Mohon tunggu...
Purwanto (Mas Pung)
Purwanto (Mas Pung) Mohon Tunggu... Guru - Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Kepala SMA Cinta Kasih Tzu Chi | Sekolah Penggerak Angkatan 2 | Narasumber Berbagi Praktik Baik | Kepala Sekolah Inspiratif Tahun 2022 Kategori Kepala SMA | GTK Berprestasi dan Inspirasi dari Kemenag 2023 I Penyuluh Agama Katolik Non PNS Teladan Nasional ke-2 tahun 2021 I Writer | Pengajar K3S KAJ | IG: masguspung | Chanel YT: Purwanto (Mas Pung) | Linkedln: purwanto, M.Pd | Twitter: @masguspung | email: bimabela@yahoo I agustinusp134@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pedagogi Sangat Penting, tapi Asing di Dalam Pembelajaran

15 September 2022   22:55 Diperbarui: 16 September 2022   04:30 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Guru Mengajar dengan Cara Menyenangkan (Dokumentasi pribadi)

Dalam pembelajaran di kelas, seorang guru membentak murid lantaran bertanya dua kali pertanyaan yang sama. Guru itu merasa si murid tidak memperhatikan penjelasan. Sejak saat itu tidak ada murid yang bertanya ketika guru tersebut ngajar. Reaksi seperti itu menggambarkan rendahnya kompetensi pedagogi guru. Pedagogi terasa asing di dunia pendidikan padahal ini kompetensi yang sangat menentukan kesuksesan belajar siswa.

Perbincangan mengenai kualitas pendidikan selalu saja dikaitkan dengan kualitas guru. Tapi tidak menyentuh bagaimana guru melakukan pembelajaran di kelas. Baru Kurikulum Merdeka yang menurut pendapat penulis banyak membicarakan bagaimana guru harus menyampaikan pembelajaran yang benar.

Ini sesungguhnya bukan soal kompetensi profesional guru. Ini adalah kompetensi pedagogi. Yang selama ini asing tapi maha penting dalam pembelajaran

Apa itu Pedagogi

Rabu, 06 Mei 2020, saya mengisi sebuah sesi sharing secara online dengan topik, "Kepemimpinan Sekolah yang Cerdas dan Humanis". 

Seorang peserta bertanya apa sebenarnya yang dimaksud kompetensi pedagogi. 

Pada saat itu saya paparkan hasil ujian kompetensi guru di mana rata-rata kompetensi pedagogi guru di Pulau Jawa 56. Itu nilai rata-rata paling tinggi di seluruh Indonesia (Sumber: ndp.kemendikbud.go.gi)

Jimmy Ph. Pat dan Lody F. Pat saat menjadi narasumber pada Workshop Pendidikan Multikultural yang diselenggarakan Klaster Penelitian dan Pendidikan dan Transformasi Sosial Laboratorium Sosiologi UI 10 Februari 2022 menegaskan hampir tidak pernah membahas pedagogi (kritis) bersama guru-guru.

Pedagogi secara etimologis berasal dari kata Bahasa Yunani, paidagogia yang terdiri dari kata paido berarti anak dan ago bermakna "saya membimbing". Dengan kata lain bermakna seorang dewasa yang membimbing anak. Dalam perkembangannya, pedagogi dipahami sebagai tindakan atau kegiatan pendidikan.

Konsep pedagogi sebagai bagian penting di dalam pendidikan hadir menjadi perhatian para guru ketika kompetensi pedagogi disyaratkan harus dipunyai guru seperti ditulis dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005. Tapi sayang hanya sekadar menjadi tekstual bukan aktual syarat seorang menjadi seorang guru professional.

Dengan uraian singkat ini penulis cenderung mengartikan pedagogi sebagai keterampilan guru membimbing anak-anak menuju kepada pemahaman yang lebih baik (terbaik) mengenai dirinya dan dunianya.

Jika pedagogi dipahami sebagai keterampilan "membimbing" anak, maka guru harus mencari cara-cara kreatif bagaimana materi ajar -sekadar sarana- bisa diajarkan secara benar. Benar dalam arti sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

Elemen Pedagogi

Tidak ada kesepakatan mutlak di antara para tokoh pendidikan mengenai elemen-elemen pedagogi. 

Berikut ini 10 keterampilan (elemen) yang termasuk pedagogi, menurut Prof. Dr. H. Arief Rachman, M. Pd. adalah seorang guru dan tokoh pendidikan Indonesia. 

Penulis berharap para guru terinspirasi untuk mengembangkan 10 keterampilan ini dalam dirinya sehingga menjadi guru yang melakukan pembelajaran menarik, bermakna dan menyenangkan. 

Istilah Ki Hajar Dewantara mengantar peserta didik pada kodrat hidupnya. Sepuluh keterampilan itu antara lain:

  • Memahami karakteristik peserta didik
  • Mampu memahami teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
  • Mampu mengembangkan kurikulum bidang ajarnya
  • Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik
  • Mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan yang mendidik
  • Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik
  • Mampu berkomunikasi secara empati, efektif dan santun dengan peserta didik
  • Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
  • Mampu menggunakan hasil penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar untuk peningkatan pembelajaran
  • Mampu melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

Transformasi Pendidikan melalui Pedagogi dalam Kurikulum Merdeka

Salah satu transformasi penting dalam pendidikan nasional melalui Merdeka Belajar adalah pedagogi. Di dalam proses pembelajaran Kurikulum Merdeka, keterampilan pedagogi harus mendasari pembelajaran di kelas.

Hal yang menjadi perwujudan keterampilan pedagogi yaitu guru melakukan diagnostic tes baik itu kognitif maupun non-kognitif. Langkah awal sebelum guru melaksanakan pembelajaran di kelas.

Konsekuensi logisnya guru melaksanakan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa. Model pembelajaran ini disebut diferensiasi pembelajaran yang meliputi diferensiasi konten, diferensiasi metode/strategi dan diferensiasi asesmen.

Refleksi oleh siswa dan guru menjadi bagian dari pembelajaran. Tindakan refleksi untuk mengetahui sejauh mana siswa mengalami pengalaman belajar dan sejauh mana guru efektif membantu siswa. Dalam Kurikulum Merdeka masih banyak aktivitas guru yang dilandasi oleh keterampilan pedagogi.

Penutup

Dengan keterampilan pedagogi seperti tersebut, guru diharapkan membantu perkembangan siswa sesuai dengan karakteristik mereka. 

Jika guru mempunyai keterampilan pedagogi yang baik, guru akan paham mengapa ada siswa yang tidak paham dengan penjelasannya. 

Guru akan bahagia ketika siswa bertanya, jangankan bertanya dua kali. Bertanya tujuh puluh kali tujuh pun guru tidak akan marah. Karena ia menyadari pada saat mengajar sesungguhnya ia sedang membimbing siswa untuk memahami dirinya dan dunianya lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun