Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ini 5 Cara Menjadi Penulis Produktif

28 Agustus 2021   14:20 Diperbarui: 28 Agustus 2021   14:55 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara jadi penulis produktif - Foto oleh Pavel Danilyuk dari Pexels

Banyak orang menganggap diri suka menulis, tetapi nyatanya tidak semua menjadi penulis produktif. 

Rupanya ada perbedaan besar antara anggapan dan kenyataan dalam menulis. Ada banyak hambatan yang membuat penulis kurang produktif. 

Inilah 5 cara yang bisa kita lakukan agar menjadi penulis produktif:

1. Pandai memupuk motivasi dan menemukan alasan untuk tetap menulis

Kejenuhan bisa datang setiap saat dalam hal apa pun, termasuk menulis.

Kita perlu pandai-pandai memupuk motivasi dan menemukan alasan untuk tetap menulis.

Umpama: Aku menulis untuk berbagi ilmu, menolong orang lain melalui honor, menjalin silaturahmi (terutama dalam blog warga seperti Kompasiana), dan menjaga ketajaman pikiran. 

2. Menjelajahi tema-tema baru

Umumnya kita nyaman dengan tema yang kita kuasai. Masalahnya, jika kita selama ini kurang berani mengeksplorasi tema lain, kita bisa merasa bosan dan menjadi kurang produktif. 

Oleh karena itu, kita perlu sesekali menjelajahi tema-tema baru di luar zona nyaman kita. 

Bisa kita mulai dengan apa yang kita alami setiap hari bersama keluarga dan sahabat. Psikologi praktis, diary berfaedah, kiat-kiat bermanfaat, dsb. 

Bisa juga dengan memanfaatkan saudara, teman, dan gebetan sebagai narasumber. Umpama, Anda bisa mewawancarai kerabat yang ahli bidang tertentu. 

3. Menjadi penulis fiksi dan non-fiksi

Cukup banyak orang sebenarnya bisa menjadi penulis generalis fiksi dan non-fiksi. Akan tetapi, umumnya merasa gamang untuk mencoba menulis di luar yang biasa ditulis. 

Sejatinya kita bisa memetik banyak manfaat dengan menulis fiksi dan non-fiksi. Otak dan perasaan kita terlatih seimbang. Ragam tulisan menjadi penuh warna.

4. Mencoba gaya penulisan baru dan unik

Kita juga bisa mencoba gaya penulisan baru dan unik. Berbeda dengan kebiasaan kita selama ini. 

Umpama, menciptakan tokoh-tokoh fiktif sebagai elemen penghidup tulisan. Alih-alih "saya", kita gunakan "Mister Ambyar". Judul menjadi "Kala Mister Ambyar Gowes Perdana". 

Tema serius bisa digarap secara ceria dengan menambahkan humor. Cerpen dan karya fiksi bisa mengambil sudut pandang bukan manusia sebagai tokoh-tokohnya. 

Tulisan bisa bergaya retro dan atau futuristik alih-alih selalu berlatar zaman sekarang. 

5. Menemukan insan dan kelompok pendukung

Menulis perlu juga teman yang mendukung, baik sebagai pembaca maupun sesama penulis. 

Tanpa perlu jajak pendapat, penulis yang mendapat dukungan dari banyak insan dan kelompok pendukung, misalnya grup penulis, akan cenderung lebih produktif menulis. 

Oleh karena itu, kita sebagai penulis juga perlu menemukan insan dan kelompok pendukung dalam kegiatan literasi. 

Wasana kata, Kompasiana menjadi salah satu wadah yang baik bagi para penulis baru maupun lama untuk menjadi penulis produktif. 

Silakan menulis dan berinteraksi dengan sesama warga Kompasiana lainnya. Ada pula banyak grup penulis di Kompasiana ini. Coba cek di bagian Event. 

Kita pun bisa membuat grup-grup penulis berdasarkan kesamaan minat, renjana, dan domisili. 

Salam edukasi dan literasi. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun