Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dari Guru Biasa Menjadi Guru Penggerak (Sebuah Analisis)

17 Maret 2024   01:45 Diperbarui: 19 Maret 2024   09:40 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat pendidikan CGP, Guru saling berdiskusi dilokakarya (Dokpri)

***

Namun, tidak semua guru mau mengikutinya. Dan tidak semua guru terdorong menjadi guru penggerak. Tidak adil itu sebenarnya, bila ada guru yang diperbolehkan mengikuti. Dan ada guru yang dilarang mengikuti seleksinya. Kesempatan sama buat semua guru.

Bahkan sekarang mengikuti guru penggerak sudah tidak dibatasi usia, seiring dengan dikabulkannya gugatan mengenai Guru penggerak di MA.

Kalaupun ada guru yang ketika mengikuti pendidikan guru penggerak, katanya sering meninggalkan kelas, menitip kelasnya ke guru lainnya. Itu, hanyalah "oknum". 

Berdasarkan pengalaman pribadi saya sendiri mengikuti kegiatan pendidikan calon guru penggerak (CGP), tidak mengganggu jam pelajaran di kelas. Karena pembelajaran secara daring dilaksanakan pada sore hari, setelah jam mengajar selesai. 

Tugas yang dikerjakan melalui Learning Management System (LMS) yang dikerjakan secara mandiri dan diberikan oleh fasilitator bisa dikerjakan pada malam hari. Dan durasi waktunya juga cukup panjang. Dan aktivitas belajar secara online ini hanya menggugah materi, mengerjakan tugas dari fasilitator, rangkaian modul yang dipelajari, dan tugas-tugas diskusi serta refleksi dari modul yang telah diselesaikan.

Sedangkan lokakarya bagi calon guru penggerak secara luring (tatap muka) dilaksanakan pada hari minggu, sebulan sekali. Dan pendidikan CGP selama 6 bulan, ada satu lokakarya orientasi dan 6 lokakarya yang juga dilaksanakan pada hari libur sekolah. Dimana mengganggu dan meninggalkan jam mengajarnya?


***

Seberapa Istimewa Guru Penggerak dibanding Guru Biasa?

Saat Ice breaking, guru mengikuti pendidikan calon guru penggerak (CGP) diangkatan 7 Kota Samarinda ( Dokpri)
Saat Ice breaking, guru mengikuti pendidikan calon guru penggerak (CGP) diangkatan 7 Kota Samarinda ( Dokpri)

Saya rasa tidak ada yang istimewa, sama saja. Sama dalam artian, sama-sama mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Dan menjadi ujung tombak pendidikan di Indonesia. 

Memang guru penggerak menjadi agen perubahan dan kepemimpinan pembelajaran di sekolah tempatnya berada. Bukan berarti guru penggerak menjadi sombong dan membatasi diri dengan guru lain, yang dianggap biasa. Itu sebenarnya "Salah kaprah!"

Justru guru penggerak di setiap sekolah menjadi penggerak bagi teman sesama guru berbagi informasi baru dengan guru lainnya berkenaan dengan program baru dari Pemerintah yang mendukung digitalisasi dunia pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun