Mohon tunggu...
el lazuardi
el lazuardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pendidikan Bertukar Peran Sejak Usia Dini

7 November 2020   07:07 Diperbarui: 7 November 2020   09:39 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak kecil membeli tempe di pasar. (Foto dokpri)

Dalam kehidupan sehari-hari wanita identik dengan pekerjaan domestik seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengasuh anak dan sederet pekerjaan rumah tangga lainnya. Sementara kaum pria diidentikkan dengan pekerjaan yang dianggap keras dan berat seperti urusan mencari nafkah, mencuci kendaraan, memperbaiki benda yang rusak di rumah dan lain sebagainya.

Dalam prakteknya seringkali tak sesuai dengan stigma yang diciptakan sesuai yang diterangkan diatas. Tak jarang antara pria dan wanita harus bertukar peran karena sesuatu hal seperti sakit, atau ada pekerjaan lain.Kaum pria bisa saja harus terjun ke area domestik seperti memasak atau mencuci, atau beres-beres rumah. Begitu juga halnya kaum wanita juga terkadang harus mengerjakan pekerjaan pria seperti mencabut rumput, mencuci mobil dan sebagainya.

Tak ada yang salah dengan bertukar peran ini. Bahkan menjadi keharusan dalam kondisi tertentu seperti sakit. Tapi masih banyak yang menganggap hal itu sebagai sesuatu yang tak lazim dan melawan kodrat. Banyak pria yang enggan ketika harus memasak atau mencuci. Begitu juga ada wanita yang merasa keberatan untuk mencuci kendaraan, memasang regulator kompor gas dan sebagainya.

Menyikapi hal-hal seperti itu agar tidak terjadi pada keluarga, kita terutama pada putra putri kita maka sejak kecil perlu diterapkan pemahaman untuk berbagi peran dalam kehidupan keluarga. Pemahaman itu perlu diberikan sejak usia dini agar bisa mereka terapkan ketika dewasa nanti.

Ada beberapa aspek yang perlu kita perhstikan dalam mengajarkan konsep berbagi peran dalam keluarga antara pria dan wanita.

1. Perlu ditanamkan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas setiap pekerjaan dalam rumah tangga.

Bapak,Ibu,dan anak anak-anak harus bersedia melakukan apa saja.Ketika ada seorang anggota keluarga yang berhalangan melakukan sesuatu, anggota keluarga lain harus siap menggantikannya. Ketika Ibu tidak sempat memasak, Bapak bisa menggantikannya. Ketika Bapak tak ada di rumah Ibu bisa memperbaiki saklar lampu yang rusak. Ketika Ibu sedang sibuk anak-anak bisa bantu menyapu rumah dan sebagainya. Pemahaman ini perlu ditanamkan sedini mungkin sejak mereka kecil agat bisa terpatri dan membentuk kesadaran mereka akan  pentingnya rasa tanggung jawab itu.

2. Tentu saja orang tua perlu memberi teladan.

Anak adalah peniru ulung orang tuanya sehingga mereka perlu diberikan contoh perbuatan baik. Dalam hal bertukar peran dalam rumah tangga harus sering ditunjukkan bahwa kedua orang tuanya siap melakukan apa saja pekerjaan rumah tangga tanpa terpengaruh dikotomi pekerjaan pria atau wanita. Berikan contoh pada anak lelaki bahwa Bapak bisa memasak atau mencuci. Tak perlu malu atau gengsi melakukannya. Begitu juga pada anak wanita sang Ibu bisa mencontohkan bahwa sewaktu-waktu juga perlu melakukan pekerjaan berat seperti mengangkat galon,mencuci mobil dan lain sebagainya.

3. Libatkan anak secara langsung dan terus menerus dengan semua pekerjaan baik tanpa atau dengan pendampingan orang tua.

Orang tua perlu mengajak anak melakukan pekerjaan yang berbeda dalam tiap kesempatan. Kenalkan mereka dengan berbagai variasi pekerjaan agar mereka tidak bosan dan terampik dalam berbagai tugas itu. Misal hari ini anak laki-laki ditugaskan membantu ibunya memasak, sementara anak wanita membantu Bapaknya mencuci mobil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun