Mohon tunggu...
Bonifasius AdiSuryanto
Bonifasius AdiSuryanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Sekarang menjadi seminaris di Seminari Menengah St. Canisius Mertoyudan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Parafrasa Puisi "Bunga Gugur" Karya WS Rendra

8 November 2022   08:17 Diperbarui: 9 November 2022   11:30 3018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebelum saya memaparkan parafrasa dari puisi karya WS Rendra, kita perlu tahu apa itu parafrasa. Menurut KBBI, parafrasa merupakan penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk (susunan kata-kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna yang tersembunyi.

Setelah mengetahui apa itu parafrasa, sekarang saya akan memaparkan puisi "Bunga Gugur" karya WS Rendra.

Parafrasa Puisi "Bunga Gugur" Karya WS Rendra

Pada bait pertama, sang penulis puisi mengungkapkan perasaannya ketika kekasihnya telah meninggal. Ia mengungkapkan bahwa dirinya merasa berbagai pengalaman dan kenangan yang dilalui bersama kekasihnya itu seperti ikut menghilang seturut kematian kekasihnya.  Sang penulis melambangkan berbagai pengalaman dan kenangan yang dilalui bersama kekasihnya itu sebagai bunga dan hilangnya dengan bergugurnya bunga itu. Jatuhnya bunga di atas nyawa mungkin menggambarkan bunga yang bertaburan pemakanman kekasihnya  yang membuatnya merasa sangat kehilangan.

Pada bait kedua, sang penulis menegaskan kembali penggambaran pada bait pertama. Bertaburnya bunga di atas makam kekasihnya menandakan akhir dari hubungan atau kisah cinta mereka berdua. Sang penulis berusaha untuk mengikhlaskan kepergian kekasihnya dan mencoba untuk bisa terlepas dari belenggu kesedihan yang ia alami. Ia menyadari bahwa semua orang yang meninggal akan pergi ke surga, namun ia juga mengetahui dan memahami bahwa di surga segala kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan duniawi sudah dihapus dari jiwa orang yang meninggal itu sehingga di surga tidak ada lagi hubungan-hubungan yang terjadi di bumi. Kelekatan dunia tidak lagi terikat pada jiwa yang sudah meninggal.

Pada bait ketiga, sang penulis menegaskan kembali mengenai pernyataannya pada bait sebelumnya bahwa asmara atau hubungan cinta antara dua orang itu hanya terjadi dalam kehidupan di dunia bukan di surga. Ia menyatakan bahwa asmara itu lahir di dunia dan akan terus bersama dengan orang yang memiliki asmara itu ke mana pun orang itu pergi dan asmara itu akan hilang dan benar-benar hilang ketika orang yang memiliki asmara itu meninggal.

Pada bait keempat, sang penulis menggambarkan bagaimana perasaannya itu setelah meninggalnya kekasihnya, ia begitu kehilangan bahkan ia menggambarkan rasa kehilangannya itu seperti ingin bunuh diri. Dan sang penulis menyatakan bahwa kenangan-kenangan yang muncul itu hanyalah penghibur sementara yang membuatnya sulit untuk mau berjalan terus dalam hidup ini sehingga sang penulis mengatakan bahwa kenangan yang muncul itu adalah penipu.

Pada bait kelima, sang penulis juga mengungkapkan rasa bingungnya itu. Ia bingung apakah dengan menangis itu ia menghormati dan melepas kepergian kekasihnya itu. Namun, ia juga merasa setelah tangisannya yang singkat itu, apakah yang akan terjadi selanjutnya akan lancar atau tidak. Mungkin dirinya akan sulit untuk melepas kepergian kekasihnya itu dan akan menganggap dengan sulitnya dirinya melepas kepergian kekasihnya itu maka ia tidak menghormati kepergian kekasihnya.

Pada bait terakhir, sang penulis mengungkapkan kesadarannya dan kepasrahannya akan apa yang telah terjadi, yaitu perginya kekasihnya untuk selama-lamanya. Ia sadar bila ia terus bersedih tidak akan mengubah apapun dan hanya akan mengekangnya. Ia belajar untuk merelakannya dan satu-satunya hal yang bisa ia lakukan untuk bisa terus berjalan dan menghormati kekasihnya adalah dengan mengambil pelajaran-pelajaran hidup yang ia dapat dari pengalaman-pengalaman dan kenangan-kenangan bersama kekasihnya: seperti embun yang ada di bunga, embun itu akan terus menjalani siklusnya dan menjadi bermanfaat bagi kehidupan banyak makhluk hidup.

Puisi ini merupakan puisi roman. Inti dari puisi ini adalah sang penulis mengungkapkan bagaimana perasaannya ketika kehilangan orang yang dia kasihi dan bagaimana dia akhirnya merefleksikannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun