Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ingin Anak Tidak Merokok? Ayah dan Ibu Jangan Merokok!

17 Juni 2020   07:44 Diperbarui: 29 Juni 2020   19:30 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua yang bijaksana kiranya sepakat, merokok tidak bermanfaat. Di hati kecil para ayah dan ibu perokok sekalipun, kiranya kesadaran ini telah terpatri. 

Siapa ayah dan ibu yang ingin merugikan kesehatan anak-anak mereka? Ayah dan ibu perokok aktif pun kiranya tidak ingin putra-putri mengikuti jejak mereka sebagai perokok aktif. 

Dialog imajiner ini mungkin terjadi: "Nak, jangan ikut-ikutan merokok. Biar ayah saja!" nasihat sang ayah. Si anak cemberut. "Lo, ayah ini gimana, sih? Nyuruh anak gak merokok tapi ayah sendiri gak mau berhenti merokok!"

Ayah dan Ibu Kunci Hentikan Tradisi Merokok

Anak cenderung meniru orang tua yang merokok. Studi yang dirilis Journal of Pediatrics 2008 menunjukkan, 

jika orang tua merokok, kemungkinan anak remaja ikut menjadi perokok meningkat tiga kali lipat


Itulah mengapa, pada bungkus rokok di Eropa, ditulis peringatan: “Anak orang yang merokok cenderung akan merokok”. 

Tujuan kampanye ini adalah menyadarkan tanggung jawab orang tua untuk memutus mata rantai transfer kebiasaan merokok pada anak.

Pengalaman saya membuktikan hal ini. Saya adalah satu pria istimewa di Indonesia. Mengapa? 

Penelitian Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), Universitas Washington, menunjukkan bahwa jumlah pria perokok di Indonesia pada 2013 meningkat dan menempati peringkat kedua di dunia dengan 57%. 

Artinya, hampir 60 persen pria Indonesia adalah perokok aktif. Pria yang tidak merokok bisa dibilang sebagai pria istimewa. Iya, kan? Hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun