Pedagogi Anti Korupsi - Teladan Bung Hatta

Dalam konteks pendidikan budaya hidup sederhana harus diajarkan sejak dini. Sekolah bukan hanya tempat untuk mentransfer ilmu, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai moral dan karakter. Kejujuran, tanggung jawab, dan penghargaan terhadap kesederhanaan wajib digaungkan dalam pembelajaran.

Dengan menanamkan budaya hidup sederhana siswa diajarkan untuk memahami bahwa kebahagiaan tidak diukur dari harta benda, tetapi dari kontribusi positif mereka terhadap masyarakat. Banyak sekolah menerapkan kesederhanaan dengan penggunaan seragam dan atribut yang sama kepada semua siswa. Penggunaan seragam dan atribut yang sama menghilangkan sekat-sekat stratifikasi sosial.

Tak hanya itu, penggunaan sepatu berwarna hitam juga mengajarkan tentang kesederhanaan, meskipun terkadang harga sepatu hitam yang dipakai siswa berharga tak murah. Warna sepatu hitam dikondisikan untuk menghapus kesenjangan strata sosial siswa. Biasanya sepatu mahal terlihat dari warna-warni yang kontras.

Pendidikan tentang hidup sederhana juga berfungsi sebagai tameng terhadap gaya hidup konsumtif yang kerap menjadi pemicu korupsi. Sudah sepatutnya siswa disadarkan dan dididik bahwa gaya hidup berlebihan/ hedon sering kali mendorong seseorang untuk mencari kekayaan dengan cara instan. Cara instan yang tidak halal, yakni korupsi.

Ketika siswa sudah memahami pentingnya hidup sederhana, mereka akan lebih mampu mengendalikan keinginan dan menahan diri dari tindakan tidak etis dan melanggar aturan hukum. Pentingnya pendidikan tentang hidup sederhana dapat membentuk pola pikir siswa yang berorientasi pada kepentingan bersama, bukan hanya keuntungan pribadi.

Siswa yang terbiasa dengan nilai-nilai ini akan tumbuh menjadi individu yang lebih peka terhadap penderitaan orang lain, sehingga tidak tergoda untuk mengambil jalan pintas tak halal. Kelak mereka tak menyalahgunakan kekuasaan demi kepentingan pribadi saat menjadi pimpinan/ pemegang jabatan.