Mendengar istilah K-POP pasti banyak yang menjurus pikirannya tentang Korea Selatan, anak muda korea yang mukanya mirip, operasi plastik, muka kaca, anak Alay, lebay, banci dan segala hal lainnya, dan ini mungkin sah-sah saja, sebagian dari kita memiliki perspektif yang berbeda tentang K-KOP.Â
K-POP adalah jenis atau genre musik yang khas, yang di cetuskan dan lahir dari negeri ginseng atau Korea Selatan, sekumpulan anak muda bernyanyi sambil nge-Dance dengan iringan musik dan tarian yang energik sehingga menambah kesan dan warna lain dari musik K-POP itu sendiri.
Dengan ciri khasnya, maka tidak heran pencinta K-POP bukan saja dari Korea Selatan sendiri, tapi merambah ke berbagai negara belahan dunia manapun, menyentuh pada semua elemen, dari anak-anak hingga usia lanjut, dan Indonesia sendiri menempati urutan ke-4 (empat) pencinta musik K-POP terbesar di dunia setelah Brazil.
Sadar atau tidak, dunia K-POP bukan sekadar musiknya, lagu atau dancer, tapi di dalam K-POP terdapat seni, Style, dan budaya. Korea Selatan menampilkan wajahnya dalam K-POP, memperlihatkan kepada dunia bahwa Korea Selatan adalah negeri yang kaya akan seni dan budaya, negeri dengan sejuta pesonanya.
Dan para K-poppers (istilah untuk pencinta K-POP) mungkin banyak yang tidak memahami demikian, terutama anak-anak muda milenial, yang mungkin hanya melihat sekedar tampilan atau style para idolnya, melihat dancer-nya yang energik, namun di balik itu, tak sadar telah belajar budaya Korea Selatan.
Ini adalah bagian dari strategi suatu negara untuk menampilkan wajahnya terhadap dunia, dan kiranya negara-negara lain perlu menirunya, termasuk Indonesia sendiri dengan tampilan lain yang di miliki oleh masyarakat lokal.
Masih terngiang di kepala kita beberapa Minggu lalu, bagaimana film Parasite memborong piala Oscar di Amerika serikat (09/02/2020), tidak main-main, 4 (empat) piala langsung di menangkan diberbagai kategori nominasinya, salah satu yang prestisius adalah memenangkan film terbaik di ajang perfilman bergengsi di dunia tersebut.Â
Menariknya adalah, film Parasite menjadi film Korea Selatan pertama, film Asia pertama, dan film di luar Hollywood pertama sepanjang sejarah pergelaran Academi Awards (Piala Oscar) yang memenangkannya, luar biasa. Artinya beberapa dekade terakhir, Korea Selatan menampilkan wajah lain di dunia, yaitu K-POP dan perfilmannya.
Boyband BTS dan Pengaruh Globalnya
Rasa penasaran dan kekaguman ini berawal ketika tidak sengaja menonton berita BTS menyampaikan pidato di sidang umum PBB pada September 2018 lalu.
Sampai saya hafal setiap membernya, dan saya punya pandangan lain kenapa saya menyukai BTS, bukan Super Junior, EXO, Shinee, Bigband, SNSD, IKON, TWICE dan boyband lain yang justru lebih dulu booming dari BTS, tetapi memang BTS memiki keunikan lain dibandingkan boyband-boyband tersebut, karena BTS Â bukan sekedar musiknya yang ditampilkan.
Bangtan Sonyeondan/Bangtan Boys (BTS) adalah boyband Korea Selatan yang sangat di Gandrungi dan paling terkenal dunia saat ini, bagaimana tidak, ketujuh anak muda, RM, Suga, Jimin, V, J-Hope, Jin dan Jungkook telah membawa dan menampilkan dunia K-POP di pentas global.
Menembus pasar musik Amerika serikat dan Eropa yang sebelumnya sedikit anti dengan musik K-POP. Dan yang menarik, BTS disukai bukan hanya dari kalangan anak muda, tetapi mulai dari anak-anak sampai orang lanjut usia, mulai dari kalangan artis, pengusaha sampai pada pejabat dan kepala-kepala negara, menyukai BTS.
Setelah diperhatikan, dalam berbagai media, majalah dan artikel, kenapa baru di era BTS K-POP bisa diterima oleh semua kalangan di dunia?
Ternyata BTS menampilkan wajah lain dari K-POP itu sendiri dibandingkan boyband lain di Korea Selatan, secara kasat mata, mungkin musik dan dancer-nya semua hampir sama.
Namun BTS dalam setiap sair lagunya tidak melulu membahas tentang dunia remaja dan percintaannya, tetapi membahas isu-isu sosial yang di alami kaum muda pada umumnya di era modernisasi ini.
Boyband yang mulai debut tahun 2013 dan berasal dari angensi kecil di Korea Selatan pada saat itu, yaitu Big Hit Entertainment, yang diragukan banyak pihak untuk terkenal, namun berkat kerja keras para membernya, BTS bisa mengglobal dan memiliki pengaruh sangat besar di Korea Selatan dan di dunia saat ini.
Kenapa di Era BTS K-POP Mengglobal?
Isu sosial yang diangkat oleh BTS dalam setiap lagunya menjadi salah satu alasannya, diantaranya bagaimana kita saling menghargai, mencintai diri sendiri, saling menerima perbedaan (tanpa Bully-an), tanpa mebedakan suku dan ras, itu jelas tertuang dalam setiap lagu BTS, seperti di album BTS "RUN, WINGS, Love My Self".
Maka tidak heran dengan pengaruh positifnya yang mendunia, BTS menjadi ikon bagi kaum muda diseluruh dunia, sampai raja Norwegia, Harald V dalam acara jamuan di negaranya  yang di hadiri oleh presiden Korea Selatan Moon Jae In.
Di sela acara Harald mengatakan "Saya tidak tau, apakah karena K-POP banyak siswa kami berpergian keluar negeri, belajar di Korea Selatan, dan kapan BTS berkunjung ke negara kami", tuturnya.
Selain itu, Majalah kenamaan TIME menjadikan foto ke-7 member BTS sebagai sampul internasional-nya (edisi 10/10/2018), TIME memilih BTS sebagai salah satu "Next Generation Leader".
Karena Dianggap artis yang banyak mendapatkan penghargaan internasional dan memiliki pengaruh positif yang luas, ini sekaligus menobatkan BTS sebagai K-POP dan artis Asia pertama yang muncul di sampul majalah TIME, BTS mengikuti jejak The Beatles dan One Direction dari dunia hiburan.
Jauh sebelumnya pada bulan September 2017, duta besar Amerika Serikat untuk Korea Selatan, melalui akun Twitter resminya menyampaikan selamat kepada BTS karena telah menikmati peringkat tertinggi di tangga lagu Billboard 200, pencapaian luar biasa untuk ukuran artis K-POP di dunia internasional (BBC.com).
BTS dipilih karena memiliki kesamaan visi dengan UNICEF, dan yang paling keren untuk ukuran anak muda adalah, BTS mendapat kehormatan untuk berpidato langsung di hadapan majelis umum PBB pada sidang PBB ke-73 (24/09/2018) yang berlangsung di markas PBB New York, Amerika Serikat.
Dalam sidang Akbar yang di hadiri oleh tokoh-tokoh penting dunia, sekertaris jenderal PBB, Antonio Geteres, Presiden Rwanda, Paul Kagame, Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore, Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim dan tokoh lainnya, BTS mewakili anak muda di seluruh dunia.
RM leader BTS menyampaikan pidato selama 7 menit, dalam pidatonya, RM mengajak anak-anak muda untuk berani bersuara, mengikuti suara hati dan melihat diri dengan kaca mata diri sendiri, mencintai diri sendiri, pidato yang mendebarkan dan ditonton oleh jutaan pasang mata di seluruh dunia (Republika.Co.Id).
Setelah beberapa saat pidato BTS dilakukan, tagar #ENDviolence dan #BTSloveMySelf menjadi puncak trending di Twitter dan berbagai media internasional, dan yang bikin kagum adalah, dilansir Sommpi, hasil kampaye BTS dengan UNICEF dapat mengumpulkan Rp. 7,4 miliar, angka tersebut didapat dari sumbangan BTS dan agensi BTS, yaitu Big Hit Entertainment dan sumbangan donatur dari seluruh dunia (Kumparan.com).
Bagi warga Korea Selatan, BTS bukan sekadar boyband yang menari sambil bernyanyi, tetapi melebihi itu, BTS adalah ikon dan kebanggaan Korea Selatan.
BTS menjadi representasi Korea Selatan di dunia internasional, BTS menampilkan wajah Korea Selatan, dengan menyuguhkan budaya asli korea selatan, baik dari sair lagunya maupun stylenya dalam setiap tampilannya.
Yang membanggakan lagi, BTS di juluki ikon ekonomi untuk Korea Selatan, Dalam laporan CNBC, BTS ditaksir menyumbang USD 3,6 miliar per tahun bagi ekonomi Korea Selatan, ini setara Rp. 13.9 Triliun, Hyundai Research Institute mencatat tak hanya berkat album, tetapi juga efek turis dan penjualan marchendai yang di hasilkan BTS (liputan6.com).
Wooooowww ..., Dampak yang sangat luar biasa hanya dari sebuah boyband, tetapi mampu mempengaruhi segala sisi kehidupan untuk sebuah negara.
Selain dampak sosial dan ekonominya, melalui lagunya 'Boy With Luv' saja, BTS mampu mendapatkan 111 penghargaan di Korea dan panggung internasional, namun ada banyak lagi prestasi dan pengaruh BTS yang tidak bisa diuraikan dalam tulisan ini.
Tapi menjadi catatan kita bahwa K-POP bukan sekedar musik, dance dan style, tapi melebihi itu semua, kita tidak bisa terjebak pada pandangan umum, kita belajar melihat sesuatu harus dari banyak sisi, karena kacamata kita tidak sama.
Dalam kesimpulan lainya, mari belajar apa saja, dari mana saja dan bersama siapa saja, "bukankah dalam setiap kedipan mata adalah sebuah pembelajaran?"
Kita tidak boleh menghakimi orang lain hanya karena alasan kita berbeda cara pandang, dan justru hal demikian yang memperkaya pengetahuan, menyukai K-POP adalah pilihan, tetapi dalam setiap pilihan kita tak sekadar menyukai, harus ada alasan mendasar dan proses pembelajaran yang diambil dari semua pilihan kita.
"Silakan melihat dunia ini dengan cara kita, karena setiap warnanya pasti ada sisi lain yang menjadi bahan pembelajaran".