malam itu lampu jalan mati
bulanpun terhalang awan
terang dari beranda rumahrumah
tak sampai ke trotoar
itulah sebab mengapa tak bisa
kulihat bayangan tubuhnya
dan tentu ia juga tak dapat
melihat bayangan badanku
hanya semacam sepi
yang dengan cepat menguat jadi sunyi
gagal menghangat
di tautan jarijemari
hingga bergandengtangan nyaris tak berarti
begitulah ternyata
aku dalam mencintainya
dan ia, dalam mencintaiku,
mengingatkanku pada abu
sisa unggun api berpuluh tahun lalu
"jadi," katanya. "mengapa
kita masih di sini?"
"menunggu kapan
kamu meninggalkanku," jawabku
kudengar
dari kejauhan
kaing seekor anjing
sayang sekali
....
malam itu lampu jalan mati
bulanpun terhalang awan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!