Mohon tunggu...
Brilliant JuliaRoselly
Brilliant JuliaRoselly Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

saya suka menggambar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Matahari Terbit

5 Februari 2024   22:44 Diperbarui: 5 Februari 2024   23:00 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


     Hampir semua membahas tentang daerah yang barusan didapatkan bagaimana konsep pertunjukannya, apa yang akan ditampilkan.

 "Semua tolong didengarkan setelah ini kalian akan kembali ke kelas dan memikirkan susunan kepanitiaan serta akan menampilkan pertunjukan seperti apa, silahkan boleh bubar dan kembali kekelas masing-masing" 

     Setelah kepala sekolah berbicara kami semua kembali ke kelas masing-masing membahas tentang susunan kepanitiaan  dan memilih siapa saja yang akan masuk ke dalam susunan kepanitiaan seperti sutradara, astrada, stage manager, dokumentasi, publikasi, perkap dan masih banyak lagi. Kami juga sibuk membicarakan tentang apa yang akan kita angkat untuk pertunjukan gelar seni P5 ini, dan kami semua sepakat untuk menampilkan tarian serta drama yang diangkat dari cerita rakyat kalimantan, Anika di tunjuk sebagai pemeran sampingan dan ikut dalam kepanitiaan bagian tim publikasi, yahh aku terima terima saja hingga waktu pun tak terasa sudah berlalu begitu cepat.


     "TRINGGG..." Bell pulang sekolah berbunyi suara sorak-sorai dan riuh terdengar semakin kencang, kami berhamburan pergi menata barang-barang kami memastikan tidak ada yang tertinggal dan menunggu doa pulang.


     Hari-hari telah berlalu tiba saatnya hari jumat, Pak Atma masuk kelas seperti biasa, kelas di awali dengan doa pagi dan menyanyikan lagu kebangsaan. Pak Atma menjelaskan kegiatan kita hari ini, kami semua latihan untuk pertunjukan semua meja dan kursi bersama sama kami pinggirkan ke paling belakang hingga terdapat ruang untuk berlatih menari dan melakukan drama, dan saat kami sedang beristirahat setelah latihan sutradara kami datang dari arah luar pintu kelas.


     "Untuk maskot kemarin udah di pilihkan, kemarin siapa ya??" semua orang dia termasuk aku namun tak lama setelah itu semua menatap ku dan menunjuk ku.


     "Anika kan kemarin yang di pilih buat gantii Rana jadi maskot, karna Rana kebagian nari." ucap salah satu teman ku, mulut dan tubuhku diam mematung bingung selama sesaat.


     "Oh iya.. Anika ya maskotnya, sekarang kamu ke cafetaria ya udah di tunggu panitia maskot." Ucap si sutradara tanpa aba-aba.


     "I-iya..." tanpa tau apa-apa Aku pergi keluar kelas berjalan menuju cafetaria dalam keadaan masih tidak mengerti dengan apa yang sudah terjadi, bagaimana bisa aku jadi maskot tanpa aku ketahui alasannya ini terlalu tiba-tiba. Tibalah Anika di cafetaria, mendengar penjelasan dari para panitia maskot tubuh Anika semakin diam mematung karna dia harus tampil bersama para 4 maskot lainnya di depan banyak orang dengan bermain peran, Anika sangat bingung dia harus bagaimana dia merasa tidak percaya diri, gugup, dia merasa tidak bisa ber-akting di depan banyak orang, kepalanya di penuhi dengan pikiran negatif dan tak terasa pertemuan itu selesai bersamaan dengan bell pulang sekolah.


     Di perjalanan pulang Anika terus memikirkan bagaimana nasib nya.


    "Bagaimana jika aku melakukan kesalahan, bagaimana jika aku di tertawakan, bagaimana jika aku tidak pandai berakting dan kaku saat memainkan peran sebagai petualang-" Anika terus berdebat di dalam batin nya bahkan sampai di rumah dia terus memikirkan hal itu tanpa berhenti hingga ibu melihat Anika yang tampak gelisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun