Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Teacher Ambassador Literasi Finansial Bank SMBC, Teacher Ambassador KOCO School #Batch1, Akademi Guru Influenser #Batch1buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Financial

Nabung dan Ngopi Cantik ala Stoik

4 Oktober 2025   13:47 Diperbarui: 4 Oktober 2025   13:47 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rutinitas dan tekanan menjalani kehidupan kerap membuat manusia letih tak berkesudahan. Selesai satu tanggung jawab. Sudah menanti tumpukan tanggung jawab berikutnya yang menguras energi.

Untuk tetap produktif ada sebagian orang yang perlu asupan penambah semangat. Menyelesaikan pekerjaan di cafe jadi solusi. Cafe yang berinternet cepat jadi pilihan. Apalagi cafe tersebut menyediakan minuman pelecut semangat bekerja.

Kopi dengan kandungan kafein sudah menjadi pilihan utama untuk menemani rutinitas keseharian. Kafein menstimulasi untuk orang tetap fokus dan berkonsentrasi. Beberapa teman penulis memiliki tradisi minum kopi sebelum memulai rutinitas.

Pernah beberapa kali dalam suatu kesempatan, mereka saking sibuknya lupa mengawali hari dengan minum kopi. Hal itu menyebabkan mereka terlihat agak kurang vitalitas dalam menyelesaikan rutinitas. Ujaran mereka yang sering terlontar, "Belum ngopi nih dari pagi."

Konsumsi kafein dari kopi dapat meningkatkan fokus, tekanan darah, dan memiliki efek stimulan (Adena,2025). Terbukti ujaran teman-teman penulis di atas menegaskan hasil penelitian tentang efek kopi untuk meningkatkan konsentrasi.

Untuk pecinta kopi otomatis sudah menyediakan dana untuk pengeluaran berbelanja kopi. Konsumsi kopi pun menggerakkan rantai perekonomian. Data konsumsi kopi di Indonesia pada tahun 2020-2021 meningkat 4,04% dari 4,81 juta kantong berukuran 60 kg pada tahun sebelumnya (International Coffee Organization, 2021).

Penikmat kopi terentang dari beragam usia. Mayoritas penikmat kopi  pada usia antara 25-39 tahun, namun fenomena remaja dan dewasa muda pengonsumsi kopi mulai beranjak naik. Faktornya dipengaruhi gaya hidup kongkow/ nongkrong/ bersosialisasi di cafe atau kedai kopi. Persentase konsumsi kopi di kalangan remaja dan dewasa muda semakin meningkat pun dipengaruhi varian olahan kopi yang semakin beragam dan menarik.  

Skip Kopi: Nabung Dulu

Salah satu faktor yang menguras kantong kini adalah pos pengeluaran untuk kopi. Faktor media sosial (medsos) semakin meningkatkan belanja kopi untuk beragam kalangan. Medsos berperan besar dalam membentuk minat dan kebiasaan Gen Z terhadap kopi.

Dari laman coffeetogo.uk mengungkap bahwa lebih dari 33% dari mereka termotivasi untuk membeli sesuatu setelah melihatnya di platform medsos. Kehadiran beragam merek kopi yang berinovasi meningkatkan tingkat konsumsi kopi di kalangan Gen Z.  

Varian produk kopi yang semakin beragam ditambah dengan menjamurnya kedai kopi estetik turut meningkatkan konsumsi kopi di beragam kalangan. Kalangan remaja dan dewasa muda terbiasa mengonsumsi kopi usai berolahraga (futsal, bola basket, bulutangkis, dan padel). Konsumsi kopi juga meningkat saat mereka bermain game online/ play station. Semakin lama mereka bermain otomatis jumlah konsumsi kopi meningkat.

Kebiasaan mengonsumsi kopi tanpa kendali menguras dompet. Mereka yang sudah tahap adiksi kopi bahkan pos pengeluaran untuk berbelanja kopi melebihi uang pemasukan/ uang saku setiap bulan. Promo beli satu kopi gratis satu atau membayar kopi dengan paylater semakin membuat dompet mereka terkuras hingga besar pasak daripada tiang.

Mendisplinkan Hasrat

            Untuk dapat menabung dan menghindari besar pasak daripada tiang akibat konsumsi kopi berlebih, mari sejenak memetik inspirasi dari Stoikisme. Filsuf Stoa, Epictetus menganjurkan manusia untuk memiliki disiplin hasrat.

            Memiliki disiplin hasrat bukan berarti menghilangkan keinginan-keinginan diri. Manusia yang mempraktikkan disiplin hasrat mampu menerima keadaan sebagaimana mestinya. Misal: andai isi dompet menipis, maka keinginan untuk mengonsumsi kopi perlu diatur. Jangan sampai dapat membeli kopi, namun kebutuhan primer justru tak terpenuhi.

Ngopi Cantik ala Stoik/ Chatgpt AI
Ngopi Cantik ala Stoik/ Chatgpt AI

            Disiplin hasrat merupakan fondasi untuk menuju disiplin tindakan dan disiplin penilaian. Penguasaan hasrat memang menjadi landasan bagi manusia untuk bertindak dan menilai (Purba,2025).

            Bagaimana cara seseorang memeriksa, apakah ia sudah mampu mendisiplinkan hasrat? Jika dalam hatinya masih terngiang ("Aku lemas nih belum ngopi."), maka ia masih diperbudak keinginan tersebut. Ini pun berlaku umum untuk semua hal yang menyebabkan adiksi. Seseorang belum lepas dari hasrat andai terus tak mampu melepaskan diri dari hasrat itu.

            Bagi kaum Stoik, "Kebahagiaan sejati tidak datang dari hal-hal luar, tetapi dari kendali atas diri sendiri." Seseorang yang mampu mendisiplinkan hasrat sanggup berkata: "Saya boleh ngopi, tapi bukan karena saya harus."

            Lalu, bagaimana seseorang tetap dapat "ngopi" sekaligus dapat menabung. Mari menimba inspirasi dari para Stoik. Filsuf Stoa, Marcus Aurelius mengajarkan untuk "memeriksa setiap dorongan hati/ hasrat sebelum bertindak."

Untuk dapat menabung, maka buat batas pengeluaran kopi bulanan yang realistis. Misal, jika biasanya membeli kopi Rp25.000 per hari, maka ubah menjadi dua kali seminggu. Kemudian, sisihkan selisihnya jadi tabungan.

Kebetulan penulis juga penikmat kopi, bahkan dulu juga sering bertransaksi kopi lewat aplikasi/ datang ke kedai kopi. Kini penulis berhasil menjalani saran dari filsuf Stoa, Seneca untuk latihan hidup sederhana.

Sekarang penulis lebih sering menyeduh kopi sendiri di rumah/ di kantor dengan alat perkopian sederhana (penggiling kecil, timbangan, kertas filter kopi, saringan kopi vietnam drip). Kebiasaan ini mampu menghemat uang di dompet. Penulis juga pernah mengikuti pelatihan meracik kopi yang diadakan oleh Perpustakaan Nasional dan Ikatan Barista Bersertifikasi.

Menyeduh kopi hasil tangan sendiri dan mempraktikkan ilmu meracik kopi yang sudah didapat semakin menambah kepuasan dan ketenangan batin khas Stoik.

Penulis sudah mampu mendisiplinkan hasrat untuk "ngopi" maksimal dua kali sehari. Andai lebih itu diperuntukkan sebagai hadiah usai menyelesaikan tugas atau mencapai target tabungan harian. Ini membantu otak menautkan kesenangan dengan disiplin, bukan impuls sesaat.

Beberapa kali di rumah penulis juga mengajak teman-teman untuk nongkrong/ kongkow bersama sambil "ngopi". Ini sejalan dengan anjuran Epictetus untuk berkomunitas secara bijak. Alih-alih nongkrong konsumtif, mengundang teman "ngopi" semakin memperkuat silaturahmi.

Pada era kiwari beragam platform digital mempermudah hidup manusia. Prinsip Stoik: "Apa yang dapat kamu kendalikan, kendalikanlah segera." Gunakan aplikasi keuangan untuk mengatur auto transfer ke tabungan setiap kali gajian sehingga sisa uang baru boleh dipakai untuk kopi atau hiburan. Ini penulis lakukan untuk beberapa tagihan yang ter-auto debet seperti cicilan KPR, asuransi, dan cicil emas.

Penutup

Kopi bukan musuh, tetapi cermin dari cara manusia mengelola hasrat untuk menikmati kehidupan. Dengan mempraktikkan disiplin hasrat ala Stoik, seseorang tetap dapat  "ngopi" tanpa kehilangan arah finansial. 

Singkatnya bukan berhenti "ngopi, tapi berhenti diperbudak oleh kopi. Salam seruput, tapi isi dompet tak menyusut.

 

Referensi

Adena Fidelya Indrayanta, et.al. Pengaruh Konsumsi Kopi Hitam terhadap Tingkat Konsentrasi Mahasiswa FK Universitas Yarsi Angkatan 2022 dan 2023. Junior Medical Journal, Volume 3. No. 4 Juni 2025. Diakses digital, 4 Oktober 2025.

Ardietya Kurniawan dan Muh Rosyid Ridlo. Perilaku Konsumtif Remaja Penikmat Warung Kopi. Jurnal Sosiologi, DILEMA, Vol. 32, No. 1 Tahun 2017. Diakses digital, 4 Oktober 2025.

https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5391697/menguak-fenomena-minum-kopi-di-kalangan-gen-z-ternyata-ini-alasannya? Diakses digital, 3 Oktober 2025.

https://rri.co.id/lain-lain/1034116/konsumsi-kopi-bagi-gen-z-untuk-meningkatkan-mood. Diakses digital, 3 Oktober 2025.

International Coffee Organization. (2021). Coffee Market Report 2020--2021.London: ICO. Diakses digital 4 Oktober 2025.

Sanaha, Purba. 2025. Gaya Hidup "Agak Laen" Stoik. Yogyakarta: Penerbit Terang Sejati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun