Mohon tunggu...
BrilliantPWKUniversitasJember
BrilliantPWKUniversitasJember Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Selamat berkunjung warga kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Dua Sisi Konversi Lahan di Kediri

29 September 2022   08:46 Diperbarui: 29 September 2022   08:49 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

     Menapak di era revolusi industry 4.0 memberikan sebuah  perubahan pada sektor industri dan ekonomi setiap daerah yang ada di indonesia, bukan hanya mengenai perubahan sektor ekonomi masa revolusi industry 4.0 juga mempengaruhi pembangunan yang terjadi di kota kota besar.Kediri merupakan salah satu daerah yang berkembang dengan beradaptasi dengan revolusi industri 4.0 ini.Dengan Luas wilayah Kota Kediri sekitar 63,404 km persegi, secara geografis terbagi menjadi tiga bentuk Kecamatan, yaitu Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota serta Kecamatan Pesantren, dan memiliki kelurahan sejumlah 46. Kecamatan Mojoroto dengan luas  24,6 km persegi terdiri dari sejumlah 14 Kelurahan, Kecamatan Kota terbagi menjadi 17 Kelurahan dengan luas wilayah sekitar 14,9 km persegi, dan Kecamatan Pesantren dengan luas 23,9 km persegi terdiri dari 15 Kelurahan, bukan tidak mungkin Kediri akan menjadi kota industri.Dilihat dari industry terbesar di Kota Kediri yaitu PT. GUDANG GARAM,Tbk, industry memberikan sebuah dampak ideal pada kehidupan di masyarakat.Gudang garam memiliki luas wilayah 208 Hektar, bukan angka kecil untuk sebuah lahan industri. Gudang garam berdiri sejak 26 Juni 1958, sejak awal berdirinya PT. Gudang Garam, Tbk  berjalan dengan berkembang dan meningkat dalam segi produksinya sehingga membuka lapangan pekerjaan baru di setiap tahunnya.Bukan hanya membuka lapangan pekerjaan saja,berdirinya Gudang Garam juga membantu perekonomian dan pembangunan Kota Kediri.Pembangunan di sektor industri memang diharapkan untuk beberapa tujuan, mengurangi tingkat penngangguran dan menambah lapangan pekerjaan serta diharapkan dapat menunjang perkembangan ekonomi di kota tersebut.Semakin tinggi lapangan  pekerjaan di suatu daerah, mengakibatkan peluang tingkat urbanisasi pun meningkat.Urbanisasi adalah perpindahan penduduk yang asalnya dari daerah pedesaan menuju ke wilayah perkotaan atau kota besar dengan tujuan menetap dalam kurun waktu tertentu.Karena mereka yang bekerja di industri tersebut jauh dengan tempat tinggalnya,para pekerja didominasi oleh masyarakat pedesaan sehingga mereka memilih untuk pindah dengan tujuan lebih mudah dalam segi perjalanan dan efisiensi waktu dalam bekerja.Selain itu, alasan mereka untuk urbanisasi adalah untuk menghemat dan mengurangi pemborosan hal yang lain.Urbanisasi tidak hanya dipengaruhi  oleh sektor industri yang memberikan lapangan pekerjaan saja, namun ketimpangan pemerataan pembangunan di perkotaan dan pedesaan juga menjadi suatu penyebabnya.

Urbanisasi juga termasuk mempengaruhi penyempitan lahan di kota atau biasa disebut dengan konversi lahan. Konversi lahan pertanian menjadi permukiman tanpa pengawasan yang bijak dapat berdampak negatif untuk keseimbangan lingkungan manusia dan makhluk hidup lainnya.Dari proses konversi lahan, dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman?

Sebelumnya, konversi lahan adalah sebuah perubahan pada  fungsi atau seluruh kawasan lahan dari pokok fungsi awal atau seperti dengan yang direncanakan menjadi fungsi lain yang membawa sebuah pengaruh buruk terhadap keseimbangan lingkungan dan potensi dari lahan itu sendiri.

Konversi lahan pertanian yang dijadikan permukiman tanpa pengawasan yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.Dampak konversi  lahan pertanian menjadi permukiman? konversi lahan adalah perubahan fungsi  atau seluruh kawasan lahan dari fungsi awal atau yang seperti direncanakan menjadi fungsi lain yang membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri.Alih fungsi lahan atau konversi lahan merupakan salah satu konsekuensi yang terjadi dari proses perkembangan wilayah yang menyinggung pertambahan penduduk. Hal ini bisa dilihat dari  konversi lahan yang terjadi di sawah yang menjadi sebuah lahan pemukiman perkotaan. Sebagian besar alih fungsi lahan ini menampakkan ketidak seimbangnya antara penguasaan lahan yang didominasi oleh pemilik izin untuk mendirikan sebuah bangunan pemukiman, baik secara horizontal (real estate) ataupun secara vertikal (apartemen). Dampak konversi lahan pertanian yang menjadi permukiman yakni bisa dilihat bahwa:

 1. Turunnya sebuah hasil produksi pertanian merupakan dampak sebuah konversi lahan pertanian menjadi permukiman yaitu produktivitas pangan akan menjadi berkurang dan  menurun, Lahan pertanian yang menjadi lebih sempit karena alih fungsi menyebabkan hasil produksi pangan juga menurun, seperti makanan pokok, sayur masak, dan juga sebagainya.  2. Hilangnya kesempatan petani untuk memperoleh hasil yang maksimal karena alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman membuat para petani kehilangan kesempatan untuk menggarap lahan mereka  secara berkelanjutan dan menjadikannya mata pencaharian untuk keberlangsungan hidupnya. Petani juga tidak mendapatkan sebuah kesempatan untuk mendapat manfaat panen atau hasil pertaniannya, baik untuk keluarga sendiri atau untuk dijual di berbagai pasar.  3. Investasi pemerintah di bidang pengairan jadi tidak optimal Dampak alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman selanjutnya yakni investasi pemerintah di bidang pengairan menjadi kurang optimal. Sarana dan prasarana dalam irigasi yang sudah didanai pemerintah jadi tidak dijalankan dengan optimal karena sebagian sasarannya kini tidak lagi lahan pertanian, tetapi sebuah pemukiman yang berbeda dengan target awal.  4. Menurunnya sebuah ekosistem di lingkup sawah.Berkurangnya ekosistem sawah di antaranya disebabkan oleh pembangunan pemukiman penduduk yang tinggi, industri, pertokoan, dan sektor pariwisata. Ekosistem sawah yang berkurang karena alih fungsi lahan menjadi pemukiman adalah komponen biotik dan abiotic yang ada.  Sebagai contoh komponen biotik di sawah yaitu tumbuhan seperti padi dan jagung, serangga, burung, dan keong. Sementara itu, komponen abiotik sawah meliputi cahaya matahari, suhu, air, angin, batu, dan kelembaban tanah.

Selanjutnya adalah konversi lahan di wilayah Kota Kediri menjadi aset umum yang berpotensi membantu perkembangan pembangunan maupun segi ekonomi daerah yaitu terkait pembangunan sebuah bandara.Dengan adanya pembangunan bandar aini diharapkan akan menjadi episentrum baru penyangga di Jawa Timur selain Surabaya.Pengalihan fungsi lahan menjadi bandara akan diramalkan terjadinya pergantian sistem ekonomi.Dikaitkan dengan urbanisasi dan penyempitan lahan menjadi permukiman, pembangunan ini justru akan memperkuat tren dari urbanisasi dan penyempitan lahan.Bukan tidak mungkin jika di sekitar bandara akan terjadi pembangunan berskala besar yang mencakup berbagai sektor sektor penting.Namun perlu disadari bahwa pembangunan bandara ini akan menjadi awal yang baik jika pembangunan ini benar benar memperhatikan keseimbangan dimend dan supply dari masyarakat sendiri.Bahkan pembangunan yang kurang direncanakan dengan optimal dapat menimbulkan pengaruh buruk.

Kepadatan penduduk yang terlalu padat dapat menimbulkan berbagai aspek permasalahan, seperti kurangnya lahan hijau, urbanisasi yang terus meningkat bahkan dengan kasus pengangguran serta Tindakan kriminal.Kepadatan penduduk yang padat akan timbul permintaan yang tidak seimbang dengan supply di daerah itu.Karena tidak seimbangnya dimend dan supply yang ada, perlu pembaharuan sistem pembangunan tempat tinggal.Seperti yang terjadi di kota kota besar bahwa sekarang pembangunan di kota kota besar memaksimalkan pembangunan secara vertical.Pembangunan secara vertical menunjukkan solusi mengenai dimend dan supply yang tidak seimbang.Dikatakan menjadi solusi permasalahan ini adalah dengan minimnya lahan yang dibutuhkan sedangkan dapat menampung beberapa kali lipat yang seharusnya dapat ditampung.Selain itu, memperhatikan kebersihan dari lingkungan tersebut juga merupakan hal penting yang menjadi point dari setiap pembangunan yang ada di daerah tersebut.Lingkungan yang tidak kumuh dapat mengoptimalkan kualitas dari sebuah permukiman itu.Jadi hal yang harus di perhatikan dari pembangunan dan konversi lahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun