Kedua, minyak tanah masih mudah ditemukan di banyak daerah, bahkan di daerah yang sudah ada program konversi.
Ketiga, masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan kompor minyak tanah mungkin merasa sulit untuk beralih ke kompor induksi.
Keempat, sosialisasi tentang manfaat dan kelebihan kompor induksi mungkin belum menjangkau semua lapisan masyarakat.
Kelima, di beberapa daerah terpencil infrastruktur listrik mungkin belum memadai, sehingga minyak tanah jadi andalan.
Itulah beberapa kemungkinan mengapa di zaman yang sudah modern ini masih ada masyarakat yang menggunakan kompor minyak ketimbang kompor induksi.
Risiko bagi Kesehatan dan Lingkungan dari Menggunakan Kompor Minyak
Harus diakui bahwa mayoritas masyarakat kita terutama yang tinggal di desa masih mengandalkan kompor minyak lantaran ongkosnya lebih murah.
Tetapi, di balik kemudahan ini, sebenarnya tersimpan bahaya yang mengancam keselamatan mereka. Mari kita lihat apa saja bahayanya.
Pertama, paparan asap dan polutan. Pembakaran minyak tanah menghasilkan asap yang mengandung partikel halus dan senyawa berbahaya seperti karbon monoksida (CO) dan nitrogen dioksida (NO).
Paparan jangka panjang terhadap polutan ini dapat meningkatkan risiko gangguan pernapasan, termasuk asma dan penyakit paru obstruktif kronis (COPD).
Kedua, risiko ledakan dan kebakaran. Kompor minyak tanah dapat menjadi berbahaya kalau tidak digunakan dengan hati-hati.
Misalnya, mengisi tangki minyak saat kompor masih menyala dapat menyebabkan uap minyak menyala dan memicu ledakan.