Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Penulis

Menjadi penulis adalah menjadi saksi: terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, dan terhadap sejarah yang terus bergerak.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Perang AI: Siapa yang Paling Jago Ngatur Media Sosial?

10 April 2025   12:40 Diperbarui: 10 April 2025   12:40 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berbagai jenis AI di media sosial saling bersaing diolah menggunakan Canva (Dokpri)

Persaingan antar perusahaan AI telah memicu gelombang inovasi di media sosial, namun juga menimbulkan tantangan serius dalam hal etika, kontrol informasi, dan dampak sosial. 

Zaman sekarang, scroliing media sosial tuh kayak nonton sinetron yang efisodenya nggak habis-habis. Tapi pernah enggak sih kamu kepikiran - kenapa konten yang muncul di feed kamu tuh bisa pas banget sama mood kamu hari itu? Bukan sulap, bukan sihir. Itu kerjaan AI, alias Artificial Intelligence.

Dan serunya, di balik layar, lagi ada "perang dingin" antar robot-robot pintar. Mereka enggak saling dorong secara fisik (walau seru juga ngebayangin mereka adu sikut), tapi saling berlomba-lomba jadi yang paling canggih. Siapa aja pemainnya? Yuk, kenalin dulu!

Para Jawara di Arena AI

1. OpenAI (dengan ChatGPT-nya)

Si jenius dari Amerika yang udah banyak bantu orang bikin caption, skripsi, sampe nembak gebetan. Teknologinya dipakai banyak aplikasi, dan jadi standar emas AI saat ini.

2. Gemini dari Google

Dulu namanya Bard, sekarang udah rebranding. Punya akses ke semua kekayaan data google, jadi kamu bisa bayangin betapa powerfull-nya dia dalam meramu info.

3. Meta AI (dari Instagram dan Facebook)

Meta gak mau kalah. Mereka punya LLaMA dan asisten virtual yang udah diselipin ke aplikasi-aplikasi populer. Tujuannya? Bikin kamu betah di dalam aplikasi mereka lebih lama.

4. GROK dari X (alias Twitter-nya Elon Musk)

Ini si AI rebel. GROK hadir dengan gaya nyeleneh khas Elon. Katanya lebih bebas, lebih "liar" dan siap bersaing dalam dunia AI yang katanya terlalu " Percaya Diri (PC)".

Jadi...Emangnya Mereka Berantem di Mana?

Di media sosial, tentu saja! Platform kayak TikTok, Instagram, dan X itu jadi "medan tempur" paling rame buat pamer kemampuan AI masing-masing. 

Mau konten lucu, sedih, konspirasi, atau gosip artis? semua itu diatur sama algoritma yang dikendalikan AI. Semakin canggih AInya, semakin pintar dia menebak apa yang kamu mau lihat. 

Gak heran kalau kamu buka instagram "cuma betar" eh...tahu-tahu udah 2 jam scroll reels.

Konten Kamu, Hasil Mesin

Dulu orang mikir, "AI itu buat yang ngeri coding aja." Sekarang? Orang tua kamupun bisa pake AI buat nyari resep atau nanya soal tanaman hias. 

Bahkan banyak influencer yang mulai pakai AI buat:

  • Bikin caption kece
  • Edit video otomatis
  • Simulasi suara buat voice over
  • Bikin avarar digital yang bisa "ngonten" terus 24 jam!

Jadi jangan kager kalau ternyata konten yang kamu suka itu, bukan hasil kerja manusia sepenuhnya.

Ada Sisi Gelapnya juga, Lho

Meskipun seru, persaingan AI ini juga punya sisi gelap. Algoritma bisa membuat bubble atau echo chamber - Kita cuma dikasih konten yang sesuai sama pandangan kita saja.

Akibatnya? Diskusi jadi makin sempit, perbedaan makin tajam, dan drama makin panas. Belum lagi soal privasi. Dat kamu dipakai buat melatih AI. Kamu suka apa, nonton video apa, ketawa di bagian mana - semua itu di track buat menyempurnakan AI mereka. Menyeramkan? Iya. Praktis? Banget.

Lalu, Siapa yang Menang?

Sampai sekarang belum ada pemenang sejati. Tapi satu hal pasti: siapa pun yang paling jago mengatur konten di media sosial, dialah yang menangin perhatian (dan waktu) kamu.

Kamu jadi "aset" paling berharga dalam perang ini. Bukan karena dompetmu, tapi karena fokus  dan datamu.

Sebagai pengguna, kita bisa milih. Mau jadi penonton pasif atau jadi pengguna aktif yang sadar gimana algoritma bekerja? Kita bisa manfaatin AI buat hal positif - buat belajar, kerja, bahkan healing.

Tapi juga harus waspada biar enggak "terjebak" sama sistem yang terus-terusan nyuapin apa yang kita pengen aja.  Ingat, di balik like, satu swipe, dan satu scroll - ada AI yang lagi kerja keras atau lagi perang.(*)

Penulis: Riduannor
Artikel Keempat bulan April 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun