Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seni Memahami Karakter Generasi Z bagi Orangtua

30 Mei 2022   20:27 Diperbarui: 2 Juni 2022   16:36 2182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memahami anak (Sumber: shutterstock)

Saya terdiam, rupanya tidak ada satu pun yang ditawarkan membuat anak saya tertarik. Padahal jurusan-jurusan tersebut, mempunyai prospek ke depan dari segi pekerjaan merupakan favorit bagi anak-anak zaman saya dulu masih SMA.

Akhirnya, saya sebagai orangtua mendukung keinginannya masuk SMK komputer, dengan mengambil jurusan Multimedia. 

Ternyata saya kaget juga, sambil sekolah dia bisa menghasilkan uang 3-5 juta per bulan dari hasil channel Youtube berbasis game. Atau membuat aplikasi, atau akun game yang dijual belikan secara online.

Bersama temannya, sering mengikuti lomba pembuatan film pendek, dan berbagai kegiatan berbasis sosmed online. 

Sambil sekolah, sudah bisa membiayai belanja buat jajan di sekolah, dan keperluan lainnya, tanpa harus meminta uang dengan orangtua.

Memang zaman sudah berbeda

Sebagai orangtua kita tidak bisa lagi memaksakan kehendak sesuai dengan kemauan yang diinginkan orangtua. Seperti halnya kita dulu. Bila menolak kemauan orangtua, malah tidak di sekolahkan sama sekali.

Orangtua di zaman gen Z, hanya lebih bagus "Tut wuri handayani", memberikan dorongan dari belakang, memberikan dorongan dan arahan. Dan memberikan motivasi, untuk menekuni pilihannya supaya sukses di masa depan, tanpa harus mengikuti pilihan orangtua.

Langkah bijak, merupakan seni orangtua memahami karakter anak generasi Z

1. Pengawasan penggunaan media sosial: gen Z merupakan kelompok yang sangat masif menggunakan media sosial. 

Orangtua terus memantau dan mengawasi perkembangan anak menggunakan media sosial agar tidak terpapar dampak negatif internet, dan berbagai paham radikalisme dan pornografi, maupun porno aksi.

2. Menjaga komunikasi yang baik dengan anak: Menjadikan anak sebagai teman dan sahabat, sehingga anak memiliki keterbukaan dengan orangtua ketika mereka buntu dalam menghadapi suatu masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun