Mohon tunggu...
Bhayu MH
Bhayu MH Mohon Tunggu... Wiraswasta - WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Rakyat biasa pecinta Indonesia. \r\n\r\nUsahawan (Entrepreneur), LifeCoach, Trainer & Consultant. \r\n\r\nWebsite: http://bhayumahendra.com\r\n\r\nFanPage: http://facebook.com/BhayuMahendraH

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ganjar "Dihajar"

12 Desember 2023   15:05 Diperbarui: 13 Desember 2023   03:35 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase hasil survei ketiga pasangan capres-cawapres. (Sumber: Kompas.com)

Seakan pernyataan buruk saja tidak cukup, masih ada perlakuan buruk kepada Jokowi sebelum pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-2 di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung-Jakarta Selatan pada hari Selasa, 21 Juni 2022. 16) Dalam video yang direkam oleh Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, tampak Presiden Jokowi duduk di sebuah kursi tanpa sandaran lengan, berhadapan berseberangan dengan Megawati dibatasi meja kerja. Posisi tersebut secara "gesture" menempatkan Jokowi sebagai "sub-ordinat" dari Megawati. Ada yang bilang itu seperti murid menghadap guru. Tapi saya malah melihat seperti bawahan menghadap atasan.

Kejadian itu masih diperparah dengan putri kandung Megawati, Puan Maharani yang menjabat Ketua DPR RI, dengan santai membuat vlog pertemuan ibunya dengan sang "bawahan". Banyak rakyat terutama netizen di media sosial yang tak suka dengan video yang beredar luas tersebut.

PDIP mungkin lupa, pemilih mereka di dua Pemilu terakhir yang mereka menangkan hanyalah 23.681.471 suara atau 18,95 % pada 2014, dan 27.053.961 suara atau 19,33 % pada 2019. Sementara, perolehan suara Jokowi yang menjadikannya Presiden ketujuh Indonesia mencapai 70.997.833 atau 53,15 % pada 2014, dan 85.607.362 suara atau 55,50 % pada 2019. Tidak perlu menjadi ahli statistika atau matematika untuk tahu, bahwa ada selisih suara pemilih Jokowi yang bukan pemilih PDIP.

Perbedaan waktu Pilpres dan Pileg pada Pemilu 2014 menyebabkan "coat tail effect" atau diterjemahkan "efek ekor jas". Artinya, parpol yang mencalonkan presiden yang menang mendapatkan limpahan keuntungan kepopuleran yang berimbas pada naiknya jumlah suara pemilih. Untuk menghindarinya, sejak Pemilu 2019 lalu, Pilpres dan Pileg dilangsungkan bersamaan.

Kini, kesombongan PDIP yang meremehkan kekuatan Jokowi menuai "pil pahit". PDIP sebagai parpol meremehkan kekuatan Jokowi yang punya "bala tentara" relawan yang setia. Deklarasi organisasi relawan Jokowi terbesar -"Pro-Jokowi" alias "Projo"- yang menyatakan mendukung Prabowo Subianto pada hari Sabtu (14/10/2023) 17), telah membuat "peta pertempuran" berubah. Relawan "Projo" adalah "die-harder" Jokowi. Ibaratnya, mereka itu "pejah-gesang nderek Pakdhe". Dan kekuatan massa mereka yang bahkan sudah bekerja sejak mencalonkan Jokowi sebagai Bacalon Walikota Solo pada 2005, tidaklah bisa dipandang remeh. Komunitas "kemaren sore" yang dibuat untuk mendukung Ganjar, tidak ada yang sesolid itu. Malah, sudah banyak yang "bunuh-bunuhan" di dalam sebelum "berperang". Di samping, Ganjar sendiri seperti menjaga jarak dengan relawan yang kebingungan.

Blunder Ganjar

Selain blunder dari PDIP, Ganjar sendiri juga beberapa kali membuat blunder atau kesalahan yang tidak perlu. Menurut Lingkaran Survei Indonesia pimpinan Denny J.A. (LSI Denny J.A.), ada beberapa blunder yang dibuat Ganjar. Dikutip oleh viva.co.id, Ardian Sopa -peneliti LSI Denny J.A.- mengungkapkannya dalam tayangan video di kanal resmi lembaga tersebut pada hari Senin (11/12/2023). 18)

Pertama, saat Ganjar menolak penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Alasannya adalah karena keikutsertaan tim Israel. Terlihat dari hasil survei, pada Maret 2023, elektabilitas Ganjar 36,2 %. Namun, setelah blunder tersebut, turun menjadi 32,4 % pada April 2023.

Kedua, adalah saat kubu paslon nomor urut 3 mengkritisi keras Jokowi. Elektabilitas Ganjar-Mahfud yang di Oktober 2023 sebesar 35,3 %, turun menjadi 28,6 % di awal November 2023 dan merosot lagi menjadi 24,9 % di akhir November 2023.

Saya pribadi mencatat masih ada sejumlah blunder Ganjar yang dilakukan di depan publik secara terbuka. Terutama sekali terlihat ia "memakai topeng" yang tak nyaman dikenakannya. Sehingga, tanpa sengaja secara spontan "topeng" itu terlepas dari wajahnya.

Pertama, soal persepsi "Ganjar suka bokep". Itu sebenarnya karena ucapannya saat diwawancara di podcast "Close The Door" di kanal resmi Deddy Corbuzier yang diunggah di kanal berbagi video Youtube pada 3 Desember 2019. Tayangan tersebut diberi judul "GANJAR PRANOWO NONTON VIDEO P0RN0 TANPA MARAH MARAH :D". 19) Sebenarnya, maksud Ganjar adalah bersikap jujur, apa adanya. Seperti dikutip oleh kumparan.com, "Sebenarnya (saat menjawab), ingin menunjukkan bahwa orang tuh harus jujur, karena kebanyakan kan enggak berani." 20) Namun, publik sudah terlanjur mempersepsi berbeda. Apalagi, potongan videonya yang memuat ucapan bernada "miring" itu justru direplikasi dan diviralkan. Rusaklah citra Ganjar di mata sebagian rakyat yang merasa religius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun