Mohon tunggu...
Bety sanjaya
Bety sanjaya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Vaksinasi, Ya atau Tidak?

19 Agustus 2018   19:12 Diperbarui: 21 Agustus 2018   08:54 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Vaksinasi pada anak menjadi trending topic lagi. Yang pro vaksinasi mungkin sebanyak yang kontra. Sepertinya hampir setiap hari saya menyaksikan perdebatan antara kedua kubu di media sosial.

Banyak yang membahas manfaat. Tak sedikit yang membahas risiko.  Dan yang lebih epik tentu saja, sisi agama pun diikutsertakan dalam perdebatan.

Sebagai seorang yang bekerja di perusahaan yang bergerak dalam bidang kesehatan (jiwa dan raga), termasuk anak, vaksinasi pun menjadi hal yang tidak bisa saya hindari. Yang terbaru adalah vaksin MR/Rubella.

Banyak orangtua pasien/klien/murid saya yang secara gembira menyambut pelaksanaan vaksinasi kolektif MR di klinik kami. Namun tak sedikit pula yang menolak, tentunya dengan cara yang halus.

Sebenarnya apa sih vaksinasi itu sendiri? Vaksinasi adalah pemberian bahan antigenik (vaksin) untuk merangsang sistem kekebalan individu sehingga kekebalan adaptif terhadap pathogen dapat terbentuk. Vaksinasi telah direkomendasikan oleh sistem perawatan kesehatan untuk semua anak, yang bahkan sebaiknya mulai diberikan semenjak anak berusia 6 minggu.

Banyak penyakit, seperti campak dan cacar air, sudah hampir dapat diberantas akibat vaksinasi ini, jadi kenapa sih kok masih banyak saja yang kontra terhadap vaksinasi? Beberapa orang percaya bahwa kemungkinan efek buruk dari vaksinasi sangat lebih besar daripada risiko penyakit yang mereka cegah.

Menetapkan pilihan apakah anak harus divaksinasi atau tidak dapat menjadi keputusan yang penuh tekanan dan menakutkan. Nah tidak ada salahnya mencermati pro dan kontra, mempelajari manfaat serta risiko dari pemberian vaksin, sehingga kita bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan membuat keputusan yang lebih terdidik.

Sebelumnya, ini ada beberapa fakta penting mengenai vaksinasi yang mungkin bisa menjadi pertimbangan orangtua dalam memutuskan.

  1. Penyakit mematikan seperti polio dan cacar telah benar-benar diberantas hanya dalam 60 tahun terakhir karena vaksinasi.
  2. Empat juta kematian anak-anak dapat dicegah karena vaksinasi.
  3. Beberapa vaksin diberikan secara oral, tidak semuanya melalui suntikan/injeksi
  4. CDC (Center for Disease Control and Prevention / Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) secara terbuka mengakui bahwa merkuri, yang nyata-nyata bersifat racun, digunakan dalam vaksin hingga hari ini.

Nah penggunaan merkuri dan beberapa senyawa kimia yang ditengarai berbahaya mungkin menjadi salah satu alasan terciptanya kubu kontra yang mengkritik vaksinasi. Sementara alasan lain yang mengikuti di antaranya:

  1. Ditengarai menggunakan media bagian tubuh binatang yang diharamkan, termasuk fetus dan juga darah orang yang terinfeksi penyakit menular. So, it's non-halal.
  2. Beberapa agama mengharamkan vaksin. Dan adanya kewajiban vaksinasi melanggar kebebasan beragama yang dilindungi secara konstitusional.
  3. Adanya kepercayaan bahwa pemberian vaksin malah akan membuat anak menderita autism.
  4. Tidak perlu divaksin juga sebenarnya tubuh manusia sudah punya autoimun, nah tinggal pertahanin kekebalan tubuh yang baik dengan cara hidup sehat dan mengkonsumsi makanan sehat yang alami. Tidak perlu diberi vaksin.

Tapi selain hal yang negatif itu, ada nggak sih hal-hal yang bisa membuat kita mantap menjadi pihak yang pro?

Ternyata ada. Inilah beberapa alasan untuk memilih vaksinasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun