Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kadar CO2 Naik Tajam, Kita Lakukan 10 Solusi Ini Sekarang!

16 Mei 2019   05:31 Diperbarui: 16 Mei 2019   12:00 1790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay.com/GoranH

8 April 2019, ilmuwan Jerman mengatakan bahwa kadar karbon dioksida di atmosfer bumi telah memecahkan rekor tertinggi sepanjang tiga juta tahun.

National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) yang berbasis di Hawai, AS mengumpulkan sampel udara dari stasiun pengamatan di seluruh dunia.

Mauna Loa Observatory adalah observatorium udara tertua dan memiliki catatan pengukuran CO2 paling lama dibanding stasiun pengamatan lain.

Berita buruknya, Mauna Loa mencatat bahwa kadar CO2 di udara yang ia rekam pada awal 2019 mencapai 415 parts per million (ppm), sebuah rekor baru.

NOAA
NOAA

Pada tahun 2013, konsentrasi CO2 untuk pertama kali melampaui 400 ppm. Mauna Loa telah mulai mencatat kadar konsentrasi CO2 di udara sejak 60 tahun lalu, saat konsentrasi CO2 masih kurang dari 315 ppm.

Dampak Tingginya CO2

CO2 adalah zat yang paling banyak bertambah kadarnya di antara lima gas penyebab efek rumah kaca: 

CO2, methane, nitrous oxide, carbon monoxide dan ozone . 

EPA
EPA
Dua puluh tahun terakhir, kenaikan kadar CO2 akibat aktivitas manusia mencapai 100 kali lebih cepat daripada akibat alamiah. Ahli iklim Peter Tans mengatakan bahwa kenaikan kadar CO2 saat ini didominasi oleh akibat aktivitas manusia. Dampak paling jelas dari kenaikan kadar CO2 ini adalah makin naiknya suhu bumi.

Sebagian panas matahari yang seharusnya dipantulkan lagi terhalang oleh gas-gas penyebab efek rumah kaca. Karena terhalang, pantulan itu justru kembali ke bumi. Akibatnya, suhu bumi makin panas.

kidminds.org
kidminds.org
Asal CO2 Akibat Aktivitas Manusia

Sebagian besar CO2 akibat aktivitas manusia diproduksi oleh bahan bakar fosil (batu bara, minyak, dan gas). Tambahan kadar CO2 akibat aktivitas manusia muncul akibat penebangan hutan, alih lahan pertanian, erosi tanah, dan akitvitas peternakan.

Alarm Bahaya Tahun 2047

Jika efek rumah kaca terus berlanjut seperti yang terjadi tahun ini, suhu permukaan bumi akan naik dan menembus suhu tertinggi dalam sejarah pada tahun 2047.

Kenaikan suhu bumi akan amat merusak ekosistem, keanekaragaman hayati, dan tentunya hidup manusia.

abc.net.au
abc.net.au
Sepuluh Solusi Kurangi Emisi Karbon Dioksida

1. Beralih ke Moda Transportasi Ramah Lingkungan

nsix.org.uk
nsix.org.uk
Kurangi bepergian dengan mobil dan motor berbahan bakar fosil. Jarak dekat lebih baik ditempuh dengan berjalan dan atau bersepeda. Jika mampu, belilah mobil dan motor ramah lingkungan. Bepergianlah dengan tranportasi massal untuk kurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Berbagilah tumpangan dengan orang yang satu tujuan perjalanan. 

2. Hemat listrik

Di Indonesia, sayangnya, sebagian besar listrik diproduksi lewat pembakaran bahan bakar fosil. Ingat kan film Sexy Killers? Film tentang dampak buruk tambang batu bara bagi lingkungan.

Matikan alat elektronik yang tak sedang dipakai. Alih-alih nonton televisi atau main game, nikmati alam dan berjumpa langsung dengan orang.

3. Beralih ke lampu LED

Memang harga lampu LED lebih mahal dibanding lampu zaman old. Namun, lampu LED lebih awet, hemat energi, dan bebas merkuri. Lampu LED juga bisa didaur ulang.

4. Rancang rumah dan ruang ramah cahaya matahari dan angin alami

Rumah yang minim jendela akan memerlukan banyak lampu, juga di siang hari. Rumah yang buruk perencanaan sirkulasi udaranya berpeluang membuat pemilik rumah terpaksa membeli kipas angin atau AC.

5. Tanam pohon dan tanaman pangan dan hias di rumah

Jika ada pohon rindang, kesejukan alami akan tercipta sehingga tak perlu membeli AC atau kipas angin.

Menanam tanaman pangan dengan sistem perkebunan dalam pot dan perkebunan vertikal akan memenuhi sebagian kebutuhan pangan Anda.

