Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Narablog

Senang traveling dan senang menulis topik seputar Sustainable Development Goals (SDGs).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Tenggelam di Danau Saat Musim Hujan, Orangtua Perlu Waspada

8 Januari 2024   15:00 Diperbarui: 8 Januari 2024   15:45 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak tenggelam. (sumber gambar: unsplash.com)

Pada awal Januari 2024, cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Curah hujan yang meningkat secara signifikan disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadinya banjir di beberapa kawasan.

Artikel ini menyoroti peran orangtua dan pemerintah dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam seperti banjir. Selain itu, artikel ini mencermati perlunya mengajari anak-anak berenang sejak dini sebagai upaya pencegahan tenggelam.

Orangtua perlu untuk lebih proaktif dalam melibatkan anak-anak dalam kegiatan berenang sejak dini sebagai langkah preventif.

Fenomena Tenggelamnya Anak-anak di Danau Saat Musim Hujan

Seperti yang kita ketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan terkait cuaca ekstrem pada periode 31 Oktober hingga 6 November 2023 lalu.

Cuaca ekstrem di hampir seluruh provinsi di Indonesia, yakni curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang dapat meningkatkan potensi dampak fenomena hidrometeorologi seperti banjir.

Sejak Oktober 2023 hingga awal Januari 2024, bencana masih banjir terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Salah satu wilayah yang dilanda hujan lebat dan angin kencang disertai petir ialah wilayah Banten.

Tatang Rusmana sebagai Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Kelas I Serang mengeluarkan peringatan dini waspada cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar wilayah Banten, yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, kabupaten Serang, Kota Serang, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.

Peringatan yang dikeluarkan pada Senin (8/1/2024) itu, dinilai pihaknya berpotensi menimbulkan bencana alam seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung.

Sehari sebelum peringatan tersebut, dua bocah berinisial NH (12) dan R (12) ditemukan tenggelam di danau Kawasan Puri Kartika, Kecamatan Cileduk, Kota Tangerang pada Minggu (7/1/2024). Demikian laporan dari tribunnews.com.

Dua bocah korban tenggelam ditemukan dalam kondisi telungkap di atas permukaan air di radius 100 meter dari lokasi kejadian. Tentu, kita semua prihatin atas peristiwa tragis yang menimpa kedua bocah tersebut.

Sebenarnya, peristiwa tenggelamnya anak-anak di danau/sungai saat musim hujan bukan hanya di wilayah Banten saja, tetapi juga terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Artinya, musim hujan selalu mengintai keselamatan anak-anak, ketika mereka bermain di sungai atau saluran air.

Perlu Adanya Kewaspadaan dari Orangtua

Lantas, bagaimana kita menyikapi fenomena tenggelamnya anak-anak di danau/sungai saat musim hujan?

Orangtua adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap keselamatan anak-anak. Tenggelamnya anak-anak terseret arus sungai adalah karena kelalaian para orangtua.

Karena itu, orangtua perlu meningkatkan kewasapadaan terhadap buah hatinya, khususnya saat musim hujan tiba. Jangan pernah membiarkan anak-anak bermain hujan di bantaran sungai atau saluran air. Selain dapat mengancam keselamatan, juga dapat mengancam kesehatan anak-anak.

Perlu Adanya Kewaspadaan dari Pemerintah

Selain masyarakat (orangtua anak), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah institusi pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengawasi keselamatan masyarakat.

Pada musim hujan mereka harus sigap. Mereka harus siap turun ke lapangan, khususnya ke lokasi rawan banjir untuk menghimbau masyarakat setempat agar tidak membiarkan anak-anak bermain hujan di bantaran sungai atau saluran air.

Masyarakat malah lebih senang, apabila pihak pemerintah dapat menyambangi mereka ke lokasi dan menyampaikan imbauan waspada banjir, ketimbang menyampaikannya melalui media massa atau medsos, meskipun penyampaian via medsos juga perlu.

Perlunya Mengajari Anak Berenang Sejak Dini

Mengutip laman cnnindonesia.com., menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tenggelam telah menyebabkan lebih dari 2,5 juta kematian dalam satu decade terakhir. Sebanyak 90% dari kematian tersebut terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Secara global, tingkat teggelam tertinggi terjadi pada anak-anak bermur 1 hingga 4 tahun, diikuti oleh anak-anak berumur 5 hingga 9 tahun.

Salah satu upaya pencegahan tenggelam yang digaungkan oleh WHO ialah mengajarkan anak-anak usia sekolah tentang keterampilan dasar berenang. Kapan boleh mengajarkan anak berenang? Anak di bawah umur 5 tahun sudah boleh dikenalkan pada air.

Hal ini dilakukan agar anak tidak kaget atau takut kepada kolam renang, sungai, atau laut ketika ia beranjak dewasa. Adapun teknik dasar renang yang perlu diajarkan adalah teknik pernapasan, teknik kaki, dan teknik tangan.

Belajar berenang, sebenarnya, bukan hanya cara untuk menghindari anak dari risiko tenggelam. Namun, banyak manfaat lain yang bisa didapat anak dan bayi dari belajar berenang, salah satunya memupuk kepercayaan diri. Anak yang percaya diri di dalam air, akan tidak mudah panik dalam situasi darurat.

Saya meyakini bahwa, dengan mengajari anak berenang sejak dini, maka di masa yang akan datang, ketika terjadi bencana banjir atau kecelakaan tranportasi, anak tidak kaget atau takut tenggelam. Dia bisa survive di dalam air.

So, tunggu apalagi, latihlah anak anda berenang sejak dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun