Mohon tunggu...
Bisyri Ichwan
Bisyri Ichwan Mohon Tunggu... Dosen - Simple Man with Big Dream and Action

Santri Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir. Seorang yang kagum dengan Mesir karena banyak kisah dalam Al Qur'an yang terjadi di negeri ini. Seorang yang mencoba mengais ilmu pengetahuan di ramainya kehidupan. Seorang yang ingin aktif kuliah di Universitas terbuka Kompasiana. Awardee LPDP PK 144. Program Doktor UIN Malang. Ketua Umum MATAN Banyuwangi. Dosen IAIDA Banyuwangi. Dan PP. Minhajut Thullab, Muncar, Banyuwangi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Layak Jadi P 2

16 November 2020   14:47 Diperbarui: 16 November 2020   15:33 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Riza Wakil Bupati Banyuwangi (Foto : Hasyim)

Sebagaimana yang pernah aku dengar dari sahabatku orang Mesir yang bernama Omar, di Mesir kotanya hanya 5 persen dari seluruh tanah Mesir. Artinya 95 persen sisanya masih berupa padang pasar. Dari 5 persen itu, semuanya berada di bantaran sungai nil, wilayah sekitar sungai nil mulai dari Aswan yang menjadi hulunya, hingga memanjang ke Alexandria yang menjadi hilirnya.

"Bangunan Masjid Sayyidina Amr bin Ash ini menarik bis, bisa menjadi pembelajaran buat hormanisasi beragama", Gus Riza memberikan penilaian. Bagaimana tidak, masjid Sayyidina Amr bin Ash berada persis di depan gereja tua yang sudah ada ratusan tahun sebelumnya yang bernama Mar Girgis. Gus Riza, Mahmudi dan aku melaksanakan shalat dhuhur di masjid tertua afrika ini. Tempat wudlu yang berada di tengah-tengah halaman masjid juga menjadi hal yang menarik, menunjukkan bahwa desain klasik bangunan masjid ini masih sangat dipertahankan hingga era sekarang.

Setelah shalat dan mengambil foto di dalam masjid tertua di Afrika ini, aku mengajak Gus Riza untuk mampir ke gereja tua yang ada di depannya, menurut cerita, konon dulu Siti Maryam bersama putranya Sayyidina Isa pernah mampir ke gereja ini, entah hanya legenda atau benar adanya, aku tidak tau, aku mendengar cerita ini dari Mahmudi yang sudah lebih lama hidup di Mesir dari pada aku, dia dapat cerita dari temannya yang orang Kristen Koptik, Kristen Ortodok yang dianut oleh masyarakat Mesir.

"Coba anda baca itu Gus, tulisan yang ada di pintu masuk gereja", aku mengarahkan sebuah tulisan kepada Gus Riza. Dengan perlahan, Gus Riza membacanya, "Bismillahir Roufurrohim, menarik sekali ya, orang Kristen Mesir juga baca bismillah", ungkap Gus Riza. Di pintu masuk gereja Mar Girgis ini tertulis secara jelas Bismillahirroufurrohim. Yang membedakan bismillahnya orang islam dan orang Kristen di Mesir adalah lafadz Arrohman dan Arrouf, walaupun keduanya sama-sama dari Asmaul Husna.

Setelah puas menikmati keindahan, nilai harmonis yang hendak diberikan pelajarannya dari masjid tertua di Afrika dan gereja tua Mar Girgis, kami melanjutkan jalan-jalannya di Qoryah Fir'auniyah. Secara bahasa arab nama ini berarti "Desa Fir'aun". Secara sejarah, yang aku ketahui, setiap generasi seseorang yang bisa menaklukkan Mesir, ibu kotanya akan dipindah. Pada saat Mesir berada di bawah kekuasaan fir'aun, ibu kotanya berada di Luxor dan Aswan, dua kota ini yang menjadi pusatnya.

Ketika Mesir ditaklukkan oleh Yunani, ibu kotanya dipindah lagi ke Alxandria, diberi nama Alexandria karena yang menaklukkan bernama Alexander The Great, panglima perang dan raja dari Yunani, ada sekitar 6 kota di dunia ini yang bernama Alexandria karena dulunya pernah ditaklukkan oleh Raja Alexander, diantaranya yang berada di Mesir ini.

Lalu, saat umat Islam berhasil menaklukkan Mesir pada masa Sayyidina Umar bin Khottob, di bawah panglima perang Sayyidina Amr bin Ash, ibu kota negara Mesir dipindah lagi, dari yang awalnya Alexandria, berpindah ke Cairo. Sekarang, Cairo yang dulu menjadi ibu kota pada masa Sayyidina Amr bin Ash, pada masa sekarang sudah berganti nama menjadi Old Cairo,  sementara saat ini, ibu kotanya berada di New Cairo. Seperti itulah Mesir, suka membuat kota baru dan mempertahakan kota yang lama.

Adanya fakta seperti ini, Gus Riza memberikan dalil khas NU kepadaku, "Mesir itu mengamalkan dalilnya NU bis, berbunyi Almuhafadhatu 'alal qodimissholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, mempertahankan sesuatu yang lama yang bagus, dan mengambil sesuatu yang baru yang lebih bagus", sambil tersenyum beliau mengatakan dalil NU ini.

Qoryah Fir'auniyah berada di kawasan Al-Munib, kota Giza. Satu kota dengan banyaknya bangunan piramida berdiri. Yang menarik adalah "Desa Fir'aun" ini berada di gundukan sungai nil. Posisi tepat berada di tengah sungai nil. Aku suka menyebutnya dengan pulau nil. Mahmudi membelikan 3 tiket untuk kami. Kami memasukinya. Di dalam pulau ini, kami disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa. Seakan kembali ke ribuan abad yang lalu, ketika masa Nabi Musa dan Nabi Yusuf. Semua orang yang ada berpakaian ala-ala fir'aun. Kegiatan di pinggiran sungai nil, orang yang sedang bekerja, sedang beribadah menyembah tuhan-tuhan fir'aun, sedang berkumpul bersama keluarganya dan banyak lagi yang lainnya.

Kalau di Indonesia, ya seperti yang terjadi TMII (Taman Mini Indonesia Indah), Desan fir'aun ini menyajikan segala sesuatu yang berkaitan dengan Mesir di masa lalu, pada saat sedang jaya-jayanya di bawah kekuasaan fir'aun. Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan ke piramida yang menjadi bangunan salah satu 7 keajaiban yang ada di dunia. Piramida, satu batanya saja, besarnya sudah hampir sebesar bangunan musholla yang ada di desaku. Itu baru satu batanya. Sementara piramida tersusun dari jutaan batu batu. Bagaimanakah cara menyusunnya?! Sampai sekarang masih menjadi misteri.

Kami pulang ke Tubromli malam hari. Hari ini sembari berwisata, aku berbincang banyak hal bersama Gus Riza. Sebagaimana dulu saat di pesantren, beliau sangat aktif berorganisasi, di Jordan beliau juga semakin aktif, terbukti diangkat sebagai presiden PPMI Jordan, membawahi seluruh mahasiswa Indonesia yang berada di negara Jordan dan beberapa hari di Cairo beliau berkumpul dengan seluruh presiden mahasiswa Indonesia dari seluruh dunia dan para ilmuwan Indonesia seluruh dunia yang sedang rapat di Mesir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun