MEDAN -- Selama pelaksanaan Latihan Kerja Peminatan (LKP) Epidemiologi di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Sub-Bidang Penyakit Tidak Menular (PTM), mahasiswa LKP berhasil mengidentifikasi dan memprioritaskan tiga masalah kesehatan utama. Prioritas masalah ini ditemukan pada pekan kedua dan ketiga masa LKP melalui penyebaran kuesioner dengan metode USG (Urgency, Seriousness, dan Growth) kepada 20 responden kunci. Responden tersebut meliputi Kepala Bidang P2P, Kepala Seksi P2PTM, Kepala Seksi P2PM, Ketua Tim Kerja Surveilans dan Imunisasi, serta seluruh penanggung jawab program di P2PTM dan P2PM.
1. Diabetes Mellitus (DM)
Total Skor USG: 258 (Urgensi: 84, Seriousness: 86, Growth: 88).
-
Kondisi Kinerja: Berdasarkan wawancara dengan program DM, diketahui Indikator Kinerja Persentase Penderita DM yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar masih 59,37%. Angka ini jauh dari target tahun 2025, yaitu 100% (Belum Tercapai).
Akar Permasalahan: Kekurangan SDM pelaksana program, rendahnya kesadaran masyarakat, sering bermasalahnya aplikasi Satu Sehat, dan monitoring-evaluasi yang belum rutin.
2. Kanker Leher Rahim
Total Skor USG: 257 (Urgensi: 86, Seriousness: 87, Growth: 84).
Kondisi Kinerja: Indikator Kinerja Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki paling kurang 80% Puskesmas melakukan deteksi dini penyakit kanker baru mencapai 14 Kabupaten/Kota (46,67%). Target tahun 2025 adalah 30 K/K (Belum Tercapai).
Akar Permasalahan: Keterbatasan SDM (pelatihan minim), alat deteksi yang terbatas dan pemeliharaan kurang, budaya malu dan anggapan biaya mahal yang menghambat skrining, serta masalah eror pada pencatatan di Aplikasi ASIK.
3. Penyakit Jantung
Total Skor USG: 254 (Urgensi: 86, Seriousness: 85, Growth: 83).
Kondisi Kinerja:
Indikator Kinerja Jumlah Kabupaten/Kota yang Menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) baru mencapai 18 K/K (90%). Target tahun 2025 adalah 20 K/K (Belum Tercapai). Permasalahan utama adalah masih ada 2 kabupaten/kota tanpa Peraturan KTR, rendahnya kesadaran masyarakat tentang bahaya rokok, dan layanan konseling berhenti merokok yang belum diketahui.
Indikator Kinerja Jumlah Kabupaten/Kota dengan paling kurang 60% Puskesmas Menyelenggarakan Layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) baru mencapai 9 K/K (60%). Target tahun 2025 adalah 15 K/K (Belum Tercapai). Permasalahan mencakup minat masyarakat yang rendah untuk konseling, kurangnya SDM kesehatan dalam advokasi dan konseling, serta sosialisasi layanan UBM yang belum optimal.
Masyarakat Sumatera Utara, Saatnya Bertindak! Hasil kajian PTM menunjukkan bahwa rendahnya kesadaran kita adalah akar masalah utama yang menghambat capaian kesehatan. Jangan lagi menunda skrining rutin Diabetes Mellitus dan pemeriksaan Kanker Leher Rahim (IVA/Pap Smear) karena alasan malu atau anggapan biaya mahal---layanan ini tersedia di Puskesmas! Lindungi keluarga dan diri Anda dengan aktif mengendalikan faktor risiko, terutama rokok. Jika Anda perokok, segera manfaatkan layanan Upaya Berhenti Merokok (UBM) yang ada. Kesehatan kita adalah tanggung jawab kolektif. Mari kita ubah tren negatif ini dan jadikan Sumatera Utara lebih sehat, dimulai dari langkah preventif diri sendiri.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI