Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ventilator Terakhir

30 Juni 2021   10:34 Diperbarui: 30 Juni 2021   10:30 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ventilator - Shutterstock

Bau karbol rumah sakit tak lagi tercium
hidung-hidung telah dilanda anosmia harum
tendatenda bencana dipasang di pelataran
tubuhtubuh rapuh terbaring berdesakan

malaikatmalaikat bermasker peluh
telah kehabisan aksara dan kata keluh
pada mereka yang bilang pagebluk ini bualan
pada mereka yang tak lihat nyawa melayang ke awan

di sebuah ruang berhias tabung dan selang
seorang pria renta berjuang antara nafas yang ada dan hilang
termenung ia menyesali kelakuannya nan jalang
teringat lukaluka yang ia timbulkan di hati orang tersayang

 
dari bisikbisik malaikatmalaikat berbaju putih
ia mendengar sayupsayup kabar sedih:
ventilator terakhir sudah habis
dan di pintu ICU seorang ibu menangis
demi putri tunggalnya yang sesak napas ia berdoa gigih

"waktuku sudah paripurna
berikanlah ventilatorku untuk yang belia"
bisiknya pada malaikat tak bersayap di sampingnya
berharap ampunan tercurah bagi dosadosa

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun