Mohon tunggu...
Michael Boris
Michael Boris Mohon Tunggu... Mahasiswa

finance accounting enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial

Matematika Ngopi: Hitung-Hitungan Sederhana Ubah Kebiasaan Ngopi Untuk Menabung

4 Oktober 2025   19:32 Diperbarui: 4 Oktober 2025   19:32 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb


Siang-siang nongkrong di kafe sambil nunggu kelas jam 2 siang bawa laptop, buka Spotify, pesen cappucino latte 30 ribuan. "Cuma segelas kok," pikir gue. Tapi coba dihitung, kalau "cuma segelas" itu tiap hari, sebulan bisa jadi 900 ribu. Lumayan banget kan buat nambah saldo tabungan?

Nah, tulisan ini bukan buat nge-judge pecinta kopi ya. Gue juga suka kopi, apalagi yang ada foam-nya tebal dan wangi banget itu. Tapi kadang kita perlu berhenti sebentar dan mikir "sebenarnya yang bikin kita boros itu kebutuhan, kebiasaan, atau gengsi?"

Gaya Hidup "Ngopi Dulu" yang Jadi Default

Ngopi bukan cuma soal minum kafein, tapi udah jadi gaya hidup. Kafe sekarang bukan cuma tempat minum kopi, tapi juga "ruang sosial" untuk tempat nugas, rapat, bahkan healing dari tugas kampus yang nggak kelar-kelar. Masalahnya, gaya hidup ini gampang banget bikin dompet kita "kering tapi berkelas".
Misalnya gini 

  • Kopi susu kekinian: Rp25.000 -- Rp40.000
  • Camilan biar nggak canggung nongkrong: Rp20.000
  • Ongkos ojek buat ke kafe: Rp10.000 -- Rp15.000

Total pengeluaran sekitar Rp50.000 -- Rp100.000 per nongkrong.
Kalau dilakukan 3 kali seminggu, udah Rp600.000--Rp1.200.000 per bulan. Padahal tabungan di rekening masih stagnan di angka "seratus ribu aman sampai tanggal tua".

Masalahnya Bukan di Kopinya, Tapi di Polanya

Sebenarnya, gak ada yang salah sama menikmati kopi. Semua orang butuh waktu santai, butuh recharge energy. Tapi yang sering bikin dompet tipis itu bukan kopinya, melainkan pola konsumsi impulsif. Kita sering terjebak dalam mindset 

"Aku udah capek nugas, pantaslah reward dikit."
"Lagi bete, kopi bisa bantu fokus."
"Temen ngajak nongkrong, masa nggak ikut?"

Lama-lama, tanpa sadar, kopi berubah dari kebutuhan jadi pelarian dari stres dan tekanan. Padahal, stres bisa diobati dengan hal lain yang lebih hemat (dan bahkan lebih sehat), kayak olahraga, journaling, atau jalan sore di taman kampus.


Harga Kopi = Tabungan Masa Depan

Mari main hitung-hitungan dikit (jangan kabur dulu, ini gampang kok ).

Kalau kamu beli kopi Rp30.000 tiap hari maka 

1 bulan (30 hari): Rp900.000

1 tahun: Rp10.800.000

Nah, kalau uang itu kamu investasikan di reksadana pasar uang dengan return 5% per tahun, dalam 5 tahun kamu bisa punya lebih dari Rp60 jutaan. Gila, kan?

Dari "ngopi dikit" tiap hari, bisa jadi modal usaha kecil, atau biaya lanjut kuliah S2 nanti. Bukan berarti kamu harus berhenti ngopi total. Tapi, tahu prioritas itu penting. Kadang, menunda kenikmatan kecil hari ini bisa jadi alasan kamu hidup lebih tenang di masa depan.

Alternatif "Ngopi" yang Lebih Ramah Dompet

Kalau kamu masih pengin ngopi tapi juga pengin nabung, tenang!  bukan berarti harus hidup hambar tanpa kafein 

Beberapa solusi hemat tapi tetap gaya adalah 

  • Bikin kopi sendiri di kosan
  • Pilih "ngopi bareng" di taman kampus.  Bawa tumbler sendiri, nongkrong di tempat terbuka, ngobrol gratis, vibes-nya tetap ada.
  • Batasi frekuensi, bukan hilangkan total. Misal, kopi cuma 1x seminggu di akhir pekan. Jadi lebih nikmat karena terasa "reward", bukan rutinitas.

Hidup Tentang Memilih

"Skip kopi, nabung dulu" bukan berarti kamu harus jadi pelit. Tapi ini ajakan buat lebih sadar dalam memilih. Kamu boleh menikmati hidup, tapi jangan sampai hidupmu dikendalikan oleh kebiasaan kecil yang tanpa sadar menggerogoti keuanganmu sendiri. Jadi, lain kali saat tanganmu hampir klik "pesan sekarang" di aplikasi kopi favorit, berhenti sebentar. Tanyakan ke diri sendiri apakah kamu benar-benar butuh ini, atau cuma pengin aja?

Kalau jawabannya cuma "pengin," mungkin saatnya skip kopi di kafe dulu dan nabung sedikit lebih banyak. Karena di balik uang yang kamu tahan hari ini, ada rabungan yang sedang kamu bangun pelan-pelan.

Karena masa depan yang kamu inginkan, nggak bisa dibeli dengan kopi, tapi bisa dicicil lewat tabungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun