Mohon tunggu...
Ani Berta
Ani Berta Mohon Tunggu... Konsultan - Blogger

Blogger, Communication Practitioner, Content Writer, Accounting, Jazz and coffee lover, And also a mother who crazy in love to read and write.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan 1000 Hari Pertama Kehidupan

14 November 2017   07:45 Diperbarui: 10 Agustus 2019   13:34 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembukaan Danone Blogger Academy oleh Mas Rizky (Kompasiana)

Dr.Damayanti Sjarif
Dr.Damayanti Sjarif
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

Dalam menciptakan generasi berkualitas, tentu harus dibentuk sejak hari pertama kehidupan. Menurut Dr.Damayanti, 1000 HPK harus benar-benar dioptimalkan mengingat hal ini sifatnya permanen. Terutama pada otak.

Persiapan optimasi nutrisi pada 1000 HPK sejak bayi dalam kandungan ibu. Ibu sebaiknya mengonsumsi makanan bernutrisi cukup terutama makanan yang mengandung asam folat dan DHA.

Synaptic Connectivity akan terbentuk dalam otak primer. Kecerdasan anak mulai dari sini. 1000 HPK adalah 9 bulan dalam kandungan dan 2 tahun pertama setelah lahir. Alasan harus dioptimalkan karena dalam 8 minggu pertama terbentuknya cikal bakal organ-organ tubuh bayi dan di 9 minggu selanjutnya terjadi perkembangan.

Untuk perkembangan otak dan organ ini, diperlukan nutrisi yang cukup. Maka, diperlukan nutrisi cukup terutama sumber protein dan asupan makanan yang mengandung Folat dan DHA.

Sumber protein dari daging merah tanpa lemak, ikan, Brokoli, kacang-kacangan dan susu adalah penting untuk asupan Folat dan DHA. Menariknya lagi, menurut Dr.Damayanti, selama ini masyarakat sudah melekat imagebahwa DHA hanya banyak terdapat pada ikan salmon padahal di luar dugaan, ikan kembung mengandung banyak asam folat yang berguna untuk optimalkan otak.

Dari paparan Dr.Damayanti, yang memberikan pencerahan baru bagi saya, beda dari materi workshop lainnya adalah tentang kebiasaan mengolah makanan. Menurutnya, selama ini orang Indonesia cenderung meniru pola makan orang luar negeri.

Contoh kecil soal bumbu, untuk daging, ikan dan sayur menganggap praktis hanya pakai garam dan minyak saja. Padahal Indonesia punya kekayaan rempah yang tinggi yang tak dipunyai negara lain. Orang luar negeri memasak tak menggunakan rempah karena mereka tidak punya.

"Fungsi beberapa rempah dapat menyerap protein dalam tubuh lebih cepat dalam tubuh, bahkan serai, kemangi dapat menghindari migrain, diabetes dan jantung. Jangan hilangkan kebiasaan nenek moyang yang memasak memakai bumbu rempah karena selain melezatkan masakan juga kaya manfaat untuk kesehatan." Ujar Dr.Damayanti.

Stunting atau bertubuh pendek masih mendominasi anak-anak Indonesia. Kurang gizi dan pola hidup tidak sehat adalah pemicunya. Risiko dari stunting, membuat pertumbuhan anak terhambat, penurunan fungsi kekebalan, penurunan fungsi kognitif dan gangguan sistem pembakaran lemak.

Untuk mencegah malnutrisi dan optimalkan 1000 HPK menurut Rekomendasi WHO (2003) adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun