Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kosakata Bahasa Indonesia Minim atau Kita yang Bermain Kurang Jauh?

9 April 2024   15:37 Diperbarui: 18 April 2024   20:05 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kosakata Bahasa Indonesia. (Sumber gambar: Pinterest/Melinda)

Daripada Mbak Indah mengatakan Bahasa Indonesia itu miskin kosakata, lebih baik Mbak Indah bermain (baca: mempelajari) kosakata Bahasa Indonesia, agar mengenal lebih banyak kosakata baru. Enggak pantas kita menjelekkan bahasa kita sendiri, loh Mbak!

Beberapa hari ini, video "Lack of Critikal Thinking Skills in Indonesia" di kanal YouTube The Indah G Show tengah ramai dibahas warganet Indonesia.

Video tersebut berisi obrolan santai antara Mbak Indah Gunawan dan Mbak Cinta Laura Kiehl tentang kurangnya pemikiran kritis masyarakat Indonesia.

Yang menjadi sorotan warganet dari video tersebut ialah pernyataan Mbak Indah bahwa Bahasa Indonesia itu miskin kosakata. Menurut Mbak Indah, Bahasa Inggris lebih mampu memasukkan semua detail yang ingin disampaikan ketimbang Bahasa Indonesia.

"Bahasa Indonesia itu, sebenarnya, bahasa yang miskin kosakata dan ini benar banget terutama kalau dibandingkan dengan Bahasa Arab atau Bahasa Inggris", demikian narasi dalam video tersebut, seperti yang dikutip dari laman Kompas.com.

Masa iya sih Bahasa Indonesia kita miskin kosakata dibanding bahasa bangsa lain? Atau, jangan-jangan kitalah yang miskin kosakata, bukan Bahasa Indonesia. Mungkin kita sendiri yang kurang bermain dengan Bahasa Indonesia, sehingga kurang mengenal beragam kosakata di kamus.

Benarkah Bahasa Indonesia Itu Miskin Kosakata?


Konteks Mbak Indah menyebut Bahasa Indonesia miskin kosakata karena dianggap penutur bahasa kita terlalu memutar, tidak langsung, dan kurang efisien. Saya kira, untuk ini, Mbak Indah benar.

Banyak orang Indonesia kalau bicara itu suka mutar-mutar dan bahkan ketika menulis mereka juga suka mutar-mutar.

Meskipun demikian, menyebut Bahasa Indonesia miskin kosakata dan malas sekali, menurut saya, enggak sepenuhnya tepat juga.

Ivan Lanin dalam artikelnya berjudul "Miskin Kosakata" berujar, jumlah kosakata sebuah bahasa itu sulit diukur dengan tepat. Cara paling mudah untuk melakukan itu ialah dengan melihat jumlah entri pada kamus bahasa itu.

Ivan, lalu, menunjukkan data mengenai jumlah entri di kamus dari tiga bahasa sebagai berikut:

  • Colins English Dictinary 14th ed. (Inggris) = 730 ribu
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring (Indonesia) = 120 ribu
  • Diccionario de la lengua espanola (Spanyol) = 93 ribu

Dari data yang ditunjukkan Ivan di atas, terlihat bahwa perbendaharaan kata dalam Bahasa Inggris, memang, jauh lebih banyak daripada perbendaharaan kata dalam Bahasa Indonesia.

Penyebabnya ialah karena Bahasa Inggris usianya sudah tua dan dituturkan oleh banyak orang dari berbagai bangsa. Sedangkan, Bahasa Indonesia, usianya masih tergolong muda.

Bahasa Indonesia sendiri baru berkembang dan dinamakan sebagai Bahasa Indonesia, yaitu pada 28 Oktober 1928. Belum ada satu abad.

Kendati relatif muda, menurut Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Prof E. Amindun Aziz, Bahasa Indoensia berkembang dengan sangat cepat. Jauh lebih cepat dari bahasa induknya, Bahasa Melayu.

Lebih lanjut, Amindun mengatakan kepada wartawan Kompas.com (6/4/2024) bahwa tahun ini ditargetkan penambahan kosakata di KBBI mencapai 200 ribu entri. Semoga tercapai, ya cinta-cita ini.

Kita Yang Miskin Kosakata, Bukan Bahasa Indonesia

Memang benar, dari segi jumlah entri pada kamus, kita kalah jauh dari jumlah entri pada kamus bahasa asing (Inggris). Meskipun begitu, kita mempunyai banyak ragam bahasa daerah yang belum termuat di kamus.

Menurut laporan dari Arman Dhani, saat ini, terdapat upaya pengembangan kosakata dan Bahasa Indonesia melalui pengayaan daya yang dilakukan oleh 30 UPT Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa di 30 provinsi di Indonesia.

Ke-30 provinsi yang mengelola 700 lebih bahasa daerah telah melakukan pengusulan dengan cara itu sejak KBBI Edisi IV. Inventarisasi itu melibatkan tim perkamusan dan peristilahan dari Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra.

Jadi, sebetulnya, Indonesia itu sangat kaya akan kosakata, hanya saja belum semuanya terdaftar di KBBI. Toh, yang sudah terdaftar pun (120 ribu kosakata) belum tentu sudah kita kuasai semuanya.

Jujur, saya sendiri masih belum begitu familiar dengan kosakata tertentu dalam Bahasa Indonesia, sehingga harus membuka kamus untuk mengetahui artinya.

Daripada Mbak Indah mengatakan Bahasa Indonesia itu miskin kosakata, lebih baik Mbak Indah bermain (baca: mempelajari) kosakata Bahasa Indonesia, agar mengenal lebih banyak kosakata baru. Enggak pantas kita menjelekkan bahasa kita sendiri, loh Mbak!

Beberapa Cara Memperkaya Kosakata

Ada setidaknya dua cara yang bisa kita lakukan untuk memperkaya kosakata Bahasa Indonesia. Cara pertama adalah dengan membaca dan cara yang kedua adalah menulis. Mari kita melihat kedua cara ini lebih jauh sebagai berikut.

Pertama, kebiasaan membaca. Saya kira kita setuju bahwa bangsa yang maju tidak dibangun hanya dengan mengandalkan kekayaan alam yang melimpah dan jumlah penduduk yang banyak. Bangsa yang maju itu ditandai dengan masyarakatnya yang literat.

Masalahnya, bangsa kita, memiliki minat baca yang sangat rendah. Dalam bagian pendahuluan dari buku saya berjudul Gembala Jemaat, Perlukah Menulis? saya memberikan data dari United Netions Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Di tahun 2016, Indoensia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara di dunia. Sementara itu, hasil survei Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2015, yang diumumkan pada awal Desember 2016 menunjukkan hasil yang tak jauh berbeda. Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 72 negara.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarin, prihatin sekali dengan perolehan peringatan Program for Internatinal Student Assessment (PISA) tahun 2018 yang baru dirilis pada 3 November 2019.

Posisi bidang baca anak Indonesia berada di peringkat ke-6 terbawah dengan skor hanya 371 -- jauh di bawah negara tetangga kita, Malaysia yang mendapat skor 415. Ini menunjukkan bahwa budaya baca masyarakat Indonesia masih sangat renndah.

Apabila kita ingin memperkaya kosakata dalam interkasi, maka kita perlu meningkatkan kebiasaan membaca buku dalam Bahasa Indonesia. Semakin sering kita membaca, niscaya semakin banyak kita menguasai kosakata baru.

Kedua, kebiasaan menulis. Selain meningkatkan kebiasaan membaca, kita juga perlu meningkatkan kebiasaan menulis untuk memperkaya kosakata kita.

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk mengungkapkan gagasan atau ide melalui bahasa tulis. Kegiatan ini bukan perkara yang mudah, karena menuntut kita untuk lebih kreatif dalam mengatur pola pikir kita.

Salah satu hal yang paling berpengaruh dalam proses menulis adalah penguasaan kosakata. Dengan menguasai kosakata, maka pemilihan diksi dalam tulisan bisa sangat tepat, sehingga informasi dalam tulisan tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada khalayak pembaca.

Waktu saya menulis skripsi dulu, dosen pembimbing saya banyak mengoreksi susunan pengalimatan saya. Dia menilai pengalimatan saya sangat buruk. Ada banyak kata yang dinilainya tidak sesuai. Sehingga, pernah sekali waktu dia mengatakan bahwa tulisan saya seperti anak SD.

Sejak peristiwa itu, saya terus berlatih menulis dengan baik. Saya memperbanyak membaca. Belakangan, saya menerbitkan beberapa buah buku dan dosen pembimbing tersebut memberikan apresiasi atas perubahan dalam diri saya.

Dengan menulis, maka kosakata baru mudah kita ingat. Kita juga akan terlatih menggunakan diksi yang tepat dalam membuat kalimat. Demikian, dua cara yang bisa dilakukan untuk memperkaya kosakata kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun