Mohon tunggu...
Muhammad Shadruddin Masih
Muhammad Shadruddin Masih Mohon Tunggu... Petani - Kurang Rokok

Pemuda desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kalau Boleh Bernegosiasi Tuan

19 Februari 2020   00:45 Diperbarui: 19 Februari 2020   00:46 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukankah Tuan berjanji untuk menyejahterakan kami?
Bagaimana mungkin jika hutan sumber udara dibabat habis
Nafas kami nanti sesak.
Tanah yang menjadi kulit di tanamkan beton
Pohon yang menjadi tulang akan  patah.
Air yang menjadi darah akan kotor
Rumah sakit yang Tuan bangun tidak cukup mengobati.
Atau mungkin memang Tuan menginginkan kami mati.

Kalau boleh kita bernegosiasi.
Begini saja Tuan.
Tuan mengatakan untuk bersahabat dengan investor
Tidak perlu sampai menggantung kereta.
Cukup nasib kami, nasib negeri yang tergantung pada janji tuan.
Sahabat sahabat asing itu kami temani minum kopi
Yang tumbuh dari penderitaan rakyat.
Bukankah dengan begitu Tuan akan bersahabat baik dengan mereka.

Tuan mengatakan untuk mempermudah anak negeri
Begini saja tuan. Biar kami yang memandu dan menandu mereka yang tak kuat jalan
Untuk menikmati Alam di Rinjani.
Tuan. Alam cantik dengan kealamianya.
Kami sudah terlalu jatuh cinta pada kecantikannya.

Atau mungkin ini yang tuan maksudkan.
Kami tau meski tidak pernah dikatakan.
Jika lantaran uang. Begini saja Tuan.
Nanti kami yang patungan setiap bulan
Untuk membayar hasrat Tuan.

Lombok Timur 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun