Mohon tunggu...
Demus Bezakel
Demus Bezakel Mohon Tunggu... Mahasiswa

Futsal, sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kelemahan Bukan Halangan, Tapi Titik Awal

23 Agustus 2025   11:17 Diperbarui: 23 Agustus 2025   11:17 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita sedang dihalang oleh kaca|Pixels

Setiap orang pasti pernah merasakan kelemahan. Ada yang merasa kurang pintar di sekolah, ada yang tidak percaya diri ketika berbicara di depan banyak orang, ada juga yang merasa kalah karena keterbatasan ekonomi atau latar belakang keluarga. 

Saya pun pernah berada di titik itu. Saat melihat teman-teman lebih cepat menguasai pelajaran, lebih mudah berbicara, atau lebih berani tampil, hati saya sering bertanya kenapa saya tidak seperti mereka?

Awalnya saya menganggap kelemahan sebagai penghalang. Rasanya seperti ada tembok besar yang menutup jalan, membuat langkah saya kecil, bahkan nyaris berhenti. 

Tetapi, semakin saya berjalan dalam hidup, saya mulai belajar melihat kelemahan dengan cara yang berbeda. Kelemahan bukanlah akhir. Justru di situlah awal sebuah perjalanan dimulai.

Kelemahan Mengajarkan Kerendahan Hati

Kelemahan membuat kita sadar bahwa kita tidak sempurna. Ketika kita merasa mampu di segala hal, kita cenderung menjadi sombong dan lupa pada orang lain. Tetapi kelemahan mengingatkan bahwa kita manusia biasa, yang tetap membutuhkan proses, bantuan, dan bimbingan.

Bayangkan seorang siswa yang nilainya selalu jatuh di mata pelajaran tertentu. Jika ia menyerah, maka kelemahan itu menjadi jurang. Namun jika ia mau berusaha, belajar lebih tekun, meminta bantuan guru atau teman, kelemahan itu bisa menjadi jembatan menuju keberhasilan. 

Banyak kisah orang sukses yang dimulai dari kelemahan. Thomas Alfa Edison pernah gagal ribuan kali sebelum menemukan bola lampu. Albert Einstein dulu dianggap anak yang bodoh di sekolah. 

Bahkan tokoh-tokoh iman dalam Alkitab pun banyak yang memulai dari kelemahan: Musa gagap, Daud hanyalah gembala kecil, Petrus pernah menyangkal. Tetapi Tuhan justru memakai mereka dengan luar biasa.

Kelemahan sebagai Guru Kehidupan

  • Kelemahan adalah guru terbaik, karena darinya kita belajar hal-hal yang tidak diajarkan di kelas:
  • Kesabaran, ketika hasil yang kita harapkan tidak kunjung datang.
  • Ketekunan, ketika kita harus mengulang berkali-kali.
  • Kerendahan hati, ketika kita sadar tidak bisa berjalan sendirian.
  • Keberanian, ketika kita tetap melangkah walau penuh rasa takut.

Saya sendiri pernah merasa gagal ketika nilai ujian jatuh. Rasa malu muncul, apalagi ketika melihat teman-teman lain bisa lebih baik. Tetapi dari kegagalan itu, saya belajar untuk lebih tekun, berani bertanya, dan tidak malu meminta pertolongan. 

Perlahan, saya mulai menemukan cara belajar yang sesuai dengan diri saya. Artinya, kelemahan bisa menjadi titik balik menuju kekuatan.

Titik Awal Perubahan

Kelemahan bukanlah tanda berhenti. Ia adalah tanda bahwa kita masih punya jalan untuk ditempuh. Kita bisa menjadikan kelemahan sebagai titik awal perubahan.

Seperti biji kecil yang tampak tidak berdaya, ia justru bisa tumbuh menjadi pohon besar jika dirawat dengan air, tanah, dan cahaya matahari. Begitu juga dengan kita. Kelemahan bisa berubah menjadi kekuatan, asal kita berani merawatnya dengan usaha, doa, dan keyakinan.

Saat kita berani melangkah dari kelemahan, kita menemukan potensi baru yang sebelumnya tersembunyi. Bahkan, sering kali kelemahan membuat kita lebih peka pada orang lain yang sedang berjuang. Kita menjadi lebih empati, lebih peduli, dan lebih manusiawi.

Jangan pernah takut dengan kelemahan. Jangan biarkan kelemahan menjadi alasan untuk berhenti. Ingatlah kelemahan bukan halangan, tapi titik awal. Dari kelemahanlah kita belajar, bertumbuh, dan menemukan versi terbaik dari diri kita.

Jika hari ini kamu merasa lemah, jangan putus asa. Justru itu tandanya kamu punya kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru. Langkah kecil yang kamu ambil hari ini bisa menjadi awal dari perjalanan besar esok hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun