Mohon tunggu...
Brian Rivan Assa
Brian Rivan Assa Mohon Tunggu... Guru - Elementary School Teacher | Job 42:2

Menulis sebagai Katarsis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membaca adalah Jendela Ilmu yang Akan Membuka Cakrawala Kehidupan Manusia

31 Januari 2021   17:12 Diperbarui: 23 April 2021   09:55 4719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bill Gates saat sedang membaca buku (Sumber: duniaperpustakaan.com)

Tagline "Buku adalah jendela dunia" dan "Membaca membuka jendela dunia" sarat akan makna. Ibarat rumah yang memiliki banyak jendela, apabila jendela-jendela itu hanya dibiarkan tertutup setiap harinya maka fungsi dari jendela itu akan hilang. Karena sesungguhnya tujuan jendela itu sendiri adalah dengan membukanya, karena berfungsi sebagai sirkulasi udara sehingga menjadikan rumah tidak pengap dan penghuninya tidak gampang terserang penyakit.

Kapan terakhir kali Anda membaca buku, majalah, atau artikel? Jika Anda salah satu dari banyak orang yang tidak terbiasa membaca, itu artinya Anda telah kehilangan banyak manfaat loh.

Pertanyaan ini sangatlah beralasan, karena kita hidup di dunia yang terus berubah, dan menuntut kita untuk mengikuti perubahan itu. Tanpa ada usaha, bersikap apatis, tentu yang terjadi adalah miskin pengetahuan. 

Bagaimana mungkin kita dapat memahami cara berpikir orang yang telah meninggal antara 10, 50, 100, atau 1000 tahun yang lalu jika kita tidak suka membaca? Untuk ulasan yang lebih lengkap mengenai hal ini, silahkan baca Artikel saya ini dengan judul "Suka Membaca".

Bahkan sekalipun teknologi sudah berkembang dengan sangat maju, dimana kita bisa mendapatkan informasi yang kita butuhkan dengan sangat cepat, tetapi jika tidak diimbangi dengan kesukaan untuk membaca, ya podo wae. Percuma.

Membaca merupakan bagian dari proses pendidikan pengembangan potensi diri, sehingga dapat menolong kita agar memiliki kemampuan berpikir rasional.

Suatu ketika, teman saya mengadakan give away melalui sosial media Instagram. Menariknya, Give away yang dia tawarkan adalah buku. Ya... buku. Saya pun tergelitik untuk bertanya kepadanya mengapa dia memilih buku sebagai give away. Kenapa gak handphone, laptop, atau sekalian aja uang tunai. Lalu dia menjawab begini: "karena buku mampu membuat seseorang berpikiran terbuka. Melalui buku, orang bisa saja mendapatkan handphone, laptop, atau uang." Ungkapnya. Hmmm... Masuk akal, kataku.

Di era yang semakin maju seperti saat ini, membaca merupakan kemampuan yang harus dikuasai sebelum seseorang memutuskan untuk mengeluarkan pendapat tentang segala sesuatu. Hal ini menunjukkan bahwa membaca adalah hal pertama yang mesti dilakukan sebelum seseorang berusaha berbicara atau menulis berbagai macam pengertian dan konsep. Jangan asal bicara dan jangan asal menulis sesuatu yang tidak dipahami, agar tidak semakin menambah keruwetan dunia yang sudah ruwet ini.

Di media sosial contohnya, banyak kita temui perdebatan karena perbedaan pendapat yang dilakukan oleh orang yang tidak memahami persoalan. Membagikan tautan tanpa dibaca terlebih dahulu isinya tentang apa. Akhirnya apa yang terjadi? caci-maki, rasis, bully, hujatan dan pelecehan sering terjadi karena mereka tidak sepakat terhadap sesuatu yang masih belum jelas duduk perkaranya.

Tetapi ironisnya, mereka sudah merasa dan bergaya bak seorang pakar, pengamat dan kritikus yang ahli di berbagai bidang. Mereka lebih suka berdebat dan menang dari pada belajar tentang kebenaran.

Hal yang paling saya tidak sukai ketika berdiskusi dengan orang lain adalah ketika muncul kata "pokok'e!". Saat itu juga saya akan menghentikan pembicaraan. Karena bukan lagi manfaat yang akan saya dapatkan.

Fenomena seperti ini muncul karena sifat manusia yang kompleks. Rasionalitas manusia adalah sumber dari kekuatan untuk sepakat. Sifat ini yang menjadi penyebab dari hampir semua perbedaan pendapat dan pertengkaran yang terjadi.

Manusia adalah makhluk yang memiliki emosi dan prasangka. Bahasa yang mereka gunakan untuk berkomunikasi adalah media yang tidak sempurna, karena telah dipengaruhi oleh emosi dan diwarnai oleh minat, dan tidak cukup transparan untuk menjelaskan pikiran.

Namun, sebagai makhluk yang rasional, hambatan-hambatan terhadap pemahaman ini sebetulnya dapat diatasi. Jenis perbedaan pendapat yang jelas-jelas muncul karena kegagal-pahaman sudah pasti dapat diatasi. Gimana caranya? yaitu dengan membaca dan berusaha memahami apa yang dibaca.

Terdapat begitu banyak sekali manfaat dibalik kegiatan membaca. Selain menambah pengetahuan dan memperbanyak kosakata, ternyata membaca dapat meningkatkan memori dan konsentrasi kita. Karena ketika kita membaca buku, kita diminta untuk mengingat bermacam-macam karakter, latar belakang, dan sejarah dari cerita itu. Kemudian, cobalah meluangkan waktu untuk membaca selama 15-30 menit sebelum Anda melakukan sesuatu. Itu dapat meningkatkan daya konsentrasi Anda. Gak percaya? silahkan dicoba!

Semakin orang banyak membaca, akan semakin cepat kemampuan bacanya. Ibarat kendaraan bermotor, jika sudah masuk ke gigi dua maka akan meningkat ke gigi tiga, empat dan seterusnya. 

Seperti kata pepatah: "sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit." 

Jadi walaupun awalnya Anda kurang biasa dalam membaca lancar, tetapi dengan semangat dan tekun untuk berlatih membaca, maka tidaklah mustahil Anda yang dari tidak bisa membaca dengan lancar akan menjadi lancar membaca, dari yang tidak suka membaca akan menjadi suka membaca.

Mari membaca! Karena Membaca merupakan keterampilan berharga yang dapat digunakan sepanjang hidup.

Salam Literasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun