Mohon tunggu...
Boby Hernawan
Boby Hernawan Mohon Tunggu... ordinary man

...sedang belajar kehidupan ...

Selanjutnya

Tutup

Trip

Wisata Keliling Turki dengan Sewa Mobil Self Drive 12 Hari

7 April 2025   21:57 Diperbarui: 7 April 2025   21:57 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Danau Garam, Konya - dokumentasi pribadi

Pembuka
Libur Lebaran Tahun 2025 ini, kami sekeluarga (berempat) memutuskan untuk berkumpul dengan cara unik, yaitu berkumpul selama 24 jam terus menerus dengan mengendarai mobil sambil berkeliling wisata di negara Turki. Negara Turki dipilih karena bebas visa bagi paspor Indonesia, memiliki keindahan alam yang mempesona, serta mayoritas penduduk adalah Muslim mengingat periode perjalanan kami sebagian masih jatuh pada bulan Ramadhan. Kami ingin berbagi pengalaman ini, semoga ada manfaatnya bagi yang membutuhkan.

Tiket Pesawat
Untuk tiket pesawat, banyak tersedia penerbangan ke Turki dengan berbagai pilihan maskapai, dan juga banyak kota yang bisa dituju di Turki. Kami memilih kota Istanbul sebagai kota tujuan penerbangan dari Jakarta. Untuk kota Istanbul sendiri memiliki 3 bandara, yaitu Bandara Istanbul (IST), Bandara Sabiha (SAW) dan Bandara Ataturk (sudah tidak dipakai untuk komersial). Bandara Istanbul (IST) berjarak kurang lebih 35 km dari pusat kota, sedangkan Bandara Sabiha (SAW) berjarak 80 km. Silakan memilih penerbangan sesuai bandara / kota yang ingin dituju, dimana kalau tujuan Istanbul secara umum tiket penerbangan ke Bandara Sabiha (SAW) sedikit lebih murah dibanding Bandara Istanbul (IST), karena memang berjarak lumayan jauh dari pusat kota Istanbul dan ongkos transportasi jauh lebih mahal. Namun jika memang setelah mendarat bandara langsung sewa mobil, rasanya tidak menjadi masalah karena sudah bisa langsung berkendara / mempunyai moda transportasi sendiri.

Turki Bebas Visa
Bagi pemegang paspor Indonesia, bepergian ke Turki adalah bebas visa, artinya tidak perlu mengurus visa terlebih dahulu ataupun visa on arrival. Pengalaman kami, saat di counter Imigrasi, kami tidak ditanyakan hal apapun dan kemudian paspor hanya distempel tanggal kedatangan, dan tidak terdapat keterangan masa tinggal di stempelnya. Pengalaman ini valid saat periode perjalanan kami, dan tentunya harus di-cross check dengan informasi formal dan dari pihak lain yang berkompeten. Kami sendiri sudah memastikan dan browsing informasi bebas visa Turki ini terlebih dahulu dan juga melakukan konfirmasi dari beberapa agen perjalanan yang terbiasa membawa wisatawan Indonesia ke Turki.

Pilihan Sewa Mobil
Mengingat kami berencana berwisata keliling Turki secara mandiri dengan mengendarai mobil sendiri, maka harus menyewa mobil di Turki. Pilihan sewa mobil di Turki juga sangat beragam melalui berbagai website (online) yang sangat beragam dan sangat mudah prosesnya, tentunya pilih website atau aggregator online yang kredibel. Lakukan banyak website window shopping terlebih dahulu sebelum memutuskan pilihan. Diperlukan kartu kredit untuk booking dan pembayarannya. Kemudian untuk SIM, saat proses booking kami masih menggunakan data SIM Indonesia, namun saran kami untuk segera punya (mengurus) SIM Internasional. Ada baiknya juga saat menyewa mobil untuk mendaftarkan additional driver (misal anggota keluarga lain yang sudah mempunyai SIM) untuk saling bergantian nanti saat mengendaraai kendaraan, sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (misal kecelakaan), pengemudi semuanya sudah terdaftar dalam sistem asuransi.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat booking dan menyewa mobil secara online antara lain jenis dan ukuran kendaraan yang diperlukan, jenis transmisi, jenis bahan bakar (bensin atau diesel), lokasi counter sewa/kendaraan (langsung di terminal kedatangan, disambut pihak agen (meet and greet), ataupun disediakan free shuttle menuju tempat sewa karena lokasi agak di luar terminal. Kami sendiri memilih yang langsung tersedia counter-nya di terminal, dan mobil sudah siap juga di terminal kedatangan. Hal yang lain adalah jenis dan ukuran mobil, dimana di Turki sangat beragam jenis mobil merk-merk Eropa yang bagi kami tidak terlalu familiar, sehingga dalam menentukan ukuran mobil perlu berhati-hati. Semisal untuk jenis Sedan, terbagi tiga pilihan ukuran (small, medium, large), dimana antar website ukuran ini kadangkala tidak konsisten (satu website mengatakan jenis Sedan tertentu adalah Large, namun website lain mengatakan Medium atau bahkan Small). Perlu untuk cross check jenis dan ukuran mobil ini melalui googling lebih lanjut dan mendapat feeling jenis dan ukuran yang sebenarnya. Juga tersedia banyak sekali provider/perusahaan sewa mobil, rata-rata merupakan perusahaan rental berskala global (dunia) yang telah beroperasi di berbagai negara.

Kami akhirnya sewa mobil jenis Sedan dengan ukuran besar (Large) yang cukup nyaman dan lega untuk kami berempat serta pertimbangan volume bagasi yang cukup luas untuk koper-koper kami. Sekedar saran atau pertimbangan, jika bagasi/koper lumayan banyak seperti kami karena 4 orang dan untuk 12 hari perjalanan, maka ambil jenis mobil yang besar (Large), bisa jenis Sedan, SUV, station wagon, ataupun Van sekalian, dengan pertimbangan kenyamanan perjalanan, karena pada dasarnya selama periode tersebut kita berkegiatannya di dalam mobil, kecuali untuk tidur malam hari di hotel.  Pengalaman kami, kami semula booking mobil ukuran sedang (medium) dan setelah sampai di counter dan melihat langsung jenis mobilnya, ternyata lumayan kecil, sehingga kami minta upgrade jenis mobil ke ukuran Large dan dikenakan tambahan biaya yang lumayan, dibandingkan dari awal sudah booking dan memutuskan jenis yang Large. Lebih baik antisipasi sewa jenis kendaraan yang cukup besar dari awal daripada harus upgrade saat di counter, karena biayanya lebih mahal melakukan upgrade di counter. Selain itu, saat booking sudah harus dapat dipastikan tanggal dan jam kapan kita akan ambil mobilnya, karena berdasarkan pengalaman, kita hanya dapat dilayani sesuai tanggal dan jam yang kita request saat booking, tidak bisa minta lebih awal, misalnya 1 jam lebih awal. Kami tidak tahu kalau kita ambil lebih lambat daripada jam yang ditentukan, apakah kita tetap di-charge sesuai dengan perhitungan hari/waktu saat booking awal. Perhitungan sewa adalah harian dengan pendekatan 24 jam secara bulat, dimana misalnya kita mengembalikan sewa kelebihan satu jam, maka dihitung sebagai tambahan satu hari. Saat booking online sewa mobil ini, kita sudah bayar jumlah nominal sewanya dengan kartu kredit dan langsung mendapat konfirmasi sewa melalui email.

Untuk masalah asuransi kendaraan, ada baiknya mengambil yang full / total comprehensive insurance sehingga jika terjadi sesuatu/kecelakaan, tidak ada nilai yang harus kita bayar (Zero Excess) atau sangat minimal. Saran kami untuk mengambil asuransi Full/Total Comprehensive saat sudah di counter, langsung di tempat penyewaan saja, jangan mengambil yang ditawarkan melalui website. Asuransi yang ditawarkan oleh website adalah asuransi oleh pihak ketiga yang sifatnya reimbursement, artinya jika terjadi sesuatu, maka kita harus membayar kerugian terlebih dahulu dan baru kemudian mengurus asuransinya untuk mendapatkan reimbursement. Kami juga "tertipu" dimana saat booking kami sudah membeli full cover asuransi, namun saat di counter diberitahukan tentang fakta ini, dan kami terpaksa membeli lagi full cover asuransi yang ditawarkan pihak counter sewa mobil karena jika mengandalkan asuransi yang dari website, maka jika terjadi sesuatu masih harus membayar terlebih dahulu nilai kerugian yang terjadi, dan baru mengurus proses reimbursement (yang juga belum jelas prosedur serta hasilnya). Jadi saat booking sewa mobil online, ambil asuransi yang standar saja, atau bahkan tanpa asuransi dulu, baru nanti beli asuransi langsung di counter sewa mobil.

Sebagai tambahan informasi, kami sekeluarga sempat ingin menyewa kendaraan jenis campervan atau motorhome seperti perjalanan wisata kami ke luar negeri lainnya,  karena bisa tidur di dalam kendaraan, memasak makanan serta ada toiletnya. Menggunakan campervan/motorhome tidak perlu hotel/tempat menginap sehingga dapat menghemat biaya/anggaran, walaupun harga sewanya biasanya 3-4 kali lebih mahal dibanding jenis kendaraan biasa. Namun demikian niat ini kami urungkan karena ternyata ketersediaan provider penyewaan campervan/motorhome di Turki sangat terbatas dan juga belum terlalu lazim wisata menggunakan jenis kendaraan ini, termasuk keterbatasan infrastruktur pendukungnya seperti holiday park, tempat camping/parkir bermalam ataupun tempat pembuangan toilet. Ternyata di kemudian hari keputusan untuk tidak menggunakan campervan/motorhome adalah tepat, mengingat lebar jalan dan ketersediaan tempat parkir di beberapa tempat wisata di kota-kota Turki adalah sempit dan terbatas. Hanya beberapa tempat wisata di Turki yang jalanannya cukup lebar untuk campervan/motorhome dan ketersediaan tempat parkir ataupun tempat bermalam yang memadai/luas, misalnya di daerah Cappadocia.

Dengan pengaturan sewa mobil yang kami pilih, kami landing di Bandara Istanbul (IST) dan beberapa saat setelah melewati imigrasi dan ambil bagasi (waktu pengambilan yang kami pilih kira-kira 2 jam setelah jadwal landing), kami langsung datang di counter sewa mobil yang kami pilih dan lokasi counter ada di terminal kedatangan. Mengisi beberapa data pada formulir, scan passport dan SIM Indonesia (disini SIM Internasional tidak ditanyakan), dan bayar asuransi full cover serta melakukan pembayaran tambahan atas upgrade jenis mobil (dalam kasus kami, kami membeli "lagi" asuransi full cover dan upgrade jenis mobil) dengan credit card. Diperlukan juga otorisasi credit card untuk uang jaminan yang diperlukan untuk meng-cover biaya tambahan nanti (dalam hal ini biaya tol dimana di Turki saat melintasi gate jalan tol, biaya tol langsung ditagihkan ke perusahaan rental).

Kemudian selesai paper works dan pembayaran di counter sewa mobil, kunci mobil diserahkan dan kita diminta untuk menuju parkiran di terminal bandara (car rental parking area), disana juga ada kantor kecil dan ada petugas yang sudah menunggu dan menyiapkan mobil. Dilakukan pendataan/checklist atas kondisi mobil saat serah terima sewa (check-out list). Perhatikan dengan teliti atas kondisi mobil yang dicatat oleh petugas dalam formulir, kalau perlu foto-foto atau videokan detil kondisi mobil saat serah terima ini, termasuk catat volume/isi BBM yang ada di odometer, karena biasanya saat mengembalikan mobil (check in) harus dalam kondisi level BBM yang paling tidak sama saat awal pinjam. Foto atau video yang kita ambil akan sangat berguna nanti saat pengembalian mobil, misalnya jika terdapat perselisihan atas kondisi awal dan kondisi akhir mobil saat nanti mengembalikannya. Di Turki semua mobil setir kiri, sehingga perlu pembiasaan bagi yang terbiasa dengan setir kanan. Setelah selesai check out list, tanda tangan dan kunci diserahkan. Formulir-formulir akan dikirimkan via email ke kita. Mobil siap untuk dikendarai. Keluar parkiran terminal bandara tidak ada biaya parkir, hanya melewati gate otomatis yang terbuka sendiri karena mobil rental kita sudah tercatat di sistem parkiran bandara, termasuk nanti saat mengembalikan ke tempat lokasi parkir yang sama.

Dengan sistem sewa mobil dari terminal bandara ini, pada dasarnya kami landing di bandara, ambil mobil dan berkendara sesuai jangka waktu sewa, selesai masa sewa kembalikan mobil di bandara, dan terbang kembali ke tanah air, tanpa adanya penggunaan transportasi lainnya selain mobil yang kami sewa.

SIM Internasional
Untuk mengurus dan mengurus SIM Internasional juga sangat mudah dilakukan secara online, tinggal mengisi data, mengirim foto serta dokumen yang dibutuhkan dan melakukan pembayaran (https://siminternasional.korlantas.polri.go.id/). Proses kurang lebih 3-5 hari kerja. Tinggal memilih apakah SIM Internasional yang sudah jadi nanti akan diambil sendiri atau bahkan diambilkan orang lain, atau dikirimkan via pos, termasuk melalui pengiriman paket bermotor via aplikasi online. Berdasarkan pengalaman kami saat datang dan mengambil mobil di counter bandara, tidak ditanyakan SIM Internasional, namun saran kami tetap harus punya SIM Internasional jika berkendara di luar negeri dimana masa berlakunya SIM ini selama 3 tahun.

Kondisi cuaca dan pakaian
Sangat penting untuk mengecek kondisi cuaca di negara yang kita tuju, bahkan sampai dengan kota-kota yang akan kita kunjungi. Pengalaman kami di Turki, prakiraan cuaca dari website/aplikasi yang tersedia cukup akurat sampai dengan periode seminggu ke depan. Tentunya pakaian dan persiapan lainnya harus menyesuaikan dengan ramalan kondisi cuaca ini. Saat kami berkunjung ke Turki, cuaca adalah dingin (10-22 derajat Celcius) sehingga kami masih harus membawa pakaian musim dingin, yang secara size lumayan besar/tebal dan membuat koper-koper terisi penuh.

Mata uang Turki -- Turkish Lira (TRY atau TL)
Di Turki, pembayaran melalui alat gesek elektronik sudah sangat umum, sehingga pembayaran dapat dilakukan dengan kartu kredit dimana-mana, kecuali di pasar tradisional tertentu dan pedagang/warung kecil yang masih menggunakan uang cash. Sangat umum juga currency yang diminta adalah Euro (tiket masuk tempat wisata biasanya dalam Euro) atau juga USD, tapi bisa juga minta dikonversikan ke Turkish Lira (TRY). Berdasarkan pengalaman kami, kami hanya memegang uang cash TRY / TL secukupnya saja, sisanya kami mengandalkan pembayaran dengan kartu kredit, termasuk saat masuk tempat wisata, parkir, pom bensin, restauran, dan beli souvenir. Saat kami bepergian ke Turki, kurs yang berlaku kurang lebih TRY 1 = Rp 435,-.

Rute Perjalanan Wisata
Destinasi wisata negara Turki sangat banyak dan beragam, menarik, mempunyai keindahan alam serta kekayaan sejarah masa lalu yang luar biasa. Untuk itu, diperlukan riset terlebih dahulu kira-kira kota dan obyek wisata mana saja yang harus dikunjungi. Sangat mudah memperoleh referensi atas obyek wisata Turki, dimana kami sendiri mempunyai number one top list adalah Cappadocia.

Setelah kami melakukan riset online dan dengan waktu terbatas selama 12 hari serta target destinasi wisata yang harus kami kunjungi, kami memutuskan untuk berkeliling kurang lebih wilayah negara Turki yaitu wilayah bagian Barat. Rute kami dimulai dari kota Istanbul (landing menjelang siang, ambil sewa mobil) dan langsung meluncur menuju kota Bursa (wisata: Bursa Teleferi, Mount Uludag, Grand Mosque Bursa, Koza Han -- kota kuno Bursa), lanjut ke kota Kusadasi (wisata: Kusadasi Castle, Kusadasi Beach, Ephesus Archaelogical), kemudian lanjut ke kota Pamukkale (wisata: Pamukkale Travertine, Hierapolis Ancient City), lanjut lagi ke kota Antalya (wisata: Duden Waterfall - upper dan juga lower waterfall-nya, Kaleici Old Town, Antalya Beach), lanjut setir lagi ke kota tujuan utama yaitu Cappadocia namun mampir di kota Konya terlebih dahulu (wisata: Salt Lake). Adapun wisata di Cappadocia (menurut kami merupakan destinasi sangat wajib di Turki): Hot air balloon sunrise, Gerome open air museum, Underground City, Sunset Point, ATV Sunset Ride, Pigeon Village. Kemudian kami lanjut ke kota Ankara (wisata: Ankara Castle, KBRI Ankara), dan kemudian balik ke kota Istanbul (wisata: Hagia Sophia, Blue Mosque, Grand Bazaar, Istana Topkapi, Balat), dan rute terakhir adalah mengembalikan mobil ke Bandara Istanbul, dan terbang kembali ke tanah air. Ini contoh rute yang kami tempuh.

Pemilihan rute perjalanan sangat ditentukan oleh destinasi wisata yang ingin dilihat, dan perlu diperhatikan jarak antar kota di Turki yang lumayan jauh (berkisar dari 250 s.d. 500 km-an), dimana waktu tempuh antar satu kota ke kota lain dalam rute kami berkisar dari 2,5 s.d. 6 jam perjalanan. Sebagai contoh, dalam rute kami, jarak dari kota Antalya ke kota Cappadocia kurang lebih 500 km-an dengan waktu tempuh 6 jam. Sebagai tambahan ilustrasi, jika kita ingin langsung mengunjungi Cappadocia dari kota Istanbul, jarak yang harus ditempuh kurang lebih 700 km-an dengan waktu tempuh 7 -- 8 jam.

Di kota-kota persinggahan tersebut kami menginap di hotel selama 1 atau 2 malam, tergantung dari banyaknya destinasi wisata yang ingin kami kunjungi di kota tersebut dan mempertimbangkan juga waktu tempuh ke tujuan kota / wisata berikutnya. Rata-rata kami check in hotel pukul 6 atau 7 malam, dan check out pagi harinya sekitar pukul 8 atau 9 pagi, untuk melanjutkan perjalanan ke rute berikutnya.

Danau Garam, Konya - dokumentasi pribadi
Danau Garam, Konya - dokumentasi pribadi
Kondisi infrastruktur jalan di Turki sangat baik dan secara umum mulus, baik di jalan bebas hambatan/tol maupun jalanan di kota-kota dan destinasi wisata. Untuk jalan bebas hambatan atau tol, dikenakan biaya tol melalui gate-gate otomatis. Pengalaman kami, kita tidak perlu membayar melewati gate tol tersebut, hanya perlu berkendara perlahan dan gate akan terbuka otomatis. Terdapat beberapa tipe biaya tol yang kami alami: ada yg harus berhenti sebentar dan memencet tombol untuk memperoleh receipt dan gate kemudian terbuka, ada yang gardu tol dijaga petugas dan kita tinggal bilang "it is a rental car, please charge to rental company", dan ada yang hanya berjalan perlahan saja dan gate akan terbuka sendiri. Jika kita harus memencet tombol dan menerima receipt, pengalaman kami simpan saja receipt tersebut dan jika dperlukan nanti tunjukkan saat mengembalikan mobil. Kami tidak menunjukkan receipt tersebut saat mengembalikan mobil, karena semua biaya tol sudah otomatis tercatat di system dan akan dikurangkan dari uang jaminan yang kita taruh via credit card di awal rental. Yang perlu diingat, jangan masuk gate tol/pembayaran yang bertanda "Cash", karena lane tersebut hanya dikhususkan bagi pengendara yang ingin membayar secara cash langsung, sedangkan rental mobil kita tinggal di-debit dari uang jaminan yang ada.

Di Turki, secara umum untuk rest area di jalan tol pasti tersedia stasiun pengisian BBM, restaurant, WC/Toilet, supermarket, mescit (mushola), yang semuanya kondisi sangat bagus, luas, dan bersih. Provider/perusahaan pengisian BBM, restaurant, dan supermarket sangat beragam dan berbeda antar rest area. Untuk ketersediaan restaurant, kadang kala diisi oleh chain fast food burger yang sudah mendunia, namun seringnya hanya diisi oleh chain restaurant lokal Turki (kebab dan sejenisnya). Agak susah menemukan restaurant di rest area yang menyediakan menu nasi, kebanyakan kentang, wrap kebab, atau burger.

Google Map atau aplikasi perjalanan lainnya sangat membantu dalam perjalanan kami, dapat menunjukkan secara detil lane/lajur yang harus diambil untuk belokan selanjutnya, apakah stay di lane tengah, kanan, atau kiri, stay di 2 lane kanan dan sebagainya. Juga membantu menemukan rest area, restaurant, destinasi wisata yang kita tuju secara mudah.

Hotel Tempat Menginap
Setelah menetapkan rute wisata, termasuk kota yang terdekat dengan destinasi-destinasi wisata, kami mulai memikirkan hotel tempat menginap di kota-kota tersebut. Pengalaman kami, kami melakukan booking online terlebih dahulu hanya untuk hotel pada 2 atau 3 hari pertama sesuai rute destinasi wisata kami di Turki. Selanjutnya, kami melakukan pencarian hotel dan booking online pada hari sebelumnya sebelum ketibaan kami pada kota tujuan menginap berikutnya. Langkah ini kami ambil untuk memperkirakan dan untuk mempunyai feeling secara umum terlebih dahulu kondisi hotel di Turki, daripada sudah booking semua hotel di depan sebelum perjalanan namun ternyata tidak sesuai harapan di lapangan. Banyak tersedia website travelling (aggregator) untuk mencari dan melakukan booking hotel ini, dan sangat mudah.

Karena kami sekeluarga berempat, kami selalu melakukan pencarian hotel untuk 1 kamar namun untuk 4 orang, dan rata-rata hasil yang muncul adalah family room, connecting room, atau apartemen. Sedikit lebih mahal dibandingkan kamar biasa yang hanya untuk 2 orang, namun memang tujuan kami adalah kebersamaan keluarga. Silakan dipilih apakah memilih jenis apartemen atau hotel, termasuk harus dipastikan ketersediaan parkir  bagi mobil sewa kita. Tidak semua hotel/apartemen di kota Turki menyediakan tempat parkir, khususnya untuk hotel/apartmen yang terdapat di tengah kota biasanya tidak tersedia parkir khusus bagi tamu. Kita harus memarkir mobil di pinggir jalan atau di tempar parkir umum yang tersedia pada lokasi terdekat.

Sedikit catatan, karena destinasi utama kami adalah Cappadocia yang mempunyai bentang alam yang sangat menarik dan unik, misalnya banyak bukit batu yang di dalamnya banyak gua-gua yang jaman dulu menjadi tempat tinggal, maka khusus untuk Cappadocia kami memilih menginap di 'cave hotel' atau hotel yang kamarnya di dalam / di bawah bukit batu. Merupakan pengalaman unik yang tak terlupakan, selain naik balon udara saat fajar di Cappadocia tentunya.

Parkir
Pengalaman kami, untuk destinasi wisata yang terletak di luar kota, biasanya tersedia parkir yang lumayan luas dan memadai, dan biasanya gratis. Namun untuk destinasi wisata yang terletak di kota-kota, parkir sangat susah untuk didapatkan. Di Turki, mobil-mobil seringkali diparkir secara sembarangan (bahkan di tikungan/belokan jalan) dan sangat rapat jarak antar mobil di pinggir jalan. Menurut pengamatan kami, sepanjang masih terdapat ruang berkendara di tengah jalan (mobil masih bisa jalan di tengah jalan walaupun lebar jalan menjadi sangat sempit karena tersita parkir mobil di pinggir kanan atau kiri jalan), masyarakat lokal akan tetap memarkirkan mobilnya dengan tanpa rasa bersalah, termasuk parkir di belokan/tikungan.

Untuk destinasi wisata yang terletak di kota, kami memilih untuk parkir di "otopark", suatu lahan yang memang disediakan oleh pemda ataupun swasta (perorangan) untuk parkir umum secara berbayar pada banyak lokasi di kota-kota di Turki. Lokasi otopark sangat mudah dicari di aplikasi google maps atau aplikasi lainnya, namun jangan berharap lokasi otopark bisa langsung berdekatan dengan obyek wisata yang dituju. Biasanya cukup berjarak dan masih perlu jalan kaki ke obyek wisatanya.

Tarif otopark bervariasi tergantung dari pemda/kota yang bersangkutan, milik swasta/perorangan, dan infrastruktur/lahan parkir yang tersedia (misal ada otopark yang hanya berbentuk lapangan terbuka, luasan lahan luas atau sempit, termasuk ada otopark yang bertingkat dengan bangunan gedung yang memadai). Saran kami, pilihlah otopark yang dimiliki oleh pemda dengan informasi tarif yang jelas, biasanya memakai gate dan terdapat counter pembayaran resmi dan bisa bayar memakai kartu kredit. Untuk otopark yang dikelola swasta/perorangan, harap lebih berhati-hati karena bisa saja harga yang dikenakan ke kita tidak standar atau jauh lebih tinggi karena kita turis/orang asing, dan mungkin cash basis. Informasi dan review otopark bisa kita cari terlebih dahulu di google maps.

Bisa juga kita memaksakan parkir "sembarangan" seperti orang lokal, namun ketersediaan tempat parkir cukup sulit dan terdapat risiko kena fine karena kita parkir sembarangan. Memang parkir sembarangan tidak ada biaya parkir namun terdapat risiko karena kita tidak tahu sebenarnya tempat tersebut dilarang parkir atau boleh parkir, jarak yang sempit antar mobil dan diperlukan keterampilan ekstra untuk parkir paralel di pinggir jalan, serta risiko mobil terserempet kendaraan lain yang melintas/parkir. Kalau belum melihat sendiri bagaimana parkir yang dilakukan oleh orang lokal di kota-kota di Turki, rasanya kita belum bisa percaya bahwa itu benar terjadi.

Obyek Wisata
Secara umum destinasi/obyek wisata di Turki adalah berbayar dan harga yang tertera adalah dalam Euro, dan harganya bervariasi dari sekitar Euro 10 -- 60. Pengalaman kami, jika memang kita tertarik mengunjungi obyek wisata yang bersejarah, misal museum atau situs prasejarah, bisa membeli tiket terusan untuk seluruh museum/situs di Turki dan berlaku untuk jangka waktu tertentu sejak pembelian. Atau seperti kami, yang memilih hanya beberapa obyek / situs bersejarah dan membeli langsung di counter untuk setiap obyek wisata yang kami datangi. Harga tiket walaupun tertera dalam Euro, tetap bisa dibayar dalam USD atau Turkish Lira, dan pembayaran memakai kartu.

Untuk obyek wisata yang bersifat keagamaan, misal masjid (Hagia Sophia, Blue Mosque), pengunjung yang muslim tidak perlu membayar dan agar ambil antrian yang untuk melakukan sholat (Pray). Antrian biasanya dibedakan untuk lane Pray atau Visitor, dimana untuk Visitor harus membeli tiket masuk terlebih dahulu (Hagia Sophia dan Blue Mosque).

Hagia Sophia - dokumentasi pribadi
Hagia Sophia - dokumentasi pribadi

Untuk daerah wisata Cappadocia, dimana bentang alamnya sendiri sudah sangat indah dan menakjubkan, tidak ada tiket wisata masuk ke daerah Cappadocia. Yang ada hanya tiket masuk misalnya ke obyek wisata khusus di Cappadocia, misal Underground City dan Gerome Open Air Museum. Yang berbayar di Cappadocia adalah aktivitas wisata untuk menikmati keindahan alam Cappadocia, misalnya Hot Air Ballon Sunrise (bagi kami wajib), ATV Sunset, Horse Riding Sunset, dan 4 x 4 ride adventure. Tersedia banyak sekali penyedia jasa (agen wisata) yang menawarkan aktivitas wisata tersebut di lokasi, sehingga kita dapat langsung membandingkan harga dan membeli tiketnya on the spot. Atau bisa juga sudah cari mencari dan booking secara online.

Bentang Alam Cappadocia - dokumentasi pribadi
Bentang Alam Cappadocia - dokumentasi pribadi
Catatan penting untuk aktivitas Hot Air Balloon Sunrise, bahwa penerbangan balon udara sangat dipengaruhi kondisi cuaca saat hari H. Jadi sangat lazim bahwa kita sudah beli tiket untuk balon udara jauh-jauh hari sebelumnya, namun satu hari atau malam hari sebelum hari H, mendapat informasi bahwa penerbangan pada hari H di-cancel karena cuaca. Dalam kondisi ini, uang akan dikembalikan penuh kepada konsumen (biasanya via kartu kredit jika beli lewat online, atau secara cash jika beli di agen-agen wisata di lokasi karena biasanya mereka meminta pembayaran cash juga saat beli). Sangat lazim juga konsumen meminta di-reschedule ke hari berikutnya, atau memang cancel tidak jadi terbang.

Hal yang menarik adalah jika terjadi beberapa hari tidak ada penerbangan balon udara karena cuaca, maka permintaan tiket (demand) atas balon udara menjadi sangat tinggi, maka harga tiket akan naik lumayan mahal untuk hari-hari berikutnya saat cuaca memungkinkan. Disini konsumen harus membayar harga yang jauh lebih mahal. Untuk itu, praktik yang lazim berlaku adalah jika tiket terkena kondisi cancellation karena factor cuaca, maka akan dikembalikan uang/dananya terlebih dahulu oleh provider, dan konsumen harus booking atau membeli tiket baru lagi untuk hari H yang baru. Di lapangan, pengamatan kami banyak turis yang terpaksa extend (memperpanjang stay) di hotel-hotel di Cappadocia demi untuk bisa terbang saat cuaca clear/memungkinkan bagi balon udara, dan terpaksa membeli tiket balon udara dengan harga yang lebih mahal lagi.

Pengalaman kami, kami mengalami penundaan hanya satu hari, dimana kami sudah beli tiket secara online dan mendapat notifikasi penundaan sore hari sebelum besok hari H, dan langsung mendapat proses refund melalui kartu kredit. Untung saja penundaan ini tidak mengganggu periode jadwal stay kami di Cappadocia, sehingga tidak perlu memperpanjang stay di hotel. Yang kami lakukan adalah segera mendatangi agen-agen wisata di lokasi sekitar kami menginap untuk booking pada hari berikutnya dengan harga yang tentunya lebih mahal dibandingkan online, namun paling tidak jika terkena cancellation karena cuaca, proses refund langsung secara tunai. Saran kami, saat ke Cappadocia, prioritaskan untuk beli tiket balon udara (baik online atau di agen wisata di lokasi) untuk jadwal terbang pada kesempatan pertama setelah kita tiba di Cappadocia.  Balon udara di Cappadocia juga hanya tersedia saat matahari terbit sampai dengan pukul 8 pagi, sehingga ini juga menambah keterbatasan supply aktivitas wisata ini.

Balon Udara Fajar, Cappadocia - dokumentasi pribadi
Balon Udara Fajar, Cappadocia - dokumentasi pribadi
Penggunaan Bahasa Inggris
Secara umum masyarakat Turki belum terbiasa berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris, sehingga sedikit banyak menambah tantangan dalam perjalanan keliling Turki kami. Namun tidak perlu kuatir, banyak aplikasi yang menyediakan translasi Bahasa dan dapat kita pakai untuk membantu berkomunikasi. Untuk daerah destinasi wisata, Bahasa Inggris sudah banyak digunakan, baik oleh penjaga loket, agen wisata maupun papan informasi yang tersedia.

Makanan
Tentunya makanan yang banyak tersedia adalah makanan lokal Turki (kebab/doner/wrap, daging atau ayam, dengan kombinasi utama kentang, nasi sangat terbatas).  Adapaun restaurant fast food global telah banyak tersedia juga di Turki. Sedangkan untuk di daerah-daerah wisata, sudah terdapat banyak restaurant yang menyediakan makanan yang lebih internasional.

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM)
Di Turki, tersedia banyak sekali stasiun pengisian bahan bakar, dari chain perusahaan global atau lokal, baik itu jenis bensin atau solar/diesel, baik di kota, pinggir kota ataupun jalan bebas hambatan, serta selalu disertai dengan minimarket dan fasilitas penunjangnya. Pengalaman kami, mengisi BBM di Turki selalu dilayani oleh petugas, kita tinggal menyebutkan jenis BBM-nya (benzin atau diesel), dan kemudian yang paling mudah tinggal bilang "full". Setelah selesai diisikan BBM, ada 2 cara pembayaran: jika bayar cash langsung ke petugas tersebut dan mendapat receipt, atau jika bayar memakai kartu kita bawa receipt-nya ke dalam kasir di minimarket dengan menyebutkan nomor pompa mesin BBM-nya (misal no. pompa 1, atau 2 dsb-nya -- biasanya nomor tertera di dekat mesin dispenser BBM, harus di-cek dulu sebelum ke kasir). Setelah bayar pakai kartu di kasir, dapat 2 receipt, satu untuk kita dan satu diserahkan ke petugas BBM-nya. Saat kami berkeliling di Turki, rata-rata harga bensin (RON 95 -- RON minimum yang tersedia di Turki) adalah TRY 46 = Rp 20.400,- per liter.

Setir Kiri Lajur Kanan, Batasan Kecepatan, Speed Camera
Tentunya kalau kita terbiasa mengendarai mobil setir kanan dan lajur kiri, diperlukan pembiasaan sebentar dalam mengendarai mobil di Turki. Yang mungkin perlu penekanan adalah saat berkendara memasuki perempatan berbentuk Bundaran (round-about) dimana tidak ada lampu merah. Aturan umum (global) yang berlaku untuk setir kiri adalah: kita harus mengalah dari traffic apapun yang datang dari sisi kiri (sisi pengemudi) dengan cara berhenti dulu, baru setelah clear (tidak ada incoming traffic dari sisi kiri) maka baru kita melaju memasuki bundaran.

Namun berdasarkan pengalaman kami di Turki, aturan ini juga tetap berlaku, namun terdapat aturan yang berbeda untuk round-about yaitu jika terdapat tanda/sign STOP (DUR) di sisi kita saat memasuki bundaran, maka kita harus stop terlebih dahulu, mengalah dari incoming traffic khususnya yang dari sisi kiri. Baru setelah clear, kita masuk melaju ke bundarannya. Berdasarkan pengalaman kami, penumpang di sisi kanan pengemudi mempunyai peran penting untuk selalu membantu mengingatkan dan membantu membaca rambu-rambu lalu lintas yang ada.

Adapun batas kecepatan di Turki (menggunakan km/h) juga bervariasi tergantung jenis jalan yang dilalui. Apabila di dalam kota, rata-rata adalah 30-50 km/h, di jalan luar kota 70-90 km/h, dan di jalan bebas hambatan rata-rata 90 -- 140 km/h. Banyak terdapat speed camera yang dipasang sehingga perlu hati-hati untuk mematuhi batas kecepatan dan demi keselamatan dalam berkendara.

Pemeriksaan oleh Polisi/Petugas
Dari pengalaman perjalanan kami di Turki, sangat umum polisi/otoritas memberhentikan kendaraan yang melintas di jalan untuk cek kelengkapan surat (biasanya hanya SIM dan STNK kendaraan -- mobil di Turki juga ada STNK-nya). Kami sendiri hanya sekali mengalami pemeriksaan ini, yaitu saat keluar dari rest area di jalan tol, dimana hanya menunjukkan SIM (Indonesia dan Internasional) dan STNK mobil.

Penutup
Pengalaman berkeliling dan berwisata self drive keliling Turki ini kami lakukan pada akhir bulan Maret -- awal April 2025, dimana Turki baru memasuki musim semi dengan udara yang masih tergolong dingin dan tren wisatawan low season. Kami tidak menceritakan secara detil keindahan obyek-obyek wisata yang ada karena informasi ini sangat mudah diperoleh sendiri secara audio visual, misal melalui youtube. Kami juga tidak memberikan informasi harga-harga karena besaran/nilai harga adalah relatif dari kacamata kita masing-masing. Apa yang kami sampaikan adalah hal-hal kecil dan tips praktikal yang mungkin berguna bagi kita semua, dan murni pengalaman kami di lapangan pada saat periode perjalanan tersebut.
Semoga bermanfaat dan menginspirasi.
Selamat berpetualang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun