Waduk Pluit, yang terletak di Penjaringan, Jakarta Utara, memiliki sejarah panjang yang bermula pada masa kolonial Belanda.
Asal-usul nama " Pluit" sendiri, terkait dengan penempatan kapal perang Belanda, Het Witte Paert, yang sudah tidak layak laut di pantai timur muara Kali Angke.
Pada abad ke-17, wilayah ini, dikenal sebagai "Land Fluyt."
Waduk Pluit selesai dibangun pada tahun 1982, dengan luas 80 hektar dan kapasitas tampung 2,5 juta meter kubik air.
Waduk ini, dilengkapi dengan empat stasiun pompa dan sistem polder untuk mengendalikan genangan air di berbagai wilayah, termasuk Krukut, Cideng, Jatibaru, Taman Sari, Mangga Besar, dan Kali Beton.
Pada tahun 2014, tiga pompa tambahan, masing-masing berkapasitas 5 meter kubik per detik dipasang, meningkatkan total kapasitas pompa menjadi 49 meter kubik per detik.
Upaya ini, menjadikan Waduk Pluit lebih andal dalam mengendalikan banjir dan memastikan keamanan wilayah Jakarta.
Peran Waduk Pluit
Lantas, apa sih peran Waduk Pluit ini? Berikut beberapa peran vital Waduk Pluit:
Pertama, mengurangi risiko banjir. Waduk Pluit berperan penting dalam mengurangi risiko banjir di Jakarta.