Di zaman digital ini, ada godaan besar bagi wartawan dan narablog atau blogger untuk menjadi jurnalis (warga) yang malas. Malas mengadakan wawancara ke narasumber. Malas membaca sumber-sumber sahih. Malas merangkai kalimat sendiri.
Oknum wartawan dan narablog akhirnya menjadi tukang copy paste atau salin tempel saja, terutama dengan menyalin sumber-sumber dari internet.
Media besar di negara maju pun terjebak lazy journalism
Saya terkejut kala membaca sebuah ulasan menarik anggitan Nick Davies di situs TheGuardian.com mengenai fenomena lazy journalism. Nick Davies membahas hasil pengamatannya mengenai media-media besar di Inggris Raya.
Penelitian Universitas Cardiff yang mensurvei lebih dari 2.000 berita Inggris Raya dari empat koran harian utama menemukan sesuatu yang memprihatinkan.Â
Para peneliti menemukan bahwa hanya 12% berita yang seluruhnya terdiri dari materi yang sungguh diperiksa ketepatannya oleh wartawan. Ada 8% berita yang sukar dipastikan apakah bisa diverifikasi atau tidak.
Para peneliti menemukan, 80% berita secara keseluruhan, sebagian besar atau sebagian kecil ditulis berdasarkan bahan "bekas" yang disediakan oleh kantor berita dan industri hubungan masyarakat.Â
Implikasi dari kedua temuan itu sungguh memprihatinkan. Jika dulu jurnalis adalah pengumpul dan penulis berita yang aktif, sekarang mereka umumnya hanya menjadi pengolah pasif dari materi bekas yang tidak diverifikasi kebenarannya.
Sebagian berita bahkan adalah wujud kampanye atau publikasi dengan muatan promosi para politikus dan pebisnis.
Media massa yang tugas utamanya adalah menyaring kebohongan telah menjadi sangat rentan terhadap manipulasi. Nick Davies bahkan mengklaim, media massa di Inggris Raya terlibat dalam produksi massal kebohongan, distorsi, dan propaganda.
Salah satu faktor pemicu lazy jounalism ternyata adalah tuntutan tinggi dari media massa pada wartawan. Wartawan (media daring) jaman sekarang dituntut serbabisa dan produktif menulis berita yang laris diklik. Waktu yang disediakan media massa sangat mepet. Beban kerja jurnalis sangat tinggi.