Setiap orang yang tahu cara membacaÂ
Memiliki kekuatan untuk memperbesar dirinya,Â
melipatgandakan jalan bagi keberadaannya,Â
dan membuat kehidupannya
utuh, signifikan, dan menarik.
(Aldous Huxley)
Mengapa penulis begitu bersemangat dalam mengampanyekan minat baca di kalangan siswa? Itu semua berawal kala penulis masih bersekolah. Hal yang paling dirindukan saat liburan sekolah tiba adalah dapat meminjam buku-buku di perpustakaan sekolah.
Kebetulan kala itu ayah memiliki akses untuk bebas meminjam tanpa batas koleksi buku perpustakaan di SD Â penulis bersekolah. Jika umumnya siswa hanya diperkenankan meminjam maksimal dua buku, maka berbeda dengan penulis yang dapat meminjam hingga sepuluh buku. Mengapa bisa? Â Sebab ayah yang mengelola perpustakaan sekolah.
Kebiasaan membaca sejak SD begitu membekas pada diri penulis. Semakin dini seseorang memiliki habitus membaca semakin baik untuk pertumbuhan karakter dan pengembangan dirinya. Masa pandemi tak menyurutkan langkah penulis untuk menyebarkan virus gemar membaca. Memulai sesuatu dengan pertanyaan mengapa ternyata membuat penulis menemukan cara solutif agar siswa dapat memiliki habitus membaca.
Penulis memberikan pilihan kepada mereka bisa memilih bacaan digital. Mereka dapat membaca di beragam aplikasi membaca seperti Ipusnas, wattpad, storial, novelme, webtoon, webnovel, dan joylada. Tiga bulan terlewati di semester ganjil 2020/2021. Lambat laun para siswa mulai dapat menyesuaikan diri, meskipun jam literasi dilakukan secara virtual.
Berikut kesaksian dari seorang siswi, " Beberapa bulan kemudian, saya dan orangtua telah memutuskan agar saya meneruskan kelas 7 di SMP Pahoa. Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Pahoa sangat menarik karena gurunya juga mempunyai banyak ide kreatif agar kami dapat bermain sambil belajar sehingga pelajarannya pun tidak membosankan. Tiap dua minggu sekali, beliau mengadakan jam literasi di mana kita harus membaca buku, lalu membuat laporan mengenai buku yang sudah kita baca. Sejak itu, saya semakin rajin membaca buku."