Artinya, Anda tak harus sering berbelanja ke pasar (dengan kendaraan ber-BBM fosil). Sejatinya, jika makin banyak keluarga mandiri memroduksi pangan, makin tidak diperlukan transportasi pangan dari petani ke konsumen.

Truk-truk pengangkut bahan pangan dengan asap pekat tidak akan banyak berkeliaran di jalanan!

6. Manfaat teknologi untuk bertemu virtual

Alih-alih mengadakan perjalanan dengan kendaraan ber-BBM fosil, saat ini pertemuan kantor dan warga bisa difasilitasi konferensi jarak jauh via ponsel dan komputer berinternet. 

Intinya, makin jarang kita menghabiskan bahan bakar fosil untuk berpindah tempat, makin baik untuk lingkungan dan kita sebagai warga bumi.

7. Rawat barang-barang buatan pabrik yang Anda miliki sebaik-baiknya

Proses produksi barang-barang buatan pabrik memerlukan energi yang sebagian besar dihasilkan dari BBM fosil. Semakin jarang Anda membeli barang-barang buatan pabrik, jejak karbon Anda makin kecil.

Sudah begitu, Anda bisa banyak menghemat.

Slogan reduce, reuse, dan recycle memang amat patut dipraktikkan. 

Membeli barang baru seharusnya adalah pilihan terakhir.

Perhatikan "piramida ideal sebelum membeli" berikut:

1. manfaatkan dulu apa yang Anda miliki

2. (baru setelahnya) pinjam

3. bertukar barang

4. menghemat dan memakai secara efisien

5. membuat sendiri

6. membeli 

sarahl.com
sarahl.com
8. Hindari Beli Produk Perusahaan Perusak Hutan

Perusahaan perusak hutan akan makin jaya jika Anda membeli produk mereka. Coba pelajari profil perusahaan yang membuat produk yang biasanya Anda pakai. Apakah mereka merusak hutan dalam proses produksi?

Di sini kita berjumpa dengan "dilema minyak sawit". Sebagian sawit diproduksi perusahaan besar dengan melakukan penggundulan hutan. Celakanya, di negara kita, amat sulit mendapat informasi akurat mengenai sumber minyak sawit yang dipakai produsen, misalnya, sabun mandi dan minyak goreng. Bahkan, sejumlah perusahaan sawit bersertifikat hijau (dan halal) pada kenyataannya diduga kuat juga melakukan deforestasi. 

Mungkin sedikit lebih mudah mencari info mengenai perusahaan pembuat kertas dan pembuat mebel kayu. 

9. Pilih produk ramah lingkungan

Produk yang tidak awet, boros energi, dan sekali pakai serta mencemari alam hendaknya kita hindari.

Lebih baik membeli produk yang berharga agak mahal namun awet, bisa didaur ulang, hemat energi, dan ramah lingkungan.

Saya sendiri menghindari membeli baterai sekali pakai. Alih-alih baterai sekali pakai, kita bisa beli baterai yang bisa diisi ulang.

10. Mendidik keluarga dan rekan dengan informasi ini

Banyak orang tidak sadar betapa gawatnya efek rumah kaca dan tingginya kandungan gas-gas emisi di atmosfer kita.

Penyebabnya, seperti kata Greta Thunberg, gas emisi itu tak berbau dan tak berwarna sehingga orang tidak sadar.

Oh ya, Greta adalah anak remaja istimewa yang memerjuangkan isu perubahan iklim di level dunia.

Saya sudah mengulas kiprahnya di artikel yang dipilih Kompasiana sebagai artikel utama ini:

Greta lahir tahun 2003. Umurnya baru 16 tahun. Namun, ia gigih menyadarkan banyak orang (dewasa) yang lupa cinta lingkungan.

Malu dong kalau kita kalah dengan remaja muda seperti Greta!

vimeo.com
vimeo.com
Ajak anak Anda bicara soal efek rumah kaca, soal pentingnya hutan, soal lingkungan.

Alih-alih debat kusir politik, bawa isu lingkungan ke obrolan Anda di kantor dan arisan. Buat orang lain panik akan kegawatan isu lingkungan.

Seperti kata Greta, kita harus panik!

Akhirulkalam

1. Apa langkah-langkah konkret yang bisa aku buat untuk bumi, mulai dari diri sendiri dan lingkunganku?

2. Apa yang bisa aku buat agar orang lain ikut tergugah melestarikan bumi?

Saya sudah melakukan langkah kedua ini dengan menulis artikel ini untuk Anda.

Mempraktikkan isi artikel ini dan membagikannya bisa jadi cara Anda menggugah kesadaran diri dan banyak orang lain.

Salam lestari!

Sumber:

climatenewsnetwork.net

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun