Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Masyarakat Tidak Kekurangan Sekolah, tetapi Minim Sekolah yang Berkarakter

6 Mei 2024   20:33 Diperbarui: 10 Mei 2024   08:34 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar. Menata tas secara rapi adalah membangun keterampilan hidup bagian pendidikan karakter. (Dokumentasi pribadi)

Kejadian ini akan debatable. Anda boleh saja tidak setuju. Tapi saya bilang ke anak saya, turuti apa yang dikatakan tuan rumah. Ini adalah estetika. 

Seorang yang berpakaian rapi dan sopan pada saat yang tepat, tempat yang tepat, ia menghargai diri sendiri. Kenapa kita menuntut peserta didik berpakaian rapi dan berseragam sesuai ketentuan, itu karena kita sedang mengajar peserta didik untuk menghargai diri sendiri.

Sedangkan etika dan moral adalah terkait dengan relasi dengan orang lain, masyarakat dan alam semesta. Seorang yang berkata kasar kepada orang lain, ia telah melanggar etika dan orang yang merusak alam lingkungan misalnya membuang sampah sembarangan sebenarnya ia telah melanggar moral. Terkait dengan estetika, etika dan moral dapat dikembangkan lebih lanjut.

  1. Pendidikan Karakter Terkait dengan Pengendalian Diri

Dr. Cheah Lee Hwa mengatakan bahwa "Pendidikan karakter dimulai dari pengendalian diri/disiplin diri" Pernyataan ini bagi saya sangat menarik sekaligus memancing daya reflektif saya. 

Dari kejadian sehari-hari kita menjumpai banyak tindakan seseorang yang akhirnya menyebabkan orang lain dan diri sendiri menderita karena orang tersebut tidak mampu mengendalikan diri. Kita masih ingat Mario Dandy dijatuhi hukuman penjara 12 tahun dan denda Rp 25 miliar karena menganiaya David Ozora. 


Mario Dandy tidak bisa mengendalikan diri sehingga tindakannya berakibat fatal bagi dirinya dan orang lain. Kasus bullying di lingkungan sekolah juga terjadi karena anak tidak bisa mengendalikan diri. 

Seorang kepala SMK di Nias Selatan menampar siswanya hingga meninggal. Ini terjadi karena ketidakmampuan mengendalikan emosi. 

Gambar. Pentingnya kemampuan mengendalikan emosi untuk hidup yang berkelimpahan (Sumber: kompas.com)
Gambar. Pentingnya kemampuan mengendalikan emosi untuk hidup yang berkelimpahan (Sumber: kompas.com)

Kemampuan mengendalikan diri ini sangat penting bukan hanya bagi pendidikan karakter tetapi juga prasyarat terciptanya keseimbangan batin dalam diri kita. Ini adalah awal bagi kehidupan yang berkelimpahan.

Setiap satuan pendidikan bisa menyusun kegiatan yang mengembangkan kemampuan peserta didik mengendalikan diri. Salah satu praktik baik itu adalah membuat refleksi. Kegiatan membuat refleksi sangat efektif untuk mengasah kemampuan ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun