Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Teacher Ambassador Literasi Finansial Bank SMBC, Teacher Ambassador KOCO School #Batch1, Akademi Guru Influenser #Batch1buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Financial

Healing Mahasiswa tak Pusing (ala Stoik)

3 Oktober 2025   18:24 Diperbarui: 3 Oktober 2025   18:24 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Healing Hemat Mahasiswa ala Stoik/ Chatgpt AI

Masa SMA adalah masa yang paling indah bagi sebagian orang. Tidak bagi penulis sebab berangkat dan pulang masih bersama orangtua. Akibatnya penulis tak dapat mengikuti beragam keseruan dari teman sebaya usai jam pulang sekolah.

Tibalah masa kuliah. Kekangan orangtua masih belum sepenuhnya lepas. Mereka menyarankan penulis memilih kampus di area Jabodetabek. Ujian masuk perguruan tinggi negeri penulis tunaikan. Semesta mendukung. Nama penulis masuk dalam daftar nama yang lolos di salah satu kampus negeri di Jakarta.

Lolosnya penulis di kampus negeri sepertinya ada andil dari orangtua sebab mereka menginginkan sang anak tak jauh. Kendali orangtua pada sang anak takkan dapat ditolak. Satu-satunya yang dapat penulis lakukan adalah dengan tak menjadikan beban pikiran kendali dari mereka.

Kala masih bersekolah pergi dan pulang menjadi tanggung jawab orangtua. Untuk masa berkuliah penulis memilih moda transportasi andalan, yakni KRL (kereta rel listrik) dan angkot (angkutan kota).

Masa di kampus benar-benar menjadi ajang mengeksplorasi diri. Hal-hal yang belum dialami saat SMA. Satu-persatu menjadi tujuan. Di kampus salah satu sarana aktualisasi diri adalah aktif berorganisasi.

Kebetulan penulis mendapatkan wadah organisasi yang tepat. Usai setahun aktif menjadi anggota, penulis memberanikan mencalonkan diri menjadi calon ketua organisasi tersebut.

Menikmati Kehidupan

Di masa perkuliahan kesukaan terhadap membaca tumbuh semakin besar. Banyak sekali bazar buku bekas pakai diadakan di kampus. Dengan uang 50 ribu dapat dua/ tiga buku. Beban kuliah yang berat kerap menambah beban pikiran.

Salah satu healing sederhana yang sering penulis lakukan adalah berkunjung ke perpustakaan. Menenggelamkan diri dengan membaca selama beberapa jam mampu melepaskan beban pikiran.

Perpustakaan kampus berlantai enam. Penulis sering healing di lantai lima. Di area ini banyak sekali koran, majalah, dan jurnal yang dapat dibaca. Di area ini tak ada tirai sehingga semua pengunjung lantai ini dapat langsung melihat lalu-lalang kendaraan roda empat melintasi jalur tol dalam kota.

Kampus di mana penulis menuntut ilmu berada di jantung kota Jakarta Timur. Dekat dengan area Utan Kayu, Cempaka Putih, dan Kelapa Gading. Tak heran hampir terjadi kampus ini ditukarguling lokasinya oleh pemerintah, bahkan pihak pemerintah sudah menyediakan lahan penukarnya. Beruntung pemerintahan tersebut tumbang. Hingga kini kampus ini tetap tegak berdiri di Jalan Rawamangun Muka.

Selain membaca di perpustakaan, penulis juga membentuk klub membaca. Klub ini terbentuk sebab menemukan rekan-rekan satu frekuensi yang suka membaca. Di sela-sela jeda kuliah sambil mengobrol terkadang diselipkan membahas sedang membaca buku apa atau apa buku yang sudah  selesai dibaca.

Tatkala penulis terpilih memimpin suatu organisasi mahasiswa yang berafiliasi dengan satu agama. Salah satu program yang berhasil dijalankan yakni, healing hemat dengan tajuk ziarah gunung.

Panitia acara hanya perlu menyiapkan biaya transportasi truk tronton. Sisanya semua disiapkan oleh peserta acara seperti alat memasak, tenda, kantung tidur, tas carrier, matras tidur, dan obat-obatan pribadi.

Ziarah gunung kemudian menjadi favorit acara di kepengurusan selanjutnya. Acara yang hemat untuk kepengurusan, namun bikin ketagihan. Usai acara ziarah gunung, penulis jadi sering mendaki gunung.

Gunung selalu memiliki pesonanya sendiri. Keindahan alam yang menakjubkan. Udara segar yang memenuhi paru-paru. Tantangan fisik dan mental yang menanti di setiap langkah pendakian.

Kala itu persiapan fisik wajib dilakukan, sebelum kami mendaki suatu gunung. Minimal satu bulan persiapan fisik dilakukan seperti jogging, sit up, push up, pull up, dan jumping jack.

Meskipun mendaki gunung kala itu hemat biaya, namun ada faktor tak terduga yang dialami. Ketika mendaki Gunung Gede, Cianjur, Jawa Barat, penulis bersama teman-teman keliru memilih jalur pendakian ke puncak.

Selepas dari trek air panas. Kami salah memilih jalan sehingga tersesat tanpa arah. Hal tersebut yang menyebabkan kami terombang-ambing tak tentu arah selama sekitar 16 jam. Kejadian tersebut tak menghentikan kesukaan penulis untuk mendaki gunung.

Usai kejadian itu, penulis bersama teman-teman merampungkan pendakian Gunung Ciremai, Gunung Cikurai, Gunung Salak, Gunung Papandayan, dan kembali mendaki Gunung Gede.

Healing Hemat ala Stoik

Stoikisme, ajaran filsafat yang lahir di Yunani kuno mengajarkan manusia untuk memiliki dikotomi kendali. Dikotomi kendali melatih manusia untuk fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan dan menerima hal-hal di luar kendali. Dalam konteks mahasiswa, prinsip ini sangat relevan untuk menjalani healing hemat.

Marcus Aurelius, seorang filsuf Stoa menekankan bahwa kebahagiaan tidak ditentukan oleh benda luar, tetapi oleh batin yang tenang. Healing hemat ala Stoik berarti puas dengan aktivitas sederhana seperti membaca buku di perpustakaan, sekadar duduk mengamati lingkungan sekitar, atau mengamati lalu-lalang kendaraan usai pulang kuliah.

Sebagai ajaran yang aplikatif, Stoikisme melatih untuk menghadapi kekurangan (Voluntary Discomfort). Seneca, seorang filsuf Stoa menganjurkan untuk sesekali melatih diri hidup sederhana: makan menu sederhana, tidur di ruang kos sempit atau bepergian dengan transportasi murah.

Pendakian gunung ala mahasiswa adalah bentuk voluntary discomfort: hemat, menguras energi, namun ada makna mendalam yang dipetik.

Mendaki gunung berbiaya hemat ala mahasiswa juga sejalan dengan ujaran dari Epictetus  (filsuf Stoa) yang mengingatkan bahwa manusia tak dapat mengendalikan dunia, tetapi dapat mengendalikan respons diri. Mendaki gunung mengajarkan hal itu: cuaca dapat berubah seketika, keliru memilih jalur, tetapi dapat mengondisikan jiwa tetap tenang.

Stoik juga menekankan pentingnya kebajikan sosial. Klub membaca atau mendaki bersama teman adalah healing murah yang memperkaya jiwa sekaligus memperkuat ikatan sosial. Kini bahkan semakin menjamur klub membaca hening di berbagai kota di Indonesia.

Promo Klub Baca Hening/ hestiistiviani.com
Promo Klub Baca Hening/ hestiistiviani.com

Salah satu klub baca hening yang pernah diulas Harian Kompas adalah Klub Baca Hening Jakarta yang digagas oleh Hestia Istiviani. Biasa kegiatan ini dilakukan satu bulan sekali. Mengambil lokasi taman di Jakarta. Tak ada syarat berbelit untuk gabung.

Semua orang dapat tergabung. Asal bersedia membawa bacaannya sendiri. Klub baca ini juga mengerakkan perekonomian sebab diharapkan peserta klub baca tak lupa membeli minuman/ kudapan di tempat mereka berkumpul.

Tokoh Terkenal dengan Healing Hemat ala Stoik

Menjalani hidup penuh makna harus seimbang. Meskipun masih berstatus mahasiswa tetap dapat melakukan healing. Pastikan hemat biaya dan tak menggunakan dana dari pinjol/ pay later.

Mari sejenak menengok dua tokoh yang dari tampak luar bergaya hidup hemat. Pertama, Albert Einstein. Ia dikenal sering melepas penat dengan berjalan kaki jauh di alam terbuka. Berjalan santai di hutan atau tepi danau cukup untuk menyegarkan pikiran dan menemukan inspirasi untuk dirinya.

Kedua, Mahatma Gandhi. Tokoh yang mempraktikkan hidup sederhana. Salah satu bentuk healing baginya adalah berpuasa, menenun kain, dan berjalan kaki jarak jauh. Aktivitas ini murah, bahkan nyaris tanpa biaya, tetapi memberi ketenangan batin mendalam.

Semoga teladan kedua tokoh ini menginspirasi bahwa healing hemat ala mahasiswa dapat dilakukan dengan memilih yang paling hemat biaya dan mendatangkan kebahagiaan untuk menyeimbangkan kehidupan.

Referensi

Einstein, A. 2011. Ideas and Opinions. New York: Broadway Books.

Gandhi, M. K. 2009. The Essential Gandhi: An Anthology of His Writings on His Life, Work, and Ideas. New York: Vintage.

https://hestiaistiviani.com/baca-bareng/. Diakses digital, 3 Oktober 2025.

https://www.kompas.id/artikel/hestia-istiviani-menularkan-semangat-membaca. Diakses

digital 3 Oktober 2025.

Purba, S. (2025). Gaya Hidup "Agak Laen" ala Stoik. Yogyakarta: Penerbit Terang Sejati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun