Mohon tunggu...
Edo Hendra Kusuma
Edo Hendra Kusuma Mohon Tunggu... Human Resources - Presiden of Asean Studies Forum

Teacher

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Domnatio Memoriae, Ingatan dan Realitas 1

19 Juli 2018   12:33 Diperbarui: 19 Juli 2018   12:36 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Romawi ada kebijakan yang disahkan oleh konstitusi bernama Domnatio Memoriae dimana senat diperbolehkan menjatuhkan "Hukuman atas ingatan", hukuman tersebut impact dari berbagai faktor

bisa jadi ketidaksukaan senat pada seseorang, bisa jadi ketidaksukaan senat pada karya seseorang, bisa jadi dilandasi untuk mengekalkan kekuasaan lingkaran mereka

Penting memang untuk didalami mengapa kekuasaan dapat digunakan untuk menghancurkan satu individu atau kelompok dikarenakan pikiran-pikiran mereka juga hasil karya mereka

Sebagai contoh, tidak ada dan belum ada satu alasan tunggal untuk mengisolir seseorang daripada dunia luar dan lingkungan pasti sebabnya berlapis dan beragam

Hal ini juga pernah dirasakan semisal Kartosuwirjo, semua kerja keras dan usaha dirinya untuk membantu kemerdekaan Indonesia dihilangkan pada satu peristiwa yang sebenarnya asbabul nuzul peristiwa ini masih menjadi misteri, mengapa dirinya memberontak. 

Bagi para otoriteris menghancurkan ingatan dan mengisolir si pelaku adalah wajar adanya, tanpa perlu melihat hak-hak mereka yang diasingkan daripada dunia luar baik pikiran dan karyanya 

Penghancuran atas ingatan menurut Fernando Baez pustakawan asal Venezuela dalam bukunya Historia universal de la destruccion de libros, mengatakan.,

Penghancuran ingatan selalu melalui fase-fase melankolik. Pembatasan, Peminggiran, Penyensoran, penjarahan, dan terakhir Penghancuran. 

Dan hari ini, banyak negara melakukan hal ini, pula dalam sekup kecil seperti Organisasi masyarakat dan Organisasi Mahasiswa. 

But no problem, And now let's open a new page. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang lebih baik.
Pertama mari sadari, patung perang dituban itu adalah satu bentuk perang budaya. Yang bener-bener vulgar, memang wajar karena identitas mereka adalah abadi dengan menghancurkan. 

Untuk mahasiswa, fase-fase ini juga pernah terjadi di HMI waktu kebijakan Asas tunggal Pancasila, semua ingatan tentang Islam dihapus guna rekonstruksi dengan cara ortodoksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun