Mohon tunggu...
Bona Ventura Ventura
Bona Ventura Ventura Mohon Tunggu... Teacher Ambassador Literasi Finansial Bank SMBC, Teacher Ambassador KOCO School #Batch1, Akademi Guru Influenser #Batch1buku antologi: Presiden Jokowi: Harapan Baru Indonesia, Elex Media, 2014 - 3 Tahun Pencapaian Jokowi, Bening Pustaka, 2017 | Mengampu mapel Bahasa Indonesia, Menulis Kreatif, dan media digital

#Dear TwitterBook, #LoveJourneyBook @leutikaprio

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pedagogi Anti Korupsi - Teladan Bung Hatta

19 Maret 2025   15:59 Diperbarui: 19 Maret 2025   15:59 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pameran Jejak Langkah Bung Hatta di Pahoa

Mohammad Hatta adalah teladan hidup sederhana yang patut dijadikan inspirasi bagi dunia pendidikan. Hingga akhir hayatnya Hatta tidak pernah mampu membeli sepatu Bally yang ia idamkan.

Usai tak lagi menjabat, beliau tak mampu membayar iuran air PAM dan PBB saking kecilnya uang pensiun yang diterima. Betapa miskinnya beliau kala mundur sebagai Wapres RI pada 1956. Uang pensiunnya pun tak cukup untuk membayar biaya listrik, air PAM, dan pajak bumi bangunan.

Cuplikan kisah tersebut, penulis dengar langsung dari pemandu Pameran Jejak Langkah Bung Hatta yang dihelat mulai dari 2 hingga 13 Desember 2024 dalam area Heritage Ged. F Sekolah Terpadu Pahoa. Dalam pameran tersebut foto-foto ikonik dari Bung Hatta ditampilkan.

Pilihan hidup sederhananya tidak hanya menunjukkan integritas pribadi, tetapi juga mencerminkan nilai moral dan etika yang tinggi. Sosoknya mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kemewahan, melainkan pada kepuasan batin karena menjalani hidup secara jujur dan bermartabat.

Dalam pameran tersebut pengunjung dapat melihat satu potongan berita ketika Bung Hatta berobat ke Eropa. Usai rampung berobat, ternyata ada sisa uang yang diberikan oleh negara untuk biaya pengobatannya. Bung Hatta memerintahkan sekretarisnya untuk mengembalikan uang itu. Padahal perwakilan dari Sekretariat Negara (Setneg) mengatakan bahwa uang yang sudah dikeluarkan sudah menjadi hak dari penerima.

Uang biaya berobat yang tidak terpakai habis tersebut dikembalikan ke Setneg. Pak Wangsa Wijaya, sekretaris beliau, dipaksa untuk mengembalikan sisa uangnya kepada Setneg. Bung Hatta tidak mau menggunakan sisa uang itu sebab andai dirinya menerima uangnya berarti tidak menggunakan sesuai peruntukannya. Menurutnya, "uang itu atau fasilitas semuanya harus dipakai sesuai peruntukannya."

            Pameran Jejak Langkah Bung Hatta ini terselenggara berkat kerjasama Yayasan Hatta dan Bank Indonesia. Sekolah Terpadu Pahoa, Gading Serpong, Kab. Tangerang terpilih untuk menjadi lokasi perhelatan acara. Sebelumnya beberapa sekolah di Jakarta sudah lebih dahulu dikunjungi oleh pameran tersebut.

            Pameran ini merupakan program tanggung jawab sosial (CSR) Bank Indonesia. Program ini mengangkat jejak-jejak nilai integritas, kepemimpinan, dan keteladanan Bung Hatta yang relevan untuk generasi muda saat ini.

            Pemandu pameran kala menemani penulis berkeliling melihat foto-foto dalam pameran juga mengungkapkan keinginan Yayasan Bung Hatta untuk blusukan ke sekolah-sekolah agar sosok bersahaja Hatta semakin dikenal generasi Z dan alpha.

Budaya Hidup Sederhana dalam Pendidikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun