Mohon tunggu...
Bob S. Effendi
Bob S. Effendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Energi

Konsultan Energi, Pengurus KADIN dan Pokja ESDM KEIN

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pelajaran dari Kebijakan Hijau Jerman bagi Indonesia

14 Mei 2016   23:45 Diperbarui: 16 Mei 2016   20:58 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena saat itu Jerman terbagi dua, Jerman Barat dan Timur maka pusat dari Perang Dingin NATO – SOVIET dapat di katakan berada di Jerman maka munculah gerakan anti Bom Nuklir di Jerman Barat yang menjadi gerakan dunia menentang penggunaan dan percobaan bom Nuklir.

Gerakan ini dalam perjalanannnya dari anti Bom-Nuklir pada awal tahun 70’an berubah menjadi Anti-Nuklir sehingga pada saat Jerman membangun PLTN pertama di Whyl, ada sekitar 28,000 orang menduduki lokasi pembangunan PLTN tersebut selama berhari-hari dan terjadi bentrokan dengan Polisi yang akhirnya Pemerintah Jerman membatalkan renacana tersebut pada 21 Maret 1975 yang di jadikan sebagai kemenangan gerakan anti-nuklir Jerman.

Gerakan ini kemudian pada tahun 1980an berubah menjadi sebuah partai politik yang sekarang di sebut Green Party, dan kata-kata “green” saat itu bukanlah berarti penurunan emisi CO2 atau perubahan iklim atau cinta lingkungan tetapi Anti-Nuklir.

The Green Party saat itu tidak tidak pernah mendapatkan kursi di parlemen, tetapi dapat memasukan agendanya melalui   Partai Sosial Demokrat (SPD), The Green Party dapat mendorong masuk agendanya anti-nuklirnya masuk ke menjadi agenda Parlemen, sehingga pada tahun 1998, Parlemen memaksa Pemerintah dan Operator PLTN untuk melimitasi umur PLTN menjadi 32 tahun yang akhirnya  dalam perjalanan atas desakan The Green Party perjanjian pengurangan umur PLTN berubah menjadi pengurangan PLTN sehingga pada tahun 2002 menjadi Undang-Undang yang di sebut Atomgesetz atau pengurangan PLTN sehingga menjadi tutup semua pada tahun 2022 dan mengalihkannya kepada energi terbarukan yang disebut Energiewende (energy transition).

Peluang emas terjadi ketika terjadi kecelakaan Fukushima pada 2011, yang di jadikan bahan propaganda bahaya PLTN, dan di jadikan bagian dari visi/misi partai dalam Kampanye pemilu 2013 sehingga berhasil, memenangkan 8.3% atau 63 kursi dari 630 kursi Parlemen.  Dengan resmi masuknya The Green Party kedalam parlemen sejak 2013 maka agenda Atomgesetz dan program Energiewende secara gencar terus di paksakan walaupun berdampak kepada Anggaran Belanja Negara Jerman yang bocor karena subisidi energy terbarukan yang sudah sangat besar.

Jadi jelas agenda penutupan PLTN di Jerman berlatar belakang bukan karena keinginan penurunan emisi CO2 atau bahaya PLTN tetapi di awali dari Anti Bom Atom Nuklir.


Isu anti-Nuklir sangat terkait dengan isu keamanan dan keselamatan PLTN. Sehingga pertanyaan Apakah PLTN aman menjadi penting untuk di jawab.

Apakah PLTN aman ?

Mari kita lihat angka statistik kecelakaan PLTN yang mengakibatkan kematian di banding jenis pembangkitan lainnya, kita cukup melakukan search dengan kata kunci “death by terra watt hour of energy” maka akan terlihat jelas bahwa PLTN adalah yang teraman dengan tingkat kematian 0,04 per TWh sementara PLTU berada pada 161 kematian per TWh atau dengan kata lain PLTU (batu bara) 4000 kali tidak aman di banding PLTN. Artinya tiap 1 kematian akibat PLTN maka ada 4000 kematian dari PLTU batubara. [1]

death-per-twh-57375638d67e61350b175d89.jpg
death-per-twh-57375638d67e61350b175d89.jpg
Translasi kematian PLTU batubara berkisar antara 100,000 – 170,000 orang per tahun sementara PLTN dalam 30 tahun terakhir kurang dari 30 orang.  Tapi apakah ada yang memberitakan ? Tidak.  Atau apakah ada yang mempertanyakan tingkat keselamatan PLTU batubara, padahal faktanya PLTU batubara paling tidak aman – rasanya tidak juga.

yang ingin lebih detail mengetahui topik ini silahkan baca artikel ini "Death per TWH by Energy Source" dan "Comparing Nuclear Accident Risk With Those from Other Energy Sources"

Mempertanyakan tingkat keamanan dan keselamatan PLTN sesugguhnya seperti pengendara motor yang naik motor ugal-ugalan tanpa helm tetapi ketika naik pesawat ketakutan karena takut jatuh – Faktanya kematian kecelakaan sepeda motor ada setiap jam di seluruh dunia, tetapi tidak menjadikan orang takut naik motor atau tidak menjadikan Pemerintahan dunia melarang sepeda motor yang jelas sangat berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun