Kenapa sih gak milih isu lokal saja untuk tuntutan demo? Dimana isu tersebut dekat dan kamu amati setiap hari?
Apakah kamu tidak ingin di hari HAM International mengangkat isu terkait belum dibenahinya aspal di Cemorokandang yang sudah rusak? Warga Cemorokandang sudah membayarkan Haknya berupa membeyar pajak. Tapi aspalnya masih berlobang saja.
Atau apakah kamu gak ingin demo terkait para pedagang pasar Belimbing yang sampai saat ini tempatnya gak direnovasi. Malah dananya buat bikin Malang Creative Center (MCC)? Mereka sudah muak bertahun-tahun menunggu janji eksekutif kota Malang bro and sis.
Atau kalian juga gak ingin demo untuk mengusut tuntas Hak bersuara korban dosen predator di UIN Malang? Itu malah saat ini dibungkam
Atau puluhan buruh di Sukun yang belum dibayar haknya sama perusahaan ia bekerja? Sebelum kalian bilang kan ini hari HAM bukan hari buruh?
Coba cek Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM.
Banyak bro isu HAM yang bisa dilokalkan? Tapi kenapa kalian malah memilih isu HAM yang terlalu nasional dan demonya di gedung dewan lokal?
Kan lebih enak legislatif untuk mendengar kalian. Sebab, isu tersebut berada pada tangan kebijakan mereka. Mereka akan dengar dan bergerak untuk memenuhi tuntutan kalian
Otherwise, kalian hanya dapat capek. Dan yang masih hak asasinya terindas di kota Malang juga capek melihat kalian demo dan bikin macet.
Salam damai.Â