Mohon tunggu...
Bilal Ahmad Bonyan
Bilal Ahmad Bonyan Mohon Tunggu... -

Ahmadiyya Moslem Society\r\n\r\nlove for all hatred for none

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mencari "Kerikil"

25 Oktober 2010   13:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ketika saya masih dalam pendidikan, seorang dosen saya sebelum memulai pelajaran beliau menceritakan sebuah “dongeng” yang selalu saya ingat hingga sekarang. Kisah ini untuk saya pribadi sangat memberikan motivasi untuk terus mencari dan mencari.

Di depan kelas beliau bercerita…

Pada suatu hari ada seorang pemuda yang tengah melakukan perjalanan dengan berjalan kaki, tanpa tahu tujuan mau kemana, si pemuda terus saja berjalan. Sampai akhirnya di suatu tempat ia berjumpa dengan seorang kakek yang tengah tertidur lelap dibawah sebuah pohon yang rindang.Melihat kondisi kakek tersebut, anak muda ini merasa iba dan berusaha untuk membangunkannya, mungkin ingin memberi sesuatu yang bisa dimakan oleh si kakek tuaitu.

Si pemuda menepuk-nepuk badan kakek tua itu tetap si kakek tetap tidak bangun. Sampai akhirnya pemuda ini merasa ragu untuk membangunkannya, dan akhirnya si pemuda terus berlalu meninggalkan si kakek tua tersebut. Baru beberapa langkah si pemuda meninggalkannya, kemudian terdengar suara kakek tua itu memanggil. “anak muda tunggu, di depan nanti kamu akan melihat sebuah sungai. Datanglah ke sungai itu dan ambillah apa saja sehingga kamu tidak kuat untuk membawanya. Karena apa bila kamu sudah melewatinya kamu tidak akan dapat kembali lagi..!”

Kemudian pemuda itu melanjutkan perjalanannya. Setelah berjalan sekian lama, si pemuda ini tidak juga melihat sebuah sungai. Dalam hati ia bergumam..”apa kakek tua itu berbohong ya…? Dari kejauhan si pemuda melihat sebuah bukit, ia pun lahir menghampiri bukit tersebut. Sesampainya di puncak bukit ia berteriak sepuas hati, lalu ia menundukan kepalanya. Tanpa sengaja ia melihat sebuah sungai yang mengalir dengan tenang dengan air yang jernih.

si pemuda berlari dan kemudian menjatuhkan dirinya ke dalam sungai. Dengan tenang si pemuda menikmati segarnya air sungai. Namun tidak berlama si pemuda bersikap seperti orang yang baru sadar dari mimpi…”ooo ya…kakek tua itu, tapi apa yang bisa saya ambil dari sungai ini. Disini hanya ada kerikil-kerikil kecil..?!” “tetapi kakek tua itu telah berkata jujur kepada saya tentang sungai ini…”

singkatnya si pemuda mengambil beberapa buah kerikil lalu melanjutkan perjalanannya. Hari mulai malam dan si pemuda mendirikan sebuah tenda unutk beristirahat. Ditengah lelapnya istirahat, kemudian sipemuda terbangun karena ada sesuatu yang mengganjal dan menyakitkan. Tanpa sadar ia keluarkan benda itu dan ia lempar keluar. Dengan terhentak si pemuda heran melihat batu itu ternyata terlah berubah menjadi sebuah batu permata.”….???” akhirnya si pemuda menyesali apa yang telah diperbuatnya…”seandainya saya mengambil lebih banyak lagi..!”

selesai menceritakan “dongeng” tersebut pak dosen berkata, itu perumpamaan seorang pelajar, ketika kita dalam masa pendidikan maka “ambillah” ilmu sebanyak-banyaknya, karena kita tidak tahu ilmu yang mana di suatu hari nanti akan menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat dalam hidup kita.

Saya mengqiyaskan dunia pelajar dengan kehidupan kita di dunia ini, kita tidak tahu amal kita yang mana yang akan menyelamatkan kita dikehidupan kelak.

Love for all hatred for none

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun