Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dari Guru Biasa Menjadi Guru Penggerak (Sebuah Analisis)

17 Maret 2024   01:45 Diperbarui: 19 Maret 2024   09:40 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat pendidikan CGP, Guru saling berdiskusi dilokakarya (Dokpri)

Ada juga seorang teman termakan ucapannya, lalu berhenti mengikuti perkuliahan yang mencetak guru SD. Kata beliau jangan bermimpi menjadi guru di daerah perkotaan. Kalian diproyeksikan menjadi guru daerah pedalaman, terpencil, yang akses transportasi dan berbagai listrik, bahkan air bersih pun sulit. 

Dan jangan pula bermimpi menjadi kaya menjadi guru. Gaji guru itu kecil. Bahkan Kepala kampung yang nanti kalian bertugas, tidak mau mempunyai menantu dari guru. 

Dan apa yang dikatakan beliau itu benar. Ketika saya diangkat menjadi Calon pegawai negeri sipil (CPNS) hanya menerima gaji sebesar Rp. 163.840.-. Akses transportasi sangat sulit. Dan di tempat tugas tidak ada listrik dan untuk mendapatkan air bersih harus berjalan kaki hingga 2 kilometer.

***

Guru Biasa dan Guru Penggerak dalam sebuah Perspektif Pengamat

Kegiatan bersama guru penggerak dalam aksi nyata berkenaan Kurikulum merdeka (Dokpri)
Kegiatan bersama guru penggerak dalam aksi nyata berkenaan Kurikulum merdeka (Dokpri)

Dalam sebuah video yang diungkapkan oleh seorang pengamat, bahwa Program Merdeka Belajar adalah Belah bambu Profesi Guru. Adanya Guru biasa dan guru penggerak, dan perbedaan tersebut katanya bukan hanya sekedar nama. Dan diakhir ulasan videonya guru penggerak jangan Baper (bawa perasaan). Dan yang dikritik katanya adalah kebijakan Kementerian yang membuat pelatihan guru penggerak.


Ironisnya, perbedaan ini memecah belah guru dilapangan. Apa benar demikian?

Justru dari pengalaman langsung yang saya rasakan, para guru yang diberi label biasa malah senang ada guru penggerak di sekolahnya.

Bahkan guru biasa dan guru penggerak saling berkolaborasi dalam kegiatan praktik baik, berbagi informasi dan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari program pendidikan calon guru penggerak (CGP). 

Saya pribadi dari guru biasa. Yang kemudian mengikuti seleksi guru penggerak, mengikuti tahapan demi tahapan bersama 200 ribu guru lainnya di seluruh Indonesia pada angkatan 7. 

Semua guru mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti CGP setiap angkatannya. Tidak dibatasi, atau pelarangan bagi guru tertentu mengikutinya. Bahkan di sekolah saya sendiri oleh Kepala Sekolah didorong semua mengikutinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun