Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Minggu Palma Justru Makin Bermakna di Kala Corona karena 3 Hal Ini

5 April 2020   05:30 Diperbarui: 5 April 2020   14:12 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan Minggu Palma di Gereja katolik Kristus Bangkit, Stasi St. Yosep, Karang Joang, Balikpapan Utara, Kalimantan Timur, Minggu (20/3/2016) (TRIBUN KALTIM / CORNEL DIMAS SK)

Bisa dipakai daun-daun yang lazim digunakan seturut tradisi jemaat setempat, terutama daun zaitun atau tanaman lain yang dinilai pantas oleh otoritas gereja setempat. Janur dari daun kelapa pun bisa saja dipilih. 

Paus memegang palmurelli atau tiga daun palma yang dirangkai jadi satu. | papaboys.org
Paus memegang palmurelli atau tiga daun palma yang dirangkai jadi satu. | papaboys.org
Perbedaan Rincian  dalam Keempat Injil
Mengapa 4 Injil berbeda dalam rincian kisah kedatangan Yesus ke Yerusalem atau kisah Minggu Palma? Mudah sekali jawabannya.

Keempat Injil bukan pertama-tama laporan sejarah yang harus rinci dan serba sinkron satu sama lain. Injil adalah dokumentasi tertulis dari tradisi lisan yang beragam tentang Yesus.

Yesus diperkirakan wafat sekitar tahun 30-33 Masehi. Sedang Injil pertama kemungkinan adalah Injil Matius yang ditulis pada tahun 41 M, menurut Bapa gereja Eusebius.

Injil yang terakhir ditulis adalah Yohanes, sekitar tahun 90 M. Jadi ada jarak waktu antara masa hidup Yesus dan penulisan keempat Injil. Dalam rentang waktu itu lah, yang beredar adalah kisah lisan yang disampaikan para rasul pada jemaat. 

Seperti selalu terjadi, kisah lisan yang dikisahkan akhirnya mengalami perubahan. Pernah kan bermain gim "bisik-bisik berantai?" Coba bayangkan apa yang terjadi dengan kisah panjang tentang hidup Yesus yang diteruskan secara lisan selama berpuluh-puluh tahun oleh banyak orang? Tentu ketika ditulis, rinciannya jadi berbeda. Tapi, isinya dan pesan utamanya tetap valid! 

Karena itu, untuk memahami pesan Yesus, keempat Injil tetap dipertahankan tanpa harus digabung jadi satu (suatu hal yang sangat sulit dan sia-sia karena masing-masing Injil punya kekayaan khas).

Minggu Palma Makin Istimewa karena Tiga Hal Ini
Tentu ada rasa sedih dan "kurang lengkap" di hati umat kristiani saat harus merayakan Minggu Palma di tengah korona. Tak bisa beribadah bersama di gereja dalam suka-cita dan kekhidmatan. Akan tetapi, di tengah wabah korona, ada tiga hal yang menjadikan Minggu Palma ini istimewa:

Pertama, bukan Ibadat (Daun) Palma yang terpenting
Bukan ibadat Palma yang terpenting. Bukan soal melambai-lambaikan daun palma atau daun-daun lainnya sebagai wujud penyambutan pada Sang Raja Damai. 

Ingat, tak semua Injil mengisahkan soal daun palma. Yang penting untuk dikenang bukan soal daun palma, tapi bahwa Yesus datang membawa damai.

Umat kristiani diajak juga untuk menjadi pembawa damai di tengah korona. Dengan tak menyebarkan berita bohong serba heboh dan berita ngeri tentang korona, misalnya. Akan lebih baik membagikan berita gembira di tengah korona: kisah kesembuhan, kisah saling tolong, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun