Bilik Yang Terluka
Â
Oleh Beatrix Aran
Aku dengar sapaan bisu di tengah pengap yang nyaris manja pada subuh yang beku dari bilik yang sunyi, namun mengapa kali ini ia terluka setelah kubenamkan kepolosan pada jemari nista sang perawan?
***
Mengalir, meleleh keringat sembari menetes dalam gerimis hujan dari wajah kusamku.
Sekali lagi aku ingin berkisah tentang tragedy silam di pelataran penjara suci.
Tragedi silam menjadi mimpi terburuk yang sengaja kubiarkan lapuk bersama gerimis dan lebih tepatnya kubiarkan berlalu tanpa ada solider dari pemilik kisah itu, apalagi menaklukan kesepian bersama sepotong hati yang remuk, lebur tinggalkan puing-puing kehancuran.
Sungguh kali ini aku terluka, ditambah lagi luka bisu bilik malam itu.
Segalanya telah terjadi , dan diam-diam malam seperti beradu pandang dengan kisah silam itu.