Mohon tunggu...
Bob S. Effendi
Bob S. Effendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Energi

Konsultan Energi, Pengurus KADIN dan Pokja ESDM KEIN

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Logam Tanah Jarang: Mineral Strategis yang Terlupakan

26 Agustus 2017   10:08 Diperbarui: 27 Agustus 2017   08:09 8052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
beberapa aplikasi utama LTJ

LTJ dapat di jadikan nilai tawar kepada negara produsen elektronik konsumen yang tidak memiliki sumber daya LTJ seperti jepang, korea selatan dan Taiwan untuk dapat membangun industri elektronik di Indonesia dan pengembangan industri LTJ harus mengintegrasikan dengan pemanfaatan Thorium sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT).

Banyak pengamat memprediksi bahwa dalam 20 tahun kedepan LTJ akan memiliki nilai startegis tertinggi di banding minyak bumi sehingga akan menjadi sumber konflik. Maka kedepan dapat di duga negara akan berperang  memperebutkan sumber daya LTJ sehingga daerah-daerah penghasil LTJ seperti Bangka-Belitung harus segara mendapat perhatian khusus dalam sisi keamanan nasional.

Gambaran singkat di atas menunjukan bahwa LTJ bersifat strategis dan memilikai nilai keekonomian yang tinggi, bila dikelola dengan baik. Bahkan dapat menjadi komoditas yang lebih strategis dari minyak dan emas dan dapat menjadi tulang punggung industri nasional dalam 20 tahun mendatang tanpa dukungan Pemerintah yang kongkrit maka potensi hanya sebatas di atas kertas -- Hal ini dapat di lakukan dengan melakukan penugasan khusus oleh Pemerintah kepada PT TIMAH dalam hal pemanfaatan LTJ. 

Dengan demikian bagaimana bangsa dan Pemerintah RI menempuh upaya untuk melakukan pengelolaan Logam Tanah Jarang sebagai mineral strategis, dengan konsep yang tetap berbasis pada kepentingan nasional Indonesia, dalam rangka ketahanan ekonomi adalah sebuah pekerjaan rumah bagi pemerintah. - Jangan lagi peluang emas ini menjadi episode Freeport jilid 2, dimana sumberdaya strategis di kuasai asing dan negara hanya sebagai penonton.

Jakarta 26 Agustus 2017

*penulis adalah Pengamat Energi Baru dan Terbarukan dan Pendiri Asosiasi Profesi Nuklir Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun