang terjadi saat pembelajaran jarak jauh yaitu peserta didik sulit untuk fokus pada pembelajaran karena suasana rumah yang kurang kondusif. Selain itu, keterbatasan kuota internet atau wifi yang menjadi penghubung dalam pembelajaran jarak jauh serta adanya gangguan dari sinyal dan hal sebagainya. Pembelajaran jarak jauh mengakibatkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya (values) dalam proses belajar mengajar

Berdasarkan kondisi yang terjadi selama pandemi Covid-19 serta penjelasan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis efektivitas serta dampak dari sistem pembelajaran jarak jauh bagi siswa di tengah Covid-19.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode ini merupakan metode yang bersifat deskrIptif dan analitis dengan objek penelitian adalah mahasiswa. Sumber data dari penelitian ini adalah literatur,jurnal,artikel dan karya tulis ilmiah.

PEMBAHASAN DAN HASIL

1.Sejarah dan Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ adalah penggunaan teknologi web dan internet untuk menciptakan pengalaman belajar (William harton, 2003). Sejarahnya, pembelajaran jarak jauh dimulai sejak tahun 1960. Sistem tersebut diciptakan agar guru dan murid di University of Illinois di Urbana-Champaign di Amerika bisa berinteraksi satu sama lain. Di masa tersebut, pembelajaran jarak jauh masih sangat terbatas. Siswa hanya bisa membaca materi dan berkonsultasi dengan guru yang memeriksa kemajuan siswa.

PJJ bukanlah semata-mata menjadi pilihan negara misikin yang selalu dililit oleh lingkaran keterbatasan sumber. Dari laporan yang ada (ABD, 1986; Unesco, 1989), PJJ bahkan sudah lama diterapkan di negara yang terbilang maju. Australia misalnya sudah memulai dengan PJJ sejak awal abad ke-19. Selandia Baru sudah memulainya dari tahun 1922. Inggris salah satu negara industri termaju di dunia mulai menerapkan PJJ pada tahun 1966. Inggris pulalah yang dianggap sebagai suri-teladan oleh negara-negara lain di dunia ini, sebagai negara yang paling berhasil menerapkan PJJ.

Di Indonesia sendiri, pembelajaran jarak jauh secara intensif terlaksana sejak tahun 1970-an, dibuktikan dengan penyelenggaraan eksperimentasi program radio untuk menatar guru sekolah dasar dalam bahasa Indonesia dan mengajarkan mata pelajaran tersebut kepada siswa sekolah dasar

Pada dasarnya ada dua konsep yang mendasari PJJ. Pertama adalah niat yang kuat untuk memberikan kesempatan Pendidikan dan Pengajaran "Seluas-luasnya" kepada siapa saja dengan biaya terjangkau (Atwi, 1992) tanpa mengenal umur, jenis kelamin, domisili, dan latar belakang Pendidikan. Kedua adalah adanya niat untuk menjadikan Pendidikan dan pengajaran tidak hanya sebagai "Social and Moral imperative," tetapi juga sebagai "economic necessity" (Sharma, 1987).

Dengan kedua konsep yang sarat konstruk itu, maka dapatlah dipastikan bahwa PJJ mengandung pula variabel yang tidak hanya banyak dalam jumlah, tetapi banyak juga dalam indicator. Itu pula sebabnya mengapa timbul kesulitan untuk membuat definisi yang konsais dan komprehensif (dalam satu atau dua kalimat) mengenai PJJ. Karena itu hampir semua ahli di bidang ini lebih lancar menggunakan definisi deskriptif-karakteristik (misalnya: Keegan, 1986; dan Atwi Suparman, 1992). Kesamaan ciri yang sering terulang dalam definisi yang mereka rumuskan terletak dalam: 1) bahwa PJJ lebih banyak mengandalkan media cetak dan atau media audio-visual daripada menggunakan pengajaran tatap muka; dan 2) PJJ ditandai dengan jauhnya jarak antara orang yang belajar dengan pengajar maupun dengan pusat pengelola Pendidikan.

2.Pengertian Covid-19

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai dengan gejala yang berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyekit yang dapat menimbulkan gejala berat, seperti Middle East Respiratory Syndrome ( MERS ) dan Severe Acute Respiratory Syndrome ( SARS ). Coronavirus Disease 2019 ( COVID-19 ) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah di identifikasi sebelumnya pada  manusia.

Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain gangguan pada sistem pernafasan akut, seperti demam, batuk, dan sesak nafas. Pada kasus Covid-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernafasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian. Usia lanjut dan penyakit penyerta dilaporkan menjadi faktor terbesar resiko kematian dari Covid-19 ini.

Penyakit yang disebabkan oleh virus corona atau yang dikenal dengan sebutan Covid-19 menjadi pandemi dengan eksistensitas yang semakin tinggi dan penyebarannya yang signifakan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Virus Corona penemuannya berawal dari wilayah Wuhan, China yang menjadi permasalahan besar sehingga mengganggu aspek kehidupan sosial masyarakat di seluruh Indonesia. Hal ini sudah menghambat proses seluruh bidang seperti ekonomi, pendidikan, dan pelayanan publik lainnya. Covid-19 saat ini sudah menggoyahkan kepanikan dalam masyarakat Indonesia. Kekhawatiran masyarakat terus menyelimuti dengan perasaan tidak tahu sampai kapan virus ini terus menyebar di Indonesia. Sampai saat ini saja, virus corona masih terus menyebar secara cepat dengan jumlah pasien positif Covid-19 semkain bertambah setiap harinya.

3. Penggunaan Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19

Dengan munculnya pandemi COVID-19, kegiatan belajar mengajar yang pada mulanya dilaksanakan di sekolah kini menjadi belajar dirumah melalui daring. Pembelajaran daring dilakukan dengan disesuaikan kemampuan masing-maisng sekolah. Belajar daring (online) dapat menggunakan teknologi digital seperti google classroom, rumah belajar, zoom, video converence, telepon atau live chat dan lainnya. Namun yang pasti harus dilakukan adalah pemberian tugas melalui pemantauan pendampingan oleh guru melalui whatsapp grup sehingga anak betul-betul belajar. Kemudian guru-guru juga bekerja dari rumah dengan berkoordinasi dengan orang tua, bisa melalui video call maupun foto kegiatan belajar anak dirumah untuk memastikan adanya interaksi antara guru dengan orang tua (Wahyu Aji, 2020).

Kementerian Pendidikan di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem Makarim menyebutkan bahwa semangat peningkatan produktivitas bagi siswa untuk mengangkat peluang kerja ketika menjadi lulusan sebuah sekolah. Namun, dengan hadirnya Covid-19 yang sangat mendadak, maka dunia pendidikan Indonesia perlu mengikuti alur yang dapat menolong kondisi sekolah dalam keadaan darurat wabah Covid-19 ini. Salah satu solusi nya yaitu sekolah perlu memaksakan diri menggunakan media daring atau pembelajaran jarak jauh dari rumah masing-masing. Tujuannya yaitu agar pembelajaran tetap berlangsung meskipun di tengah pandemi Covid-19.

Negara sebesar Indonesia dengan penerapan PJJ dalam skala besar sewajarnya memiliki organisasi dan institusi yang kokoh dalam PJJ. Pembentukan organisasi nasional dalam PJJ telah dirintis semenjak tahun 1993 dengan pendirian Indonesian Distance Learning Network (IOLN). Organisasi ini menghimpun anggota dari berbagai sektor, instansi pemerintah maupun pihak swasta yang memiliki  kepentingan dalam menerapkan dan memajukan PJJ di tanah air untuk mengembangkan SDM yang dimilikinya (Pustekkom, 1999).

Pengembangan dan pembinaan SDM PJJ telah dilakukan secara terus menerus melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan formal dan nonformal, serta melalui berbagai forum seminar, diskusi dan tukar pikiran ilmiah. Satu perkembangan penting dalam pembinaan profesi PJJ baru-baru ini adalah pembentukan Asosiasi Profesi Pendidikan Jarak Jauh Indonesia (APPJJI) pada tanggal 30 Maret 2004. Asosiasi profesi seperti ini diharapkan banyak berperan dalam membina dan mengembangkan profesi PJJ, dan secara lebih luas lagi memajukan PJJ di tanah air.

APPJJI didirikan dengan landasan pemikiran bahwa tindakan konkret perlu dilakukan untuk lebih memasyarakatkan PJJ di tanah air, meningkatkan sinergi kalangan profesional dan lembaga penyelenggara PJJ, meningkatkan serta menjaga standar mutu pendidikan. Asosiasi ini diharapkan mampu berperan aktif dalam pengembangan PJJ melalui berbagai kegiatan penelitian, pendidikan dan pelatihan dan diseminasi informasi tentang PJJ di tanah air.

Saya melakukan penelitian dan mendapatkan beberapa keunggulan program pembelajaran jarak jauh yaitu :

  • Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru Tanah Air dengan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas. Guru dan murid tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas, karena yang digunakan adalah fasilitas komputer yang dihubungkan dengan internet atau intranet. Sehingga, dengan belajar seperti ini akan mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung, transportasi, pemondokan, kertas, alat tulis dan sebagainya.
  • Tidak terbatas oleh waktu. Pembelajar dapat menentukan kapan saja waktu untuk belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu masing-masing Proses pendidikan tidak perlu mengganggu waktu bekerja mereka.
  • Pembelajar dapat memilih topik atau bahan ajar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing. Hal ini sangat baik karena dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Seperti diyakini kaum pendidik, bahwa pembelajar akan sangat efektif manakala sesuai dengan keinginan dan kebutuhan peserta didik.
  • Lama waktu belajar juga bergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar. Kalau si pembelajar telah mencapai tujuan pembelajaran, ia dapat menghentikannya. Sebaliknya, apabila si pembelajar masih memerlukan waktu untuk mengulangi kembali subjek pembelajarananya, dia bisa langsung mengulanginya tanpa tergantung pada pembelajar lain atau pengajar.
  • Kesesuaian materi pembelajaran dengan zaman. Mengingat, materi pembelajaran disimpan dalam komputer, berarti materi itu mudah diperbarui sesuai dengan perkembangan iptek. Dan pembelajar dapat menanyakan hal-hal yang kurang dipahami secara langsung kepada pengajar, sehingga keakuratan jawaban dapat terjamin.
  • Pembelajaran jarak jauh ini dapat dilaksanakan secara interaktif, sehingga menarik perhatian pembelaja

Adapun kelemahannya dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh, antara lain:

  • listrik padam ketika mengakses program pembelajaran online.
  • Jaringan internet yang buruk.
  • Komitmen orangtua dan siswa yang tidak menentu.
  • Anak yang lambat belajar.
  • Anak yang tidak konsisten dengan jadwal belajarnya.

Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa pembelajaran jarak jauh memungkinkan para peserta mengambil kelas kapanpun dan dimanapun. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan pendidikan dan pelatihannya dengan tanggung jawab dan komitmen-komitmen lainnya, seperti keluarga dan pekerjaan. Ini juga memberi kesempatan kepada para peserta didik yang mungkin tidak dapat belajar karena keterbatasan waktu, jarak atau dana untuk ikut serta.

Pembelajaran Jarak jauh sangat menarik untuk dikaji dan peneliti ingin mengetahui tentang efektivitas pembelajaran jarak jauh, karena di dalam pembelajaran jarak jauh tersebut tersimpan cara yang luar biasa dengan berkolaborasi dengan teknologi informatika serta internet untuk disampaikan kepada para siswa.

screenshot-2-60070929d541df547a669082.jpg
screenshot-2-60070929d541df547a669082.jpg
screenshot-3-60070a50d541df08121bd033.jpg
screenshot-3-60070a50d541df08121bd033.jpg
screenshot-4-60070a958ede486adb3f51b2.jpg
screenshot-4-60070a958ede486adb3f51b2.jpg
Kesimpulan yang didapatkan dari pertanyaan yang telah diberikan adalah siswa siswi lebih memilih kegiatan pembelajaran secara offline daripada dengan online. Ada beberapa faktor yang membuatnya seperti itu, seperti kurang dapat menangkap materi pembelajaran, kendala koneksi, kendala device, tidak bertemu dengan teman, dan lainnya.

Tabel 1 Aplikasi Belajar Online

screenshot-5-60070af18ede485f2128f843.jpg
screenshot-5-60070af18ede485f2128f843.jpg
Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

Pelajar yang mengikuti pembelajaran secara online cenderung menggunakan platform Zoom (73,1%), diikuti dengan WhatsApp (72,1%) dan Google meet / Gmeet (66,9%), dengan materi dan tugas yang akan diberikan oleh guru setiap sesudah ataupun sebelum pelajaran pada hari tersebut berlangsung. Siswa juga dapat melakukan absensi melalui platform seperti google document maupun aplikasi lainnya.

Beberapa kelebihan dari sistem pembelajaran online ini adalah pembelajaran yang cenderung lebih santai. Siswa dapat mengistirahatkan tubuhnya dengan mudah setiap jeda pada pelajarannya karena berada di rumah, sehingga siswa cenderung lebih rileks dalam mengikuti setiap pembelajaran.

Meskipun dianggap telah efektif, tetapi kami juga dapat menemukan kekurangan dari konsep pembelajaran ini. Berdasarkan data jawaban responden dari kuesioner yang telah kami bagikan, beberapa kekurangan dari sistem pembelajaran ini diantaranya adalah kendala koneksi, maupun dari pembelajarannya itu sendiri.

Dalam segi koneksi, tidak sedikit responden yang mengakui sering berkendala koneksi dalam pembelajaran online. Seringkali koneksi mereka tidak stabil, atau banyaknya gangguan lain seperti mati listrik, kendala dalam device dan lain-lainnya. Bahkan, terkadang, kendala juga bisa berasal dari aplikasi pembelajaran, padahal siswa harus ikut pembelajaran pada hari tersebut.

Banyak juga siswa yang tidak terlalu mahir menggunakan teknologi dalam pembelajaran online, hal ini ini dapat dibuktikan dengan ada sekiranya 33.1 % siswa yang menjawab bahwa mereka tidak terlalu mahir dalam menggunakan teknologi di pembelajaran mereka.

Selain kendala koneksi, dari sistem pembelajarannya tersendiri, kebanyakan dari responden merasa setuju bahwa mereka merasa bosan di setiap pembelajaran online. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran secara online sebenarnya kurang menarik minat dari siswa untuk mengikutinya.

Siswa hanya mengerti sebatas materi yang diberikan oleh guru, tidak bisa menjelaskan kembali secara luas tentang materi itu. Kebanyakan dari siswa juga memilih tidak mengulang materi yang telah diajarkan sebelumya, sehingga pelajaran semakin tidak terlalu dimengerti oleh siswa.

Karena banyaknya kendala ini, sebagian besar responden dalam kuesioner kami merasa tidak ingin metode pembelajaran jarak jauh ini dipakai untuk kedepannya. Siswa lebih menyukai dan memilih untuk belajar secara offline dibandingkan online.

PENUTUP

Pandemi Covid-19 telah membawa kita semua ke dalam situasi yang belum pernah kita jalani. Segala kehidupan sehari-hari harus kita lakukan dengan jarak, tak terkecuali dengan kegiatan pelaksanaan pendidikan. Pembelajaran jarak jauh menjadi  solusi dalam  rangka menjalankan  kegiatan belajar  mengajar di  tengah situasi darurat pandemi. Berkaca pada esensinya, Pembelajaran jarak jauh tidak berjalan dengan baik dan tidak semua pihak dapat menjangkaunya.

Oleh karena itu, diperlukan berbagai solusi yang dapat dilakukan demi mempermudah pembelajaran dengan sistem online ini. Beberapa solusi yang menurut kami dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran diantaranya;

1. Pemilihan materi yang sesuai situasi

Guru dapat memilih materi yang berhubungan dengan peristiwa yang baru-baru saja terjadi, atau sedang dalam topik yang trending, Sehingga para siswa lebih tertarik terhadap pembelajaran  itu sendiri.

2. Materi disampaikan dengan game dan permainan

Tak bisa dipungkiri, siswa cenderung  menyukai bermain game. Banyak platform untuk membuat game online yang dapat guru gunakan misalnya: Google Form, Quizziz, Kahoot, dan lain-lain. Dengan adanya game juga dapat memancing keaktifan dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran.

3. Diskusi yang aktif dengan topik-topik yang menarik

Diskusi yang aktif dapat menghidupkan suasana yang menyenangkan dan interaktif antara guru dengan siswa-nya. Selain diskusi guru dan siswa, interaksi sesama siswa melalui kerja kelompok, diskusi, maupun debat juga dapat meningkatkan minat dari siswa itu sendiri.

4. Penyampaian materi dengan cara yang menarik

Tidak hanya berkutat dengan presentasi atau tulisan-tulisan, belajar dengan memutar film ataupun lagu juga merupakan salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan minat siswa-nya, sehingga pelajaran menjadi tidak monoton dan menjadi lebih menyeangkan.

metode ini memang tepat, tetapi diharapkan agar pemerintah perlu memberikan revisi agar metode pembelajaran jarak jauh ini lebih menarik bagi siswa dan jika memungkinkan memperluas serta memperbaiki jaringan di beberapa wilayah yang menjadi hambatan dalam metode pembelajaran ini. Jika masa pandemi telah berakhir pemberlakuan sistem pembelajaran tatap muka lebih baik dibandingkan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Banyak siswa dan pengajar lebih menginginkan pembelajaran tatap muka yang lebih praktis dan mudah dimengerti.

REFERENSI

Syafnidawaty, 2020. APA ITU PEMBELAJARAN JARAK JAUH? https://raharja.ac.id/2020/11/17/apa-itu-pembelajaran-jarak-jauh/

Farhan, 2020. Dinamika Pembelajaran Daring Di Tengah Pandemi. https://kumparan.com/16desember/dinamika-pembelajaran-daring-di-tengah-pandemi-1tfVptIrtr3

Aria Jalil, PENDIDIKAN JARAK JAUH, dalam jurnal Ilmu Pendidikan Jilid 1, Nomor 1h, h, 22-43

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun