Pameran Jejak Langkah Bung Hatta di Pahoa
Mohammad Hatta adalah teladan hidup sederhana yang patut dijadikan inspirasi bagi dunia pendidikan. Hingga akhir hayatnya Hatta tidak pernah mampu membeli sepatu Bally yang ia idamkan.
Usai tak lagi menjabat, beliau tak mampu membayar iuran air PAM dan PBB saking kecilnya uang pensiun yang diterima. Betapa miskinnya beliau kala mundur sebagai Wapres RI pada 1956. Uang pensiunnya pun tak cukup untuk membayar biaya listrik, air PAM, dan pajak bumi bangunan.
Cuplikan kisah tersebut, penulis dengar langsung dari pemandu Pameran Jejak Langkah Bung Hatta yang dihelat mulai dari 2 hingga 13 Desember 2024 dalam area Heritage Ged. F Sekolah Terpadu Pahoa. Dalam pameran tersebut foto-foto ikonik dari Bung Hatta ditampilkan.
Pilihan hidup sederhananya tidak hanya menunjukkan integritas pribadi, tetapi juga mencerminkan nilai moral dan etika yang tinggi. Sosoknya mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kemewahan, melainkan pada kepuasan batin karena menjalani hidup secara jujur dan bermartabat.
Dalam pameran tersebut pengunjung dapat melihat satu potongan berita ketika Bung Hatta berobat ke Eropa. Usai rampung berobat, ternyata ada sisa uang yang diberikan oleh negara untuk biaya pengobatannya. Bung Hatta memerintahkan sekretarisnya untuk mengembalikan uang itu. Padahal perwakilan dari Sekretariat Negara (Setneg) mengatakan bahwa uang yang sudah dikeluarkan sudah menjadi hak dari penerima.
Uang biaya berobat yang tidak terpakai habis tersebut dikembalikan ke Setneg. Pak Wangsa Wijaya, sekretaris beliau, dipaksa untuk mengembalikan sisa uangnya kepada Setneg. Bung Hatta tidak mau menggunakan sisa uang itu sebab andai dirinya menerima uangnya berarti tidak menggunakan sesuai peruntukannya. Menurutnya, "uang itu atau fasilitas semuanya harus dipakai sesuai peruntukannya."
      Pameran Jejak Langkah Bung Hatta ini terselenggara berkat kerjasama Yayasan Hatta dan Bank Indonesia. Sekolah Terpadu Pahoa, Gading Serpong, Kab. Tangerang terpilih untuk menjadi lokasi perhelatan acara. Sebelumnya beberapa sekolah di Jakarta sudah lebih dahulu dikunjungi oleh pameran tersebut.
      Pameran ini merupakan program tanggung jawab sosial (CSR) Bank Indonesia. Program ini mengangkat jejak-jejak nilai integritas, kepemimpinan, dan keteladanan Bung Hatta yang relevan untuk generasi muda saat ini.
      Pemandu pameran kala menemani penulis berkeliling melihat foto-foto dalam pameran juga mengungkapkan keinginan Yayasan Bung Hatta untuk blusukan ke sekolah-sekolah agar sosok bersahaja Hatta semakin dikenal generasi Z dan alpha.
Budaya Hidup Sederhana dalam Pendidikan