Dalam survei tertulis yang dilakukan oleh penulis untuk peserta didik kelas 8 didapati beragam jawaban yang membahagiakan. Penulis mendampingi lima rombongan belajar di SMP Pahoa, Gading Serpong, Kab. Tangerang. Masing-masing kelas terdiri dari 30-33 peserta didik.
Hasil jawaban survei tersebut ada 30% peserta didik yang melakukan aktivitas yang selama ini belum pernah dilakukan seperti mencuci piring, memasak, merapikan kamar tidur, mencuci kendaraan, menyapu, dan mengepel.
Membaca jawaban mereka, penulis cukup terkejut. Aktivitas yang mereka lakukan berkisar pada pekerjaan rumah tangga. Sekolah di mana penulis mengajar sebagian besar orangtua peserta didik berlatarbelakang menengah. Latar belakang keluarga menengah sebagian besar pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh ART (asisten rumah tangga).
Dalam membantu menyelesaikan pekerjaan rumah peserta didik belajar beragam makna kehidupan. Satu yang kentara adalah mereka belajar tentang karakter kerajinan (diligence). Karakter kerajinan memuat tiga manifestasi: menggunakan waktu dan kemampuan semaksimal mungkin, menyelesaikan tanggung jawab serta segenap hati (Badudu, 2019).
Pemelajaran Karakter pada Masa Pandemi
Keluarga adalah sekolah pertama seorang anak belajar beragam hal. Salah satunya adalah pemelajaran karakter. Dalam keluarga pemelajaran karakter bermula. Lambat laun melalui pembiasaan dalam rumah, penanaman karakter anak menjadi habitus. Dengan karakter seorang anak membuat akar kebaikan dalam dirinya. Semakin lama akar kebaikan tersebut membuahkan perilaku benar dan terpuji dalam diri sang anak.Â
Pembentukan karakter perlu diupayakan hari demi hari. Membentuk karakter ibarat membentuk otot dalam tubuh. Otot untuk menghadapi tantangan fisik, sedangkan karakter dalam menghadapi tantangan moral dan mental (Badudu,2019).
Kesaksian tokoh pendidikan, Sr. Fransesco Marianti, OSU (pernah menjabat Kepsek Cor Jesu, Malang dan Santa Ursula, Jakarta) bahwa melakukan pekerjaan rumah tangga dalam keluarga adalah mengajarkan seorang anak pelajaran bagaimana cara hidup.
Bagaimana cara hidup merupakan fondasi kehidupan bagi seorang anak. Ia mengisahkan kala libur sekolah diminta oleh orangtuanya membantu pekerjaan rumah tangga seperti mencuci pakaian, menyapu, mengepel, belanja ke pasar hingga memasak.
Pekerjaan rumah tangga yang seorang anak lakukan pada saat pandemi berguna sebagai membangun fondasi kehidupan. Saat melakukan pekerjaan rumah tangga ternyata seorang anak bukan hanya belajar tentang karakter kerajinan semata, melainkan ia juga belajar karakter tanggung jawab, kerja keras, dan kedisplinan.
Jadi, jangan anggap sepele melakukan pekerjaan rumah tangga. Melalui pelibatan anak melakukan pekerjaan rumah tangga, ia dapat membentuk banyak karakter yang kelak berguna di kehidupan selanjutnya.