Mohon tunggu...
Hermansyah
Hermansyah Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Kesehatan

Dengan Menulis, kita dapat mengekspresikan dalamnya Rasa_

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sisi Lain Dua Tahun Pengabdian Tenaga Nusantara Sehat Puskesmas Patlean

12 Juli 2021   14:13 Diperbarui: 12 Juli 2021   14:37 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Foto kegiatan luar gedung dengan menggunakan Body/Motor mesin (dokpri).



Ada banyak perasaan yang membersamai  dua tahun menjalani pengabdian di puskesmas Patlean, perasaan lelah, jenuh, jengkel, marah, senyum dan tawa silih berganti di setiap waktu, di setiap langkah kaki tersentak, di setiap detak jantung dan desahan nafas, dalam setiap kedipan mata dan telinga mendengar.

Selaras dengan semua perasaan demikian, tentu ada banyak hal pelajaran hidup yang di dapat, benar ! pengabdian itu tidak bisa di ukur, tidak ada barometer dan standar bakunya, yang jelas selama bisa berbuat dan memberikan manfaat dan dampak positif bagi sesama, lingkungan sekitar, bangsa dan negara maka kita telah menjadi bagian dari pengabdian.

Dan perasaan-perasaan itu, kami berlima memahami dan menganggapnya sebagai sebuah kewajaran karena dimanapun kami mendapatkan lokus penugasan akan terhinggapi banyak rasa, saya kira hal ini berlaku umum bagi semua tenaga nusantara dimanapun berada dalam mengemban misi Indonesia sehat, justru dengan semua perasaan itu membuat kami lebih matang, lebih siap dan semakin menguatkan karakter dan kepribadian agar tetap survive dengan segala tantangan hidup yang semakin kompleks.

Ohh iya, di awal penugasan, saya pernah menulis tentang perjuangan kami dan menggambarkan sekilas potret pelayanan kesehatan di puskesmas Patlean, tapi tulisan kali ini sengaja di ulas kembali tentang sisi lain dan penggalan kisah kehidupan dan pelayanan kesehatan selama dua tahun di puskesmas Patlean sebagai bahan renungan sekaligus buah pembelajaran yang bermakna yang akan kami jadikan pengalaman berharga dalam mengarungi kehidupan yang terus berjalan.

Foto : Potret kegiatan pengobatan luar gedung/puskesmas keliling (dokpri).
Foto : Potret kegiatan pengobatan luar gedung/puskesmas keliling (dokpri).

Saya Hermansyah bersama Rahmat Karamuddin, La Ode Muh. Nizar, Oktovianus Radja Tuka dan Charles Edison Amnahas tidak pernah menyangka dalam hidup akhirnya bertemu dan berpijak di ujung bumi Halmahera, tepatnya di desa Patlean kabupaten Halmahera Timur provinsi Maluku Utara, namun pengabdian nusantara sehat kementerian kesehatan membawa kami hingga berpijak sejauh ini, dan akhir bulan september 2021 ini kami telah genap dua tahun mengabdi di puskesmas Patlean (purna tugas).

Sebelum lebih jauh, saya mencoba sedikit mengulas profil singkat puskesmas Patlean tempat kami mengabdi, puskesmas Patlean adalah salah satu puskesmas yang tergolong baru di kabupaten Halmahera Timur, di resmikan oleh Bupati Halmahera Timur pada bulan Mei 2015 dan di akui oleh kementerian kesehatan pada tahun yang sama dengan kategori puskesmas daerah sangat terpencil, yang sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Halmahera Utara, sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Wasilei utara, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Maba tengah dan sebelah timur berbatasan dengan laut Filipina.

Secara geografis puskesmas Patlean berada di wilayah pesisir dengan aksesibilitas yang sangat sulit dari semua puskesmas di wilayah kabupaten Halmahera Timur, termasuk dari Maba ibu kota kabupaten dan kecamatan tetangga, bukan saja dengan kecamatan lain, akses antara setiap desa saja sangat sulit, melewati pegunungan, hutan, perkebunan, sungai dan jalan bebatuan yang pada musim hujan tidak bisa di lalui karena lumpur dan air sungai meluap, bahkan ada desa yang hanya bisa di lalui lewat jalur laut yang juga pada musim ombak tidak mungkin di lewati, daerah tanpa jaringan, transportasi terbatas dan listrik (listrik baru masuk satu dua bulan dan belum stabil).

Dengan masyarakat mayoritas bermata pencaharian bertumpu pada hasil kebun (kopra) dan hasil laut, sebenarnya ini menjanjikan, tapi akses untuk membawa hasil kebun yang sangat sulit, harus ke Tobelo (Kab. Halmahera Utara) dengan biaya cukup besar dan jadwal kapal hanya dua kali seminggu yang kadang tidak sesuai jadwal.

Foto : Ketika musim hujan dan sungai meluap, rakit menjadi alternatif untuk menyebrang ke desa sebelah (dokpri).
Foto : Ketika musim hujan dan sungai meluap, rakit menjadi alternatif untuk menyebrang ke desa sebelah (dokpri).

Wilayah kerja puskesmas Patlean sendiri memiliki delapan wilayah dengan empat desa definitif, empat wilayah atau dusun transmigrasi yang di antaranya terdapat satu dusun khusus untuk suku Togutil, suku anak dalam yang hidup di hutan Halmahera.

Masyarakat hidup seperti masyarakat lain pada umumnya, baik dalam keseharian maupun dalam interaksi sosial, yang setiap pagi ke kebun untuk panen kelapa (kopra) atau sekedar merawat tanaman kebun lainnya, di saat bersamaan ada yang pergi mancing ikan di laut untuk di jual atau sekedar untuk konsumsi sendiri.

Dan sejak awal datang di patlean, kami berusaha sebisa mungkin untuk beradaptasi lebih cepat dengan kultur dan kehidupan masyarakat patlean dan sekitarnya, walaupun terselepi dengan drama, yaitu dengan orang dinas kesehatan kabupaten terkait ketersediaan rumah dinas, namun pada akhirnya kami mencoba memahami dan menerimanya.

Sejauh ini sejak definitif menjadi sebuah pusat pelayanan kesehatan, puskesmas Patlean belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah dan dinas kesehatan, yang mana puskesmas Patlean hingga detik ini belum memiliki mobil ambulance yang menjadi kendaraan operasional puskesmas, tidak memiliki kendaraan dinas bagi pegawai atau staff.

Kendaraan operasional ini sebenarnya wajib di miliki oleh instansi sekelas Puskesmas, dalam mendukung berbagai aktifitas dan kegiatan pelayanan luar gedung seperti posyandu bulanan, penyuluhan dan edukasi kesehatan di seluruh wilayah kerja puskesmas.

Dan sampai saat ini tenaga puskesmas masih mengandalkan Body (perahu mesin) dan sepeda motor Viar milik warga yang di sewa setiap bulan dalam melaksanakan program maupun pelayanan luar gedung, dan ini juga tidak berjalan seperti seharusnya, karena kadang dalam waktu bersamaan kami harus menunda kegiatan pelayanan luar gedung yang di sebabkan Body atau Viar ini di pakai sendiri oleh warga untuk mengangkut hasil panen kopra, pala dari kebun.

Itu baru dalam satu aspek terkait kendaraan operasional, belum lagi sarana dan fasilitas pelayanan puskesmas yang lainnya, seperti tabung oksigen, lemari obat yang tidak memadai, AC untuk ruangan farmasi dan laboratorium yang harus memiliki standar suhu tertentu, kulkas atau pendingin untuk obat-obat yang harus mendapatkan perlakuan khusus, misalnya harus tersimpan dengan suhu tertentu dan beberapa sarana pendukung lainnya.

Foto : Pulang dari kegiatan penyuluhan di salah satu desa yang hanya bisa dengan akses laut (dokpri).
Foto : Pulang dari kegiatan penyuluhan di salah satu desa yang hanya bisa dengan akses laut (dokpri).

Berbicara sumber daya kesehatan bukan sekedar pemenuhan ketenagaan, tapi kelengkapan sarana dan prasarana adalah bagian dari elemen penting sumber daya kesehatan yang juga butuh perhatian serius dalam mendukung kualitas dan mutu pelayanan standar puskesmas, dan seharusnya pemerintah daerah dan dinas kesehatan lebih tanggap dengan berbagai kekurangan ini.

Selama dua tahun menjalani pengabdian, kami melebur dengan semua aktifitas puskesmas, mulai dari pelayanan dalam gedung sampai pelaksanaan program, karena sebelum kami datang, puskesmas Patlean mengalami kekosongan ketenagaan di beberapa unit, seperti tenaga farmasi, tenaga ATLM dan tenaga kesehatan lingkungan.

Dalam pelaksanaan program misalnya, kami tenaga nusantara sehat diberi kepercayaan oleh kepala puskesmas untuk bertanggung jawab melaksanakan beberapa program esensial maupun pengembangan puskesmas, di antaranya program cacingan, surveilans, CTPS, kesjaor, DBD, Pengendalian penyakit tidak menular (PTM), TB paru, Kusta dan terlibat di beberapa program puskesmas lainnya.  

Pada lima bulan awal penugasan, negara kita dan masyarakat global dihadapkan dengan pandemi Covid-19 yang hingga detik ini kita semua masih bergelut dengan pandemi, bulan maret tahun 2020 pemerintah menetapkan bulan masuknya Covid-19 di Indonesia, dan sejak itu kami NS dan pegawai puskesmas Patlean berjibaku dalam penanganan Covid-19, membagi fokus dan prioritas, berusaha semaksimal mungkin program puskesmas yang di rencanakan tetap terlaksana, di sisi lain penanganan Covid-19 tetap di jalankan, dan ini tentunya di rasakan juga oleh teman-teman NS dan puskesmas serta instansi kesehatan di seluruh penjuru negeri.

Memang sedikit melelahkan bagi kami NS dan puskesmas Patlean, dari pagi sampai malam jaga posko di pelabuhan dengan APD apa adanya (pakai jas hujan) sebelum di fasilitasi dengan APD standar oleh dinas kesehatan, namun yang paling menguras pikiran dan tenaga adalah melaksanakan penyuluhan, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pada masyarakat wilayah kerja puskesmas, di mana sebagian masyarakat tidak percaya dengan adanya Covid-19, hal ini sedikit menjengkelkan karena di saat bersamaan tenaga kesehatan sedang berada di garda terdepan menghadapi pandemi, masif melakukan edukasi dan merawat pasien yang terinveksi Covid-19.

Bahkan hingga hari ini, masih ada masyarakat yang tidak percaya adanya Covid-19, namun dengan semangat kolektif kami nusantara sehat dan pegawai puskesmas yang sejauh ini tak lelah melakukan edukasi ke masyarakat dengan pendekatan kultur, sambil berharap semoga pandemi ini cepat berlalu.

Dan pengalaman lain yang mengesankan bagi kami nusantara sehat adalah, pada bulan November 2020 kami melaksanakan kegiatan bakti sosial pemeriksaan gigi gratis dan sunatan massal untuk anak-anak suku Togutil (suku anak dalam Halmahera) dan anak-anak lain yang tinggal di sekitar pemukiman suku Togutil, kegiatan ini kolaboratif antara kami tenaga nusantara sehat puskesmas Patlean dengan dokter umum Sidik, dokter gigi Aky yang juga tenaga nusantara sehat dan ustadz-ustadz muda Hidayatullah provinsi Maluku Utara.

Foto : Kerja bakti membersihkan lingkungan puskesmas (dokpri).
Foto : Kerja bakti membersihkan lingkungan puskesmas (dokpri).

Melebur dan menjalani kehidupan di patlean selama dua tahun sebagai tenaga nusantara sehat sangat mengasyikkan, tenaga puskesmas dan masyarakat patlean yang ramah dan terbuka, keindahan alamnya yang masih alami, pasir timbul di tegah laut, pasir putih gamcaka, danau biru di antara bebatuan, air terjun batu dua, air terjun kaibi adalah sisi lain yang akan kami kenang setelah penugasan di sini berakhir.

Ada proses saling memberi dan menerima dalam keseharian kami, terutama di internal puskesmas, kami mencoba belajar dari pegawai senior puskesmas dalam banyak hal, dan sebaliknya kami tenaga nusantara sehat tidak segan memberikan saran yang konstruktif kepada puskesmas tentang pengalaman dan pengetahuan yang kami pahami terkait manajemen dan inovasi program, dan yang terbaru adalah tentang persiapan akreditasi puskesmas, kami NS mencoba menjadi inisiator dalam memenuhi elemen penilaian akreditasi puskesmas, seperti pembuatan SOP, SK, kerangka acuan, pedoman dan beberapa perangkat lainnya, kami mencoba melakukan apa yang bisa kami lakukan, sekaligus sebagai motivasi bagi pegawai puskesmas untuk melanjutkan di saat kami NS sudah purna tugas.

Ada unsur kolaboratif yang coba kami terapkan selama dua tahun sebagai tenaga nusantara sehat di puskesmas patlean, menghilangkan sekat sebagai nusantara sehat adalah cara kami menjalaninya, karena kami sadar bahwa setelah berada di puskesmas secara otomatis melebur dan menjadi bagian dari puskesmas, menghilangkan sekat dan embel-embel sebagai tenaga nusantara sehat, itupun yang coba kami tularkan ke tenaga PNS, Honorer dan pegawai kontrak daerah.

Tentu ada banyak kisah lain yang kami alami tak tertuang dalam tulisan ini, tentang semua kehangatan bumi Halmahera dan masyarakat patlean pada kami, yang tentu akan menjadi pengalaman berharga, semoga tulisan ini tak sekadar menjadi catatan kami tenaga nusantara sehat puskesmas patlean di ujung purna tugas, tapi menjadi masukan dan petunjuk bahwa kita semua harus berbenah, memperbaiki secara bertahap agar kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas patlean memenuhi pelayanan standar, agar menjamin kualitas hidup sehat masyarakat secara merata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun