Mohon tunggu...
Bob S. Effendi
Bob S. Effendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Konsultan Energi

Konsultan Energi, Pengurus KADIN dan Pokja ESDM KEIN

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Thorium : Sebuah Revolusi Energi

10 Juli 2015   22:20 Diperbarui: 4 April 2017   17:24 91301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

China dan India menjadikan TMSR menjadi program energi nasional dan berlomba untuk menjadi yang pertama. China telah menunjuk Chinese Acedemy of Scince (CAS) sebagai pimpinan proyek TMSR. Ambisi China menjadi negara pertama yang mengoperasikan TSMR secara komersial, target mereka pada tahun 2020 TSMR dengan daya listrik 100 MW sudah dapat beroperasi dan 1000 MW pada 2030. - Presentasi DR.HongJie XU kepala Shanghai Institute of Applied Physics (SINAP) pada International Thorium Conference 2013 (klik disini)

Komitmen China untuk mengurangi penemaran udara jelas sekali dengan mengurangi penggunaan PLTU batubara dan menggantikannya dengan Nuklir dan Hydro. Saat ini China mengoperasikan 26 PLTN dan 24 PLTN dalam konstruksi belum lagi yang masih dalam pengembangan seperti TMSR. Pada akhir 2030 di rencanakan 150 GWe akan di hasilkan oleh PLTN yang jauh lebih besar dibanding Amerika. - China mengoperasikan beberapa jenis tipe reaktor yang sebagian besar adalah turunan PWR yang Generasi III+ tetapi adalah TSMR yang Generasi IV dimana harapan kemandirian energi China di gantungkan. 

China berambisi untuk menjadi negara pertama yang mengoperasikan TMSR dan akan menjadikan reaktor export untuk negara-negara berkembang --  untuk merealisasikan ambisi tersebut jelas terlihat. Pada tahun 2011 CAS di berikan anggaran USD 350 Juta sebagai anggaran tahap awal dengan komitmen USD 1 Milyar selama 5 tahun dan CAS sampai saat ini telah merekrut lebih dari 300 Sarjana S3 dalam berbagai bidang. CAS juga telah melakukan kerjasama dengan Kementrian Energi AS, Oak Ridge National Laboratory tempat di mana MSR pertama di buat dan Fakultas Tehnik Nuklir MIT. – Jelas dengan komitmen yang tinggi seperti ini Kami yakin China akan berhasil mengoperasikan TMSR pertama sebelum 2020. - (berita)

Ada sekitar 25 perusahaan 12 negara di Dunia yang saat ini melakukan pengembangan TMSR termasuk China dan India tetapi sebagian besar adalah dibiayai oleh Swasta, hanya China dan India yang menjadi program Nasional. Program Nasional TMSR di India di motori oleh Bhabha Atomic Research Center (BARC) sebuah lembaga penelitian nuklir terkemuka di India yang berada di Mumbay tempat Konperensi Thorium International 2015 di adakan tahun ini.  Program TSMR di China di motori oleh Chinese Academy of Science (CAS)yang berpusat di Shanghai. Di Eropa, beberapa universitas membentuk konsorsium untuk mengembangkan program TSMR yang disebut SAMOFAR yang di motori oleh Tehnical University Delf, Belanda.  

Salah satu pendukung energi Nuklir adalah Bill Gates, ia menghabiskan lebih dari 10 tahun dan Milyaran Dollar untuk membiayai berbagai teknologi energi bersih mulai dari teknologi baterai, Photovoltaic sampai Reaktor Nuklir dengan tujuan untuk membantu negara-negara terkebelakang seperti di Afrika untuk mendapatkan listrik murah dan bersih untuk mengangkat negara tersebut dari kemiskinan.  - Video Bill Gates on Energy | TED Talk. 

Pada akhirnya Gates menilai jawaban dari persoalan energi hanya ada pada Reaktor Nuklir Generasi berikutnya yang disebut SMR (Small Modular Reactor). Untuk itu Gates menginves dananya di Terrapower yang mendesain reaktor Reaktor Nuklir baru yang diberi nama Travelling Wave Reactor (TWR) yang mempergunakan bahan bakar limbah nuklir (depleted uranium)  – Walaupun TWR adalah reaktor jenis berbeda dengan MSR tetapi memiliki karakteristik yang sama yang disebut SMR. 

Pola bisnis mempergunakan limbah nuklir, yang menjadi masalah bagi negara-negara nuklir bukan hanya Terrapower yang melakukan tetapi beberapa perusahaan lainnya seperti Copenhagen Atomics dan Steenkampskraal Thorium yang memakai Reaktor MSR yang juga dapat memanfaatkan limbah Nuklir sebagai bahan bakar. – Sehinggga MSR dapat menjadi solusi bagi industri Nuklir yang selama ini tidak ada jalan keluar selain di simpan dalam kolam air di kompleks reaktor atau di bunker di dalam tanah.

Ketika China pada tahun 2020 mengoperasikan TSMR maka saat itu adalah hari kematian energi fossil, seperti batubara, minyak bumi, gas bumi bahkan Jenis reaktor turunan LWR lainnya tidak akan ada yang memakai lagi. Karena dari sisi keekonomisan jelas tidak akan tertandingi dari jenis pembangkitan energi lainnya sampai mungkin teknologi Cold Fusion muncul.

Kalo memang bagus mengapa tidak ada yang pakai ?

Kalo benar bahwa TMSR lebih murah, lebih aman dan menghasilkan limbah nuklir lebih sedikit dari Uranium/LWR mengapa saat ini tidak ada satupun juga PLTN TMSR yang beroperasi? ini adalah pertanyaan seorang pejabat ESDM. Sebenarnya ini adalah pertanyaan wajar tapi untuk menjawabnya tidak dapat diberika jawaban secara langsung. Saya akan mencoba menjawab pertanyaan ini.

Pertama bahwa TSMR adalah reaktor yang terbukti (proven) hal itu tidak dapat dibantah seperti telah Kami jelaskan di atas telah bekerja selama 20,000 jam antara tahun 1965 - 1969.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